Analisis kimia Analisis Kelayakan Usaha

commit to user Uji scoring atau uji skor berfungsi untuk menilai suatu sifat organoleptik yang spesifik, selain itu uji scoring dapat juga digunakan untuk menilai sifat hedoni atau sifat mutu hedonic. Pada uji scoring diberikan penilaian terhadap mutu sensorik dalam suatu jenjang mutu. Tujuan uji ii adalaah pemberian suatu nilai atau scor tertentu terhadap suatu karakteristik mutu. Pemberian skor dapat dikaitkan dengan skala hedonic yang jumlah skalanya tergantung pada tingkat kelas yang dikehendaki Rahayu, 2001.

F. Analisis kimia

1. Kadar Air Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan dalam persen. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan, karena air dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, dan rasa bahan pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi mengakibatkan mudahnya bakteri, kapang, dan khamir untuk berkembangbiak, sehingga akan terjadi perubahan pada bahan pangan. Makin rendah kadar air, makin lambat pertumbuhan mikroorganisme dan bahan pangan tersebut dapat tahan lama. Sebaliknya makin tinggi kadar air dalam bahan, makin cepat mikroorganisme berkembangbiak sehingga proses pembusukanakan berlangsung lebih cepat Winarno, 2002. 2. Kadar Beta karoten Betakaroten merupakan senyawa pigmen berwarna kuning atau oranye yang bersifat larut dalam lemak, tidak larut dalam air, mudah rusak karena teroksidasi pada suhu tinggi, dan menjadi penyusun vitamin A. Betakaroten berfungsi sebagai antioksidan, penting dalam pembentukan vitamin A, untuk pertumbuhan sel-sel epitel tubuh, mengatur rangsang sinar pada saraf mata, dan membantu pembentukan pigmen di retina mata. Betakaroten banyak terdapat pada sayur atau commit to user buah berwarna kuning atau oranye seperti wortel, ubi, labu kuning, jagung, dan sayuran berwarna kuning yang tertutup warna hijau klorofil AOAC, 1992.

G. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan kalayakan suatu usaha, baik dari segi teknik, ekonomi, maupun finansial. Analisis ekonomi bertujuan mengetahui apakah usaha yang dijalankan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Analisis finansial menitikberatkan kepada aspek keuangan berupa lalu lintas uang cash flow yang terjadi selama usaha dijalankan. Analisis ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok penjualan, serta kriteria kelayakan usaha. 1. Biaya Produksi Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan selama usaha dijalankan, yang dibedakan atas biaya tetap dan biaya tidak tetap. a. Biaya Tetap Fixed Cost Biaya tetap adalah biaya yang tetap dikeluarkan meskipun perusahaan tidak melakukan proses produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya usaha, biaya penyusutan alat, amortisasi, pajak dan asuransi dan dana sosial. b. Biaya Tidak TetapVariabel Variabel Cost Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan hanya jika melakukan proses produksi. Biaya variabel terdiri dari biaya, biaya bahan baku dan bahan pembantu, biaya kemasan, biaya bahan bakarenergi, biaya perawatan dan perbaikan. 2. Harga Pokok Penjualan Harga pokok penjualan adalah harga terendah dari produk yang tidak mengakibatkan kerugian bagi produsen. Harga pokok penjualan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut commit to user Harga Pokok Penjualan HPP = ulan produksib jumlah ulan produksib biaya Total 3. Analisis Rugi Laba Analisis laba rugi adalah suatu analisa keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akutansi. Jadi merupakan suatu analisis yang menunjukkan hasil-hasil operasi perusahaan selain periode tersebut. Pendapatan, netto atau laba adalah apa yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengurangan-pengurangan yang timbul didalam memproduksi barang dan jasa atau dari penerimaan yang diperoleh dengan penerimaan menjual barang dan jasa tersebut. Dengan kata lain, laba = penerimaan – pengeluaran. 4. Kriteria Kelayakan Usaha Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah break event point BEP, Return On Investment ROI, net benefit cost Net BC, dan pay back period PBP. a. Break event point BEP BEP digunakan untuk menentukan besarnya volume penjualan yaitu perusahaan tersebut sudah dapat menutup semua biaya-biaya tanpa mengalami kerugian maupun keuntungan. BEP adalah suatu titik kesinambungan pada titik tersebut jumlah hasil penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau perusahaan tersebut tidak mengalami laba atau rugi. Jika penjualan berjumlah kurang daripada jumlah yang ditunjukkan oleh titik ini, maka akan diperoleh kerugian bersih Astawan, 1999. Untuk menentukan nilai BEP atas dasar unit produksi adalah sebagai berikut: BEP unit =      bulan produksi kapasitas ap tidak tet Biaya jual Harga FC Tetap Biaya commit to user b. Return On Investment ROI Return On Investment ROI adalah perbandingan antara besarnya laba per tahun dengan besarnya modal, yang dinyatakan persen per tahun. 100 Produksi Biaya Total Laba ROI x  ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih antara hasil penjualan dengan biaya produksi keseluruhan belum dikurangi pajak pendapatan atau berdasarkan laba bersih yaitu laba dikurangi pajak pendapatan. Demikian juga dengan besarnya modal dapat dinyatakan sebagai modal tetap atau modal keseluruhan modal tetap ditambah modal kerja Sutanto, 1994. c. Net Benefit Cost Net BC Untuk mengkaji kelayakan proyek sering digunakan pula kriteria yang disebut benefit cost ratio-BCR. Penggunaannya dikenal dalam mengevaluasi proyek-proyek untuk kepentingan umum atau sektor publik. Meskipun penekanannya ditujukan kepada manfaat bagi kepentingan umum dan bukan keuntungan finansial perusahaan, namun bukan berarti perusahaan swasta mengabaikan kriteria ini Gittinger, 1986. Benefit Cost Ratio BCR adalah nilai perbandingan antara pendapatan dan biaya. Jika nilai BC lebih besar dari 1 maka perusahaan memenuhi salah satu kriteria untuk dikatakan layak. Jika nilai BC lebih kecil dari 1 maka perusahaan tidak layak berdiri rugi. Jika nilai BC = 1 maka perusahaan berada dalam keadaan impas Astawan, 2006. BC Ratio Produksi Biaya Keuntungan  d. Pay back period PBP Pay Back Periode merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal yang ditanam pada proyek. commit to user Nilai tersebut dapat berupa persentase maupun waktu baik tahun maupun bulan. Pay back periode tersebut harus lebih dari nilai ekonomis proyek. Untuk industri pertanian diharapkan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun atau sedapat mungkin kurang dari lima tahun. Rumus PBP adalah sebagai berikut Sutanto, 1994. Ab I Per iode Back Pay  Keterangan I : Jumlah modal Ab : Penerimaan bersih per tahun e. Internal Rate of Return IRR Internal Rate of Return IRR adalah suatu tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit penerimaan yang telah dipresent valuekan dan cost pengeluaran yang telah dipresent valuekan sama dengan nol. Dengan demikian IRR ini menunjukkan kemampuan suatu proyek untuk menghasilkan suatu returns, atau tingkat keuntungan yang akan dicapai oleh proyek tersebut. IRR akan selalu mendekati besarnya i sehingga sering dijadikan pedoman tingkat bunga yang berlaku i. Berdasarkan kriteria investasi IRR, suatu proyek akan dipilih apabila IRR ≥ social discount rate, sedangkan IRR kurang dari social discount rate maka proyek tersebut akan ditolak. IRR IRR i Ct - Bt t 1      n t Bt = penerimaan pada tahun t Ct = biaya pada tahun t n = umur ekonomi proyek i = suku bunga bank commit to user 34

BAB III METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktek Produksi Kerupuk Labu Kuning ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Pelaksanaan praktek produksi ini dilakukan pada Bulan April 2012.

B. Alat, Bahan dan Cara Kerja

Dalam sebuah kegiatan praktek produksi pembuatan kerupuk labu kuning diperlukan beberapa alat, bahan, dan cara kerja. Berikut ini merupakan alat, bahan, dan cara kerja yang digunakan dan dilakukan dalam praktek produksi ini : 1. Alat a. Alat yang di gunakan dalam Proses Produksi Pembuataan Kerupuk Labu Kuning adalah kompor gas, panci, wajan, serok, pengaduk, freezer , timbangan, cabinet dryer, baskom, solet, talenan, pisau, sendok, parut, plastik, karet gelang. b. Alat yang digunakan untuk uji organoleptik adalah alat tulis dan borang. c. Alat yang digunakan untuk uji kadar beta karoten adalah tabung reaksi, pipet, timbangan, vortex, sentrifugasi, kuvet, absorbansi. d. Alat yang digunakan untuk uji kadar air adalah timbangan, labu destilasi, alat destilasi khusus dengan penampung air yang menguap. 2. Bahan a. Bahan yang digunakan dalam Proses Produksi Pembuataan Kerupuk Labu Kuning adalah labu kuning, tepung tapioka, tepung terigu, bawang putih, garam dan penyedap rasa masako.