commit to user
c. Banyaknya serat dan kotoran; usahakan agar banyaknya serat dan kayu
yang digunakan harus yang umurnya kurang dari 1 tahun karena serat dan zat kayunya masih sedikit dan zat patinya masih banyak.
d. Tingkat  kekentalan;  usahakan  daya  rekat  tapioka  tetap  tinggi.  Untuk
ini hindari penggunaan air yang berlebih dalam proses produksi Radiyati, 1990.
Syarat mutu tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Syarat Mutu Tepung Tapioka Berdasarkan SNI 01-2905-1992 Kriteria Mutu
Satuan Persyaratan
Warna -
Putih khas tepung tapioka Bentuk
- Serbuk
Bau -
Normal Benda asing
- Tidak ada
Kadar Air 17,5
Kadar lemak dan kotoran maksimum
0,7
Sumber : SNI 01-2905-1992
3. Tepung Terigu
Tepung  terigu  merupakan  bahan  tambahan  dalam  pembuatan kerupuk.  Presentase  tepung  terigu  yang  digunakan  adalah  10  dari  berat
total  bahan  yang  digunakan.  Tepung  terigu  ini  ditambahkan  dalam pembuatan kerupuk yang bertujuan supaya kerupuk tidak lengket. Tepung
terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut  dalam  air.  Tepung  terigu  juga  mengandung  protein  dalam  bentuk
gluten,  yang  berperan  dalam  menentukan  kekenyalan  makanan  yang terbuat dari bahan terigu Cahyo, 2006.
Protein dalam gandum yang berupa gliadin dan glutenin membantu proses  pengikatan  air  dalam  adonan  kerupuk.  Dengan  demikian
penambahan tepung
gandum dalam
pembuatan kerupuk
akan meningkatkan  kadar  air  adonan,  sehingga  akan  mempengaruhi  proses
glatinisasi dan lama pemasakan adonan Indraswari, 2003.
commit to user
Secara  umum  komposisi  kimia  yang  terkandung  dalam  tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 2.6
Tabel 2.6 Komposisi Kimia Dalam Tepung Terigu Zat gizi
Kadar Energi
330 kal Protein
11 g Lemak
2 g Karbohidrat
72,4 g Zat kapur Ca
15 mg Phosporus P
130 mg Zat besi Fe
2 mg Vitamin A
- Thiamin B1
170 mg Vitamin C
- Sumber : Food Composition Tables, FAO 1949 dalam Sediaoetama, 1989.
Di pasaran banyak beredar jenis tepung terigu yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi berlainan. Jenis tepung terigu yaitu:
a.
Hard Wheat
Terigu Protein Tinggi. Tepung  ini  diperoleh  dari  gandum  keras  hard  wheat.
Kandungan proteinnya
11-13, sifatnya
mudah dicampur,
difermentasikan, daya serap airnya tinggi, elastis dan mudah digiling. b.
Medium Wheat
Terigu Protein Sedang. Jenis terigu medium wheat mengandung 10-11. Dibuat dari
campuran  tepung  terigu  hard  wheat  dan  soft  wheat  sehingga karakteristiknya diantara kedua jenis tepung tersebut.
c.
Soft Wheat
Terigu Protein Rendah. Tepung  ini  dibuat  dari  gandum  lunak  dengan  kandungan
protein  gluten 8-9. Sifatnya, memiliki daya serap  air  yang rendah sehingga  akan  menghasilkan  adonan  yang  sukar  diuleni,  tidak  elastis,
lengket dan daya pengembangannya rendah. d.
Self Raising Flour
Jenis  tepung  terigu  yang  sudah  ditambahkan  bahan pengembang dan garam. Penambahan ini menjadikan sifat tepung lebih
commit to user
stabil  dan  tidak  perlu  menambahkan  pengembang  lagi  ke  dalam adonan.
e.
Enriched Flour
Adalah tepung terigu yang disubstitusi dengan beragam vitamin atau  mineral  dengan  tujuan  memperbaiki  nilai  gizi  terkandung.
Biasanya harganya relatif lebih mahal. f.
Whole Meal Flour
Tepung  ini  biasanya  dibuat  dari  biji  gandum  utuh  termasuk dedak  dan  lembaganya  sehingga  warna  tepung  lebih  gelapcream
Anonim
e
, 2012. Syarat  mutu  Tepung  terigu  yang  digunakan  dalam  pembuatan
bahan  pangan  memiliki  beberapa  persyaratan  sesuai  SNI  01-2974-1992 yang dapat dilihat pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7. Standarisasi Tepung Terigu Dalam Bahan Pangan Jenis Uji
Satuan Persyaratan
Keadaan : Bentuk
Bau Rasa
Warna -
- -
- Serbuk
Normal bebas dari bau asing Normal bebas dari bau asing
Putih khas terigu Benda asing
- Tidak boleh ada
Serangga -
Tidak boleh ada Air
, bb Maksimal 14,5
Abu , bb
Maksimal 0,6 Protein
, bb Minimal 7,0
Keasaman mgKOH100 gr
Maksimal 50100 gr Besi Fe
mgkg Minimal 50
Zeng Zn mgkg
Minimal 30 Vitamin B1
Thiamin mgkg
Minimal 2,5 Vitamin B2
Riboflavin mgkg
Minimal 4 Asam folat
mgkg Minimal 2
Cemaran logam : Timbale Pb
Raksa Hg Tembaga Cu
mgkg mgkg
mgkg Maksimal 1,10
Maksimal 0,05 Maksimal 10
Sumber : SNI 01-2974-1992
commit to user
C. Bahan Tambahan Pembuatan Kerupuk
1. Bawang Putih
Bawang  putih  berfungsi  sebagai  penambah  aroma  dan  untuk meningkatkan  cita  rasa  produk  yang  dihasilkan.  Bawang  putih
merupakan  bahan  alami  yang  biasa  ditambahkan  ke  dalam  bahan makanan  atau  produk  sehingga  diperoleh  aroma  yang  khas  guna
meningkatkan selera makan Pangkulun dan Budhiarti, 1992. Menurut  Djumali  dkk.  1982,  bumbu  yang  digunakan  dalam
pembuatan kerupuk berfungsi untuk memperbaiki dan menambah cita rasa  kerupuk.  Bumbu  yang  digunakan  antara  lain  bawang  merah,
bawang putih, ketumbar dan sebagainya tergantung dari cita rasa yang diinginkan.
Menurut  Sugito  1992  bawang  putih  termasuk  tanaman rempah  yang  bernilai  ekonomi  tinggi  karena  memiliki  beragam
manfaat.  Manfaat  utama  bawang  putih  adalah  sebagai  bumbu penyedap  masakan  sehingga  menimbulkan  aroma  dan  mengundang
selera.  Di  dalam  bawang  putih  terkandung  banyak  zat  kimia  yang bermanfaat.  Komposisi  yang  terkandung  pada  bawang  putih  dapat
dilihat pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Komposisi Kimia Bawang Putih per 100 gram
Kandungan Jumlah
Air 66-71 gr
Energi 95-122 kal
Protein 4-7 gr
Lemak 0,2-0,3 gr
Karbohidrat 23-24 gr
Ca 26-42 mg
P 15-109 mg
K 346 mg
Sumber: Sugito 1992.