Modul Diklatpim Tingkat III
31
1. Brainstorming
Strategi ini sebagai upaya pemberdayaan pegawai yang dilakukan dengan mendorong para peserta untuk berani
mengungkapkan ide dan pemikiran dalam memecahkan masalah yang pada saat itu dibicarakan. Dalam hal ini
pimpinan hanya bertindak sebagai katalisator untuk mendukung kelancaran jalannya diskusi. Namun demikian
pimpinan harus memahami permasalahan yang sedang didiskusikan dan mempunyai jurus tertentu untuk mengatasi
masalah tersebut. Menurut Myers dan Lamm dalam Tjiptono 1995:137
dalam brainstorming dikenal adanya dua konsep, yaitu groupthink adalah merupakan fenomena yang terjadi
manakala peserta lebih banyak berfokus pada usaha untuk mencapai suatu keputusan daripada upaya menghasilkan
suatu keputusan yang baik, hal ini terjadi karena pemimpin terlalu banyak memberikan ketentuan dan tekanan untuk
mencapai kesesuaian. Strategi yang dapat diterapkan guna mengatasi groupthink antara lain:
a. Mendorong disampaikan kritik-kritik; b. Mendorong pengembangan berbagai alternatif;
c. Menugaskan salah seorang atau beberapa orang untuk
memainkan peranan sebagai penentang ide atau saran yang diajukan;
d. Melibatkan orang yang tidak familiar dengan isu yang dibahas;
e. Menyelenggarakan pertemuan tindak lanjut. 32
Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima
Salah satu bentuk lain dari Brainstorming adalah Nominal group technique. Teknik ini terdiri dari lima langkah yang
harus dilalui: a. Merumuskan permasalahan;
b. Mencatat ide masing-masing; c. Mencatat ide kelompok;
d. Memperjelas ide-ide; e. Masing-masing anggota kelompok memilih ide yang
dianggap sesuai.
2. Gugus Kualitas Quality Circle
Dalam gugus kualitas pegawai mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengidentifikasi, menganjurkan dan membuat
perbaikan lingkungan kerja, antara lain mendiskusikan permasalahan
pekerjaan, bagaimana
mengatasi masalah,
menawarkan konsep perbaikan, menetapkan tujuan dan membuat rencana. Perbedaan yang mendasar dengan brainstorming adalah
setiap peserta merupakan sukarelawan yang melaksanakan pertemuan sendiri, sedangkan brainstorming dilakukan bersama
dengan pimpinan manajer.
3. Kotak Saran
Cara ini dilakukan untuk menjaring berbagai masukan dari semua lapisan pegawai tanpa harus bertemu muka dengan pihak yang
diberi masukan, kritik ataupun saran. Biasa kotak saran ditempatkan pada tempat-tempat terbuka dimana pegawai mudah
untuk mendatangi.
Modul Diklatpim Tingkat III
33
4. Management by Walking Around
Strategi ini dilakukan oleh pimpinan sebagai cara untuk memonitor para pegawainya dengan cara berbicara dan melihat
langsung proses pekerjaan pegawai dan memperoleh berbagai masukan langsung dari pegawai. Dengan cara ini pegawai akan
benar-benar memahami apa yang mereka kerjakan, dan pimpinan akan dapat dengan cepat mengetahui berbagai kendala yang
dihadapi. Melalui penerapan prinsip pemberdayaan pegawai ini diharapkan
mampu bersikap lebih profesional dalam melaksanakan berbagai pekerjaannya, sehingga mereka dapat memberikan pelayanan
secara profesional. Dalam konsep pemberdayaan pegawai terkandung dua hal yang
saling berkaitan namun mempunyai dua pengertian, yaitu: a. Pelibatan
pegawai adalah
suatu proses
untuk mengikutsertakan para pegawai pada semua level organisasi
dalam pembuatan keputusan dan pemecahan semua masalah Tjiptono, 2005, 128. Arti penting kegiatan ini mengingat
pegawai yang paling dekat dengan masalah adalah sangat tepat untuk ikut pula memikirkan keputusan penyelesaian.
b. Pemberdayaan pegawai diartikan sebagai pelibatan pegawai yang benar-benar berarti. Dengan demikian pemberdayaan
tidak sekedar pemberian masukan dari pegawai melainkan juga memperhatikan, mempertimbangkan, menindaklanjuti
masukan tersebut apakah akan diterima atau tidak. Tanpa adanya pemberdayaan, pelibatan pegawai hanya merupakan
34
Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima
alat manajemen yang tidak ada gunanya. Oleh karena itu pelibatan harus dibarengi dengan pemberdayaan pegawai
Tjiptono, 128. Ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh organisasi
untuk melakukan pemberdayaan pegawai, yaitu: a. Manajerpimpinan dan penyelia memberi tanggung jawab
kepada pegawai; b. Melatih penyelia dan pegawai mengenai bagaimana cara
melakukan pendelegasian dan menerima tanggung jawab; c. Melakukan komunikasi dan umpan balik dari manajer dan
penyelia kepada bawahan; d. Memberikan penghargaan dan pengakuan sebagai hasil dari
evaluasi kepada pegawai atas jasa dan kontribusinya kepada organisasi.
Upaya pemberdayaan pegawai ini pada gilirannya akan meningkatkan kompetensi pegawai dalam mendukung organisasi
dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya. Namun yang perlu diingat adalah bahwa keberhasilan upaya
tersebut harus pula didukung oleh kepemimpinan yang kondusif terutama dalam menciptakan budaya yang sesuai untuk
menjalankan pemberdayaan pegawai, misalnya tidak ada resistensi dari level pimpinan, adanya kepercayaan terhadap kemampuan
pegawai sehingga pimpinan bersedia untuk mendelegasikan wewenang pada pegawai, budaya pengembangan pegawai agar
selalu siap memecahkan masalah dengan cepat.
Modul Diklatpim Tingkat III
35 Pemberdayaan pegawai merupakan strategi yang tepat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Karena dengan pemberdayaan pegawai secara otomatis akan memotivasi