Tipejenis dan Format SOP

Modul Diklatpim Tingkat III 97 Dalam praktek senyatanya, pelaksanaan penerapan SOP sangat tergantung kepada berbagai faktor yang meliputi seberapa jauh bentuk pengembangan perubahan SOP yang terjadi, ukuran dan sumberdaya organisasi, serta keinginan manajemenpengelola. Jika ternyata banyak prosedur yang telah dikembangkan, maka proses penerapan akan memerlukan waktu sampai benar-benar dikuasai sepenuhnya oleh para pelaksana.

d. Monitoring

dan Evaluasi M onitoring and Evaluation Pada bagian ini dibahas mengenai monitoring terhadap sejauh mana penerapan SOP memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja organisasi. Sedangkan evaluasi membahas penilaian sejauh mana perlu dilakukan perubahan-perubahan dalam SOP yang hasilnya menjadi masukan bagi penilaian kebutuhan SOP. Pelaksanaan penerapan SOP harus secara terus menerus dipantau sehingga proses penerapannya dapat berjalan dengan baik. Masukan-masukan dalam setiap upaya monitoring akan menjadi bahan yang berharga dalam evaluasi sehingga penyempurnaan- penyempurnaan terhadap SOP dapat dilakukan secara cepat sesuai kebutuhan. Agar monitoring dan evaluasi dapat berjalan dengan baik, maka perlu dibentuk tim monitoring dan evaluasi. Tim yang akan dapat bekerja secara efektif bila dipilih dari anggota tim yang 98 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima Sebagai sebuah dokumen operasional SOP Tehnis memuat: • Sistem penomoran • Tanggal efektif • Tanggal revisi • Halaman Judul • Daftar isi • Prosedur • Ruang Lingkup • Ringkasan • Definisi • Peringatan Keselamatan dan Keamanan • Peringatan Cautions • Keterkaitan Interferences • Kualifikasi Personel • Peralatan dan Perlengkapan • Prosedur • Pendataan dan Pencatatan • Quality Control • Referensi sebelumnya terlibat dalam tim pengembangan SOP. Agar tim monitoring dan evaluasi dapat bekerja dengan baik, tim ini perlu pula dibantu oleh tim yang berasal dari masing-masing unit kerja yang secara langsung dapat memantau jalannya penerapan SOP pada proses penyelenggaraan organisasi khususnya yang berkaitan dengan unit kerjanya sebagai bagian dari proses secara keseluruhan dari organisasi.

4. Tipejenis dan Format SOP

Secara umum SOP dapat dibedakan ke dalam dua tipemodel, yaitu SOP teknis technical SOP dan SOP administratif administrative SOP. SOP teknis adalah SOP yang banyak digunakan untuk prosedur- prosedur teknis dalam kaitan dengan pengoperasian peralatan, mesin, laboratorium, pesawat terbang, dll. Modul Diklatpim Tingkat III 99 Sebagai sebuah dokumen operasional SOP administratif m • Sistem penomoran • Tanggal efektif • Tanggal revisi • Halaman Judul • Daftar isi • Prosedur • Tujuan • Ringkasan • Definisi • Kualifikasi Personel • Checklist • Prosedur • Pencatatan • Quality Control • Referensi Sedangkan SOP Administratif adalah SOP yang dipergunakan untuk berbagai macam prosedur kegiatan administratif, mereview dokumen seperti kontrak, proyek perencanaan jaminan kualitas dan perencanaan manajemen kualitas, audit pekerjaan, menentukan kebutuhan pelatihan organisasi, menggambarkan prosedur internal manajemen kantor, dll. Format terbaik SOP adalah yang dapat memberikan wadah serta dapat menstransmisikan informasi yang dibutuhkan secara tepat dan memfasilitasi implementasi SOP secara konsisten. Format SOP sebagaimana yang di tulis oleh Richard Stup 2001 adalah sebagai berkut: 1 Langkah sederhana Simple Steps Simple steps dapat digunakan jika prosedur yang akan disusun hanya memuat sedikit kegiatan dan memerlukan sedikit 100 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima keputusan. Format SOP ini dapat digunakan dalam situasi dimana hanya ada beberapa orang yang akan melaksanakan prosedur yang telah disusun. Dan biasanya merupakan prosedur rutin. Dalam simple steps ini kegiatan yang akan dilaksanakan cenderung sederhana dengan proses yang pendek. Contoh SOP dengan format simple steps sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Nomor PK-C05 Tanggal 4 Maret 2005 Standard Operating Procedure Pengajuan Cuti Tahunan Dasar hukum: 1. Pegawai yang akan mengajukan cuti tahunan, harus mengisi formulir cuti tahunan, dan menyerahkan formulir yang telah diisi kepada Bagian Kepegawaian untuk diteliti mengenai hak cuti yang tersisa; 2. Pegawai yang mengajukan cuti menandatangi formulir pengajuan dan menyampaikan kepada atasan langsung yang bersangkutan dan pejabat yang berwenang memberikan cuti untuk ditandatangani; 3. Atasan langsung menyerahkan kepada pegawai yang bersangkutan; 4. Pegawai yang melaksanakan cuti wajib melapor kepada atasan langsung setelah melaksanakan cuti. Disahkan oleh: Kepala Modul Diklatpim Tingkat III 101 2 Tahapan berurutan Hierarchical Steps Format ini merupakan pengembangan dari simple steps. Digunakan jika prosedur yang disusun panjang, lebih dari 10 sepuluh langkah dan membutuhkan informasi lebih detail, akan tetapi hanya memerlukan sedikit pengambilan keputusan. Dalam hierarchical langkah-langkah yang telah diidentifikasi dijabarkan kedalam sub-sub langkah secara terperinci. Contoh SOP dengan hierarchical steps dapat disimak pada gambar di bawah ini: Nomor PK-C05 Tanggal 4 Maret 2005 Standard Operating Procedure Pengajuan Cuti Tahunan Dasar hukum: 1. Mengisi formulir cuti tahunan: • Formulir tersedia di Bagian Kepegawaian; • Isi formulir dan serahkan kepada Bagian Kepegawaian untuk diteliti mengenai hak cuti yang tersisa; • Formulir diserahkan kembali kepada pegawai yang mengajukan cuti setelah Bagian kepegawaian memberikan pengesahan mengenai hak cuti yang akan diambil sesuai dengan sisa cuti yang tersedia; • Pegawai yang mengajukan cuti menandatangi formulir pengajuan dan menyampaikan kepada atasan langsung yang bersangkutan. 2. Persetujuan atasan langsung dan pejabat yang berwenang memberikan cuti: • Atasan langsung yang bersangkutan memberikan persetujuan dengan memberikan tandatangan pada formulir pengajuan dan menyampaikan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti; • Pejabat yang berwenang memberikan cuti memberikan persetujuan dengan menandatangani formulir pengajuan, menyerahkan formulir kepada atasan yang bersangkutan untuk selanjutnya diserahkan kepada yang bersangkutan. 3. Pelaksanaan cuti: • Pegawai yang mengajukan cuti, menyampaikan satu berkas formulir asli kepada Bagian Kepegawaian, menyampaikan satu copy untuk 102 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima Bagian Tata Usaha, menyimpan satu copy untuk dirinya sendiri untuk dokumentasi. • Pegawai yang mengajukan cuti melaksanakan cuti dengan kewajiban sebelum melaksanakan cuti melaporkan kemajuan pekerjaan- pekerjaan yang menjadi tugasnya kepada atasan langsung; • Pegawai yang melaksanakan cuti wajib melapor kepada atasan langsung setelah melaksanakan cuti. Disahkan oleh: Kepala 3 Grafik Graphic Jika prosedur yang disusun menghendaki kegiatan yang panjang dan spesifik, maka format ini dapat dipakai. Dalam format ini proses yang panjang tersebut dijabarkan ke dalam sub-sub proses yang lebih pendek yang hanya berisi beberapa langkah. Hal ini memudahkan bagi pegawai dalam melaksanakan prosedur. Format ini juga bisa digunakan jika dalam menggambarkan prosedur diperlukan adanya suatu photograph atau diagram. Contoh format SOP Grafik adalah sebagai berikut: Modul Diklatpim Tingkat III 103 104 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima 4 Diagram Alir Flowcharts Flowcharts merupakan format yang biasa digunakan jika dalam SOP tersebut diperlukan pengambilan keputusan yang banyak kompleks dan membutuhkan jawaban “ya” atau “tidak” yang akan mempengaruhi sub langkah berikutnya. Format ini juga menyediakan mekanisme yang mudah untuk diikuti dan dilaksanakan oleh para pegawai melalui serangkaian langkah- langkah sebagai hasil dari keputusan yang telah diambil. Format flowchart menggunakan simbul-simbul tertentu yang merepresentasikan proses tertentu. Simbul-simbul dimaksud seperti tergambar di bawah ini: Modul Diklatpim Tingkat III 105 + , - Contoh Flowchart adalah sebagai berikut: 106 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima . Modul Diklatpim Tingkat III 107

C. I

NDEKS K EPUASAN Instrumen lain yang dapat digunakan sebagai alat akuntabilitas pelayanan adalah Indeks Kepuasan Pelanggan. Di Amerika Serikat indeks kepuasan pelanggan dikembangkan pertama kali oleh University of Michigan, dengan sebutan American Customer Satisfaction Index ACSI pada tahun 1994. Sedangkan di Eropa dikembangkan dengan nama European Customer Satisfaction Index ECSI. Pada sektor swasta, di Indonesia telah pula dikembangkan Indonesian Customer Satisfaction Award ICSA, dalam bentuk penghargaan terhadap produk yang berhasil memberikan kepuasan kepada pelanggan. Sedangkan pada sektor publik telah dikembangkan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM melalui Keputusan Menpan Nomor: 25 Tahun 2005 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM. Untuk mengukur kepuasan pelanggan, biasanya dikembangkan suatu instrumen dalam bentuk kuesioner. Kuesioner didisain sedemikian rupa sehingga dengan menggunakan pendekatan scaling yang hasilnya akan merupakan ukuran-ukuran kuantitatif yang mewakili kepuasan pelanggan. Melalui sebuah survei yang dilakukan secara berkala, pelanggan diminta untuk menilai kepuasannya terhadap pelayanan yang diberikan oleh sesuatu unit pelayanan, yang kemudian hasil penilaian tersebut dikonversikan ke dalam nilai-nilai tertentu. Atas dasar data-data yang diperoleh dari survei kepuasan pelanggan, selanjutnya pengolahan dan analisisnya. Ukuran yang akan dikembangkan dalam instrumen kepuasan pelanggan adalah berupa indeks. Indeks merupakan rasio antara 108 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima nilai sebenarnya dengan nilai tertentu yang menjadi dasar perhitungan perbandingan. Indeks sering digunakan karena seringkali kita ingin melihat perkembangan dari waktu ke waktu sebuah fenomena kuantitatif. Oleh karena itu indeks sering digunakan sebagai alat untuk melihat kemajuankemunduran atau peningkatanpenurunan ukuran kuantitatif tertentu. Dalam kaitan dengan kepuasan pelanggan, ukuran kuantatif tertentu yang dimaksud adalah kepuasan pelanggan. Instrumen yang digunakan dalam Keputusan Menpan Nomor: 25 Tahun 2005 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM, meliputi unsur-unsur: 1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; 3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggungjawabnya; 4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan berlaku; 5. Tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;