Obyektivitas, bahwa kegiatan penanganan pengaduan Akuntabilitas, bahwa Transparan, bahwa hasil kegiatan penanganan pengaduan

Modul Diklatpim Tingkat III 63

1. Berkadar Pengawasan.

Pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi atau adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau panyalahgunaan wewenang oleh aparatur negara, yang dapat mengakibatkan kerugian masyarakatnegara dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan umum, pembangunan dan pelayanan masyarakat. Dalam kaitan ini maka pengaduan yang berkadar pengawasan dapat dibedakan menjadi 3 tiga bagian, yaitu: a. Pengaduan masyarakat yang berkadar pengawasan dengan identitas pelapor jelas harus segera dilakukan penelitian pemeriksaan untuk membuktikan kebenaran informasinya; b. Pengaduan masyarakat yang berkadar pengawasan tetapi tidak jelas identitas pelapornya, tidak harus segera dilakukan pembuktian kebenarannya tetapi digunakan sebagai bahan masukan bagi bahan penelitian oleh instansi yang berwenang; c. Pengaduan masyarakat yang berkadar pengawasan tetapi permasalahannya yang sama, sedang atau telah dilakukan penelitianpemeriksaan, dijadikan tambahan informasi bagi proses pembuktian.

2. Tidak Berkadar Pengawasan.

Pengaduan ini adalah pengaduan masyarakat yang isinya mengandung informasi berupa sumbang saran, kritik yang konstruktif dan lain sebagainya, yang bermanfaat bagi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan 64 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima masyarakat. Pengaduan yang tidak berkadar pengawasan ini, dapat dijadikan bahan informasi atau untuk bahan pengambilan keputusankebijakan sesuai dengan materi yang dilaporkan. LAN; 2006 Masih berdasarkan keputusan yang sama, beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam pengelolaan pengaduan antara lain:

a. Obyektivitas, bahwa kegiatan penanganan pengaduan

masyarakat harus berdasarkan fakta atau bukti yang dapat dinilai berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan; b. Koordinasi, bahwa kegiatan penanganan pengaduan masyarakat harus dilaksanakan dengan kerjasama yang baik antar pejabat yang berwenang dan terkait berdasarkan mekanisme, tata kerja, dan prosedur yang berlaku, sehingga masalahnya dapat diselesaikan sebagaimana mestinya; c. Efektivitas dan efisiensi, bahwa kegiatan penanganan pengaduan masyarakat harus dilaksanakan secara tepat sasaran, hemat tenaga, waktu dan biaya;

d. Akuntabilitas, bahwa

proses kegiatan penanganan pengaduan masyarakat dan tindak lanjutnya harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan prosedur yang berlaku;

e. Transparan, bahwa hasil kegiatan penanganan pengaduan

masyarakat dilakukan berdasarkan mekanisme dan prosedur yang jelas dan terbuka, sehingga masyarakat yang Modul Diklatpim Tingkat III 65 berkepentingan dapat mengetahui perkembangan tindak lanjutnya. Selanjutnya masih dalam kebijakan yang sama untuk dapat melakukan penanganan pengaduan dengan baik, maka ada beberapa langkah awal yang harus dilakukan yaitu langkah- langkah penelaahan materi pengaduan, yang antara lain meliputi: a. Merumuskan inti masalah yang diadukan. Menghubungkan materi pengaduan dengan peraturan yang relevan; b. Memeriksa dokumen danatau informasi yang pernah ada dalam kaitannya dengan materi pengaduan yang baru diterima; c. Merumuskan rencana penanganan atau langkah-langkah yang diperlukan, seperti: klarifikasi, konfirmasi, penelitian atau pemeriksaan, investigasi untuk membuktikan kebenaran materi pengaduan. Dalam usaha pemberdayaan partisipasi masyarakat khususnya dibidang pengawasan dan intensifikasi penanganan pengaduan masyarakat, diharapkan agar setiap instansi dan unit pelayanan masyarakat mempunyai sarana pengaduan masyarakat seperti misalnya tromol pos, kotak pos atau bahkan menyediakan petugas khusus yang menangani pengaduan masyarakat. Berdasarkan jenjanghirarkhi kewenangan serta tanggung jawabnya, penyaluran pengaduan masyarakat dapat dibedakan dengan mempertimbangkan muatan masalah serta obyek terlapornya, yaitu: 66 Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima a. Apabila permasalahan yang disampaikan mengenai penyimbangan atau pelanggaran oleh oknum aparatur pemerintahnegara, berupa dugaan terjadinya penyalahgunaan wewenang, indisipliner termasuk sikap arogansi aparatur dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, korupsi, kolusi, nepotisme, pemborosan manipulasi keuangan negara dan atau sumber daya lainnya serta tindakan menyimpang lainnya yang dapat merugikan masyarakat dan negara, maka penyalurannya ditujukan kepada Aparat Pengawasan Fungsional Instansi seperti Inspektur Utama atau Inspektur Jenderal dengan tembusan kepada Men.PAN dan pimpinan instansi terkait. b. Apabila permasalahan yang disampaikan mengenai penyimpangan atau pelanggaran dalam pelaksanaan kebijakan dibidang kepegawaian, kelembagaan ketatalaksanaan, organisasi dan akuntabilitas aparatur maka penyalurannya ditujukan kepada pimpinan instansi terlapor dengan tembusan Men.PAN dan pimpinan instansi terkait. c. Apabila obyek terlapor bukan aparatur pemerintahnegara dan permasalahan yang disampaikan menyangkut manipulasi, korupsi, stabilitas kemanaan dan tindakan sejenis yang dapat mengakibatkan kerugian negara maupun menimbulkan keresahan kepada masyarakat dan atau membahayakan negara, maka penyalurannya ditujukan kepada Pimpinan instansi teknis terkait misalnya Menko Polhukam, Kejaksaan dengan tembusan kepada Men.PAN. Modul Diklatpim Tingkat III 67 d. Apabila terjadi kesalahan tujuan penyaluran dan atau lampiran surat penyaluran yang tidak sesuai, maka instansi penerimanya wajib segera mengembalikan keseluruhan berkas penyaluran kepada instansi yang menyalurkanmengirimkannya, agar dapat segera dilakukan langkah perbaikan sebagaimana mestinya. Pengaduan masyarakat yang telah dicatat, ditelaah dan diklarifikasi menurut masalah serta dikelompokkan menurut kategori berkadar pengawasan atau tidak berkadar pengawasan. Langkah selanjutnya adalah mencari bukti mengenai kebenaran pengaduan tersebut. Proses pembuktian pengaduan yang berkadar pengawasan dilakukan dengan melalui berbagai kegiatan sebagai berikut:

a. Konfirmasi dan Klarifikasi