Hubungan Antara Teori-teori Belajar dengan Pendekatan PMRI Metode Ekspositori

23 23 Gambar 1: Alur pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI.

2.4 Hubungan Antara Teori-teori Belajar dengan Pendekatan PMRI

Berdasarkan pemaparan di atas hubungan antara teori-teori belajar dengan pendekatan PMRI adalah sebagai berikut. 2.4.1 Teori Bruner Berdasar teori Bruner, PMRI cocok dalam kegiatan pembelajaran karena pada awal pembelajaran dimungkinkan siswa akan memanipulasi obyek-obyek yang ada kaitannya dengan permasalahan kontekstual yang diberikan guru. Kemudian pada proses matematisasi vertikal siswa akan memanipulasi simbol-simbol. 2.4.2 Teori Ausubel Teori belajar bermakna Ausubel sejalan dengan prinsip ketiga dari PMRI, yaitu siswa menggunakan cara mereka sendiri dalam memecahkan masalah dan mampu menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan permasalahan yang dihadapi. Jika pengetahuan yang telah dimiliki Permasalahan kontekstual Pemahaman masalah Pemecahan masalah Penarikan kesimpulan Penjelasan masalah Membandingkan jaw 24 24 siswa belum dapat digunakan dalam memecahkan masalah, maka guru perlu membimbing siswa secara terbatas. 2.4.3 Teori Piaget Teori belajar Piaget sejalan dengan PMRI karena dalam PMRI mengutamakan peran siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan atau mengkonstruksi konsep atau cara penyelesaian.

2.5 Metode Ekspositori

Menurut hasil penelitian di Amerika Serikat, banyak dari para ahli yang beranggapan bahwa metode ekspositori ini merupakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Metode ekspositori adalah suatu cara untuk menyampaikan idegagasan atau informasi dengan lisan atau tulisan. Dalam metode ekspositori bahan pelajaran sudah disusun oleh guru secara hirerarkis dan sistematis. Dalam proses belajar mengajar yang terjadi adalah guru menerangkan dan siswa menerima. Guru berbicara pada waktu awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal pada waktu diperlukan saja. Sedangkan siswa tidak hanya mendengarkan, mencatat saja, tetapi juga mengerjakan soal latihan dan bertanya kalau tidak mengerti. Sedangkan guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual, menerangkan lagi kepada siswa secara individual atau klasikal bila dirasakan banyak siswa yang belum jelas benar. Dari uraian ini tampak 25 25 proses belajar mengajar berlangsung satu arah, artinya guru lebih mendominasi proses belajar mengajar. Adapun kekuatan dari metode ekspositori yaitu: 1 dapat menampung kelas besar, tiap siswa mempunyai kesempatan aktif yang sama, 2 bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru, 3 guru dapat memberikan tekanan terhadap hal-hal yang penting, 4 guru dapat memberikan penjelasan bahan pelajaran secara individual atau klasikal lagi. Adapun kelemahan dari metode ekspositori yaitu: 1 hanya menonjolkan aktifitas mental siswa, 2 interaksi berlangsung satu arah saja, 3 pengetahuan yang didapat cepat hilang, 4 kepadatan konsep-konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berkaibat siswa tidak menguasai materi.

2.6 Tinjauan Tentang Keefektifan Pembelajaran