Kesimpulan Tinjauan Yuridis Terhadap Penetapan Pengesahan Perkawinan Adat Tionghoa Oleh Hakim

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Akibat hukum dari perkawinan yang dilangsungkan menurut hukum adat Tionghoa dan tidak dicatatkan, antara lain ketidakjelasan atau kekaburan status perkawinan, kelemahan kedudukan isteri dalam penuntutan pemenuhan hak-haknya, seperti hak untuk mendapatkan nafkah lahir batin dan harta gono gini, anak yang lahir dalam perkawinan adat Tionghoa yang tidak dicatatkan tersebut merupakan anak luar kawin dan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya saja sehingga tidak mempunyai hak mewaris atas harta warisan ayahnya serta tidak terdapat suatu harta bersama dalam perkawinan tersebut, melainkan hanya harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh masing- masing sebagai hadiah atau warisan, yang mana berada dibawah penguasaan masing-masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain. 2. Prosedur permohonan penetapan pengesahan perkawinan yang dilangsungkan menurut adat Tionghoa, antara lain sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Mendatangi kantor Pengadilan Negeri dalam wilayah tempat tinggal, membuat surat permohonan penetapan pengesahan perkawinan serta melampirkan surat-surat yang diperlukan. b. Membayar panjar biaya persidangan dan meminta bukti pembayaran yang akan dipakai untuk meminta sisa panjar biaya persidangan. c. Menunggu panggilan sidang dari pengadilan. d. Datang ke pengadilan sesuai dengan tanggal dan waktu yang tertera dalam surat panggilan dengan membawa segala dokumen yang diperlukan serta dapat menghadirkan saksi-saksi. e. Jika permohonan dikabulkan, pengadilan akan mengeluarkan putusanpenetapan pengesahan perkawinan yang salinannya dapat diambil dalam jangka waktu setelah 14 hari dari sidang terakhir. f. Salinan putusanpenetapan Pengesahan Perkawinan tersebut dibawa ke Kantor Catatan Sipil setempat untuk mencatatkan perkawinan tersebut. 3. Akibat hukum yang timbul dari Penetapan Pengesahan Perkawinan Adat Tionghoa oleh hakim adalah sama dengan akibat-akibat perkawinan yang dilangsungkan sah menurut hukum dan peraturan perundang-undangan, termasuk hubungan, hak dan kewajiban suami dengan isteri, orang tua dengan anak, dan timbulnya harta benda perkawinan. Akibat-akibat hukum tersebut secara ringkas sebagai berikut suami isteri memikul kewajiban untuk Universitas Sumatera Utara menegakkan rumah tangga, hak dan kedudukan isteri seimbang dengan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama, harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama, anak yang dilahirkan dalam perkawinan menjadi anak sah sehingga timbul hak dan kewajiban orang tua kepada anak dan sebaliknya serta timbul hak mewaris dari suamiisteri dan anak terhadap harta benda perkawinan. Selain itu, penetapan pengesahan perkawinan adat Tionghoa juga memberi akibat-akibat bagi pihak ketiga yang berkepentingan.

B. Saran