Pengertian Pencatatan Perkawinan Pencatatan Perkawinan

mempergunakan harta benda perkawinan tersebut. Suami memiliki wewenang penuh dan tidak memerlukan persetujuan isteri sekalipun dalam menggunakan harta benda yang diperoleh semasa perkawinan tersebut.

D. Pencatatan Perkawinan

1. Pengertian Pencatatan Perkawinan

Peristiwa hukum perkawinan, seperti juga peristiwa-peristiwa hukum yang lain dalam kehidupan seseorang misalnya kelahiran, kematian, perceraian dan penggantian nama memerlukan pencatatan di Kantor Catatan Sipil untuk memperoleh kepastian hukum bahwa telah terjadi suatu perkawinan. Kepastian hukum sangat penting artinya dalam setiap perbuatan hukum, yakni untuk menentukan hak dan kewajiban yang sah antara pihak-pihak yang berhubungan hukum tersebut. Menurut Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil bahwa Pencatatan Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana. 54 Sedangkan Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, 54 Pasal 1 angka 14 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Universitas Sumatera Utara perkawinan, perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan anak, perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan. 55 Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil bertujuan untuk memberikan keabsahan identitas dan kepastian hukum atas dokumen penduduk, perlindungan status hak sipil penduduk, dan mendapatkan data yang mutakhir, benar dan lengkap. 56 Menurut Arso Sastroatmodjo dan H.A. Wasit Aulawi mengatakan bahwa, “pencatatan perkawinan merupakan suatu tindakan dari instansi yang diberikan tugas untuk mencatat perkawinan dan perceraian, dilakukan menurut ketentuan yang berlaku dicatat dalam buku register.” 57 Sedangkan M. Yahya Harahap mengemukakan bahwa pencatatan perkawinan adalah “tindakan administratif yang mengharapkan pegawai catatan sipil untuk melakukan pencatatan tentang peristiwa penting yang dimuat dalam register perkawinan.” 58 Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai pencatatan perkawinan, yakni: a. Pencatatan perkawinan adalah suatu tindakan administratif. b. Pencatatan perkawinan harus dilakukan oleh Pegawai Pencatat Perkawinan. 55 Pasal 1 angka 16 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. 56 Pasal 2 Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. 57 Arso Sastroatmodjo dan H.A. Wasit Aulawi, Op.Cit., hal. 31. 58 M. Yahya Harahap, Hukum Perkawinan Nasional, Medan : CV. Zahir Trading Co., 1975, hal. 56. Universitas Sumatera Utara c. Pencatatan perkawinan harus berdasarkan atas ketentuan perundang- undangan.

2. Pencatatan Perkawinan menurut Peraturan Perundang-undangan yang