Upacara Adat TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Upacara Adat

Dalam KBBI upacara adat diartikan sebagai 1 Tanda-tanda kebesaran; peralatan menurut adat istiadat; 2 Rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan tertentu menurut adat atau agama 3 perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting 2001 : 1250. Adat dalam KBBI diartikan, 1 Aturan perbuatan dan sebagainya yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala; 2 Cara kelakuan dan sebagainya yang sudah menjadi kebiasaan; 3 Wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum,dan aturan yang satu dan lainnya berkaitan dengan suatu sistem 2001 : 1250 .

2.3.1 Upacara Adat pada Masyarakat Pakpak

Pada masyarakat Pakpak, istilah “Upacara” disebut Kerja. Masyarakat Pakpak pada umumnya mengenal dua bentuk upacara kerja . Pertama disebut Kerja Baik, yaitu upacara yang ada hubungannya dengan sukacita. Kedua adalah Kerja Njahat. Pengertian kata Njahat di sini tidak sama dengan pengertian jahat dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi suatu perasaan sedih; duka cita; atau keadaan jiwa yang gundah akibat mengalami suatu keadaan yang sedih, pilu dan lain-lain. Dengan kata lain Kerja Njahat adalah suatu upacara yang dilakukan yang ada hubungannya denga perasaan duka cita Berutu dan Nurbani, 1998 : 8. Jenis upacara yang berhubungan dengan upacara suka cita Kerja Baik : 25 Universitas Sumatera Utara 1. Merre nakan merasa Nakan Raja ’ Makanan raja’ 2. Mangan balbal ‘Makan putik nangka’ 3. Mengkelimbisi ‘Mensyarati bayi’ 4. Upacara menggonting ‘Memotong Rambut’ 5. Mertakil ‘Sunat’ 6. Merbekaskom ‘Upacara Perkawinan’ Dalam hal ini kerja njahat tidak diuraikan karena yang diteliti adalah upacara perkawinan merbekaskom yang merupakan bagian dari upacara sukacita. Merbekaskom berasal dari dari kata bekkas dan kom. Bekkas artinya tempat, kebiasaan, keberadaan, sedangkan kom artinya berhenti atau stop. Maksudnya bila seseorang masih remaja berarti belum mempunyai pegangan, tanggung jawab, atau masih bebas dari berbagai hak dan tanggung jawab terutama yang menyangkut adat istiadat. Setelah kawin, hal tersebut berubah dan si ego diberi peranan yang lebih kompleks dan besar dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

2.3.2 Perkawinan Pakpak

Masa peralihan hidup life cicle yang terpenting dari semua manusia di seluruh dunia adalah saat peralihan dari tingkat hidup remaja ke tingkat hidup berkeluarga, yaitu perkawinan Koentjaraningrat, 1981: 90. Hampir semua kelompok etnis mengakuinya dengan berpedoman kepada nilai, aturan dan kegiatan yang berhubungan dengan tahap tersebut. Demikian juga halnya dalam masyarakat Pakpak, bahwa perkawinan merupakan suatu hal yang 26 Universitas Sumatera Utara sangat penting. Dikatakan penting sebab dari beberapa jenis lingkaran hidup yang terdapat dalam suku Pakpak, perkawinan ini mempunyai tempat tersendiri baik dari segi dana dan waktu harus benar-benar dipersiapkan. Selain itu perkawinan itu sendiri mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam masyarakat Pakpak. Selain itu dalam pelaksanaannya melibatkan bukan saja antara sipemuda dan sipemudi sebagai calon pengantin namun juga melibatkan anggota kerabat ke dua belah pihak. Semua orang tua mempunyai harapan agar anaknya setelah besar cepat-cepat menikah untuk dapat meneruskan generasi. Ini dapat diketahui dari falsafah Pakpak: ” Mbelgah anak iperunjukken mbelgah berru ipejaheken ”. jika anak sudah besar seharusnya dikawinkan.

2.4 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan