Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan data yang diperoleh dari sumber data lisan maupun dari sumber data tertulis berupa dialogpercakapan persinabul pihak mempelai perempuan yang disebut kula-kula dengan persinabul pihak mempelai laki-laki sebagai berru. Upacara adat perkawinan yang ideal bagi orang Pakpak disebut sitari- tari atau merbayo. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum upacara merbayo dilaksanakan, yaitu: 1. Mengriritmengindangi meminang, 2. Mersiberen tanda burju tukar cincin, 3. Mengkata Utangmengelolo menentukan mas kawin, 4. Merbayo pesta peresmian, dan 5. Balik Ulbas kembali menapak jejak.

4.1.1 Mengriritmengindangi meminang

Mengririt meminang berasal dari kata ririt artinya seorang pemuda dan kerabatnya terlebih dahulu meneliti seorang gadis yang akan dinikahi. Mengindangi berasal dari kata indang yang artinya disaksikan atau dilihat secara langsung bagaimana watak dan kepribadian atau sifat-sifat si gadis. 40 Universitas Sumatera Utara Mengririt bukan hanya kewajiban laki-laki, namun juga merupakan kewajiban perempuan. Dalam falsafah Pakpak disebut “ pengririt pe daholi, pengririten daberru “, artinya walaupun laki-laki pintar untuk meneliti calon istri, namun wanita jauh lebih pintar lagi untuk mencari pasangan suami. Setelah ada persesuaian antara laki-laki dan perempuan, maka dilakukan tukar cincin mersiberren tanda burju.

4.1.2 Mersiberren Tanda Burju Tukar Cincin

Dalam tahap ini peranan pihak ketiga dianggap penting. Dari pihak sigadis sebagai saksinya adalah namberruna bibinya sedangkan dari pihak laki-laki saksinya adalah sininana satu marga. Pada saat tukar cincin kadang –kadang diakhiri dengan membuat ikrar atau janji yang disebut merbulaban. Contoh merbulaban adalah dengan membelah daun sirih dan setiap bagian dimakan masing-masing oleh yang membuat ikrar. Kata-kata yang diucapkan adalah “Ise siobah padan, bana roji jopok, janah jopok mo umurna”. Siapa mengingkari janji, pendeklah umurnya. Sanksi tersebut berlaku bagi kedua belah pihak. Bila sigadis ingkar, selain dia menerima hukuman atas bala sesuai dengan isi ikrar juga berlaku ketentuan : ”Siganda sigandua urat nipedem-pedem, sada gabe dua, tellu gabe enem”, artinya tanda mata yang diterima dari laki-laki harus dibayar dengan harga kelipatan dua. Sedangkan bila si pemuda ingkar janji berlaku falsafah : ”tinunjangna milikna,” artinya benda yang telah diberikan dianggap hilang. Kemudian salah seorang pengetuai saksi mengucapkan kata-kata : ”Kong pe urat ni buluh, kongen 41 Universitas Sumatera Utara deng urat ni padang, Kong pe kata ni hukum, kongen deng kata ni padan”. Artinya walaupun hukum memiliki kekuatan namun lebih kuat lagi perjanjian. Dengan kata lain sanksi dalam hukum umumnya dikenakan kepada yang melanggar, tetapi pengingkaran terhadap padan diyakini mempunyai pengaruh buruk sampai ke generasi selanjutnya. Setelah selesai tukar cincin maka baik saksi laki-laki maupun saksi perempuan langsung memberitahukan kesepakatan tersebut kepada ke dua orang tua masing- masing.

4.1.3 Mengkata Utang Menglolo membicarakan mas kawin

Tahapan selanjutnya adalah mengkata utangmenglolo membicarakan mas kawin. Tim yang datang untuk menglolo disebut penglolo dan tim mengkata utang disebut pengkata utang. Sebelum tim ini berangkat terlebih dahulu orang tua si calon pengantin perempuan mengundang keluarga dekat untuk menyampaikan akan datangnya tim pengkata utang dari calon pengantin laki-laki. Informasi ini diperoleh dari namberru bibi si gadis yang hendak kawin. Mereka yang berkumpul terdiri dari berru, sinina, dan kula- kula, serta keluarga dekat lainnya mendiskusikan kepada kerabat tersebut tentang jenis permintaan mas kawin. Pada saat itu juga ditunjuk seorang juru bicara persinabul dari pihak perempuan. Persiapan yang sama dilakukan juga oleh pihak orang tua calon pengantin laki-laki. Yang perlu dipersiapkan yaitu mas kawin berupa emas dan uang. 42 Universitas Sumatera Utara Ada dua kelompok yang akan berangkat ke rumah keluarga calon pengantin perempuan. Kelompok pertama disebut penglolo yang terdiri dari unsur berru dan kelompok ke dua disebut perkata-kata yang terdiri dari persinabul dan sinina atau dengan sibeltek, ditambah anggota kerabat yang akan membayar mas kawin. Persinabul bertugas sebagai juru bicara dalam mempertimbangkan dan dalam proses tawar -menawar besar kecilnya mas kawin. Kedatangan rombongan kerabat si calon pengantin laki-laki telah diberitahukan sebelumnya, sehingga pihak pengantin perempuan telah siap sedia, termasuk telah menyediakan makanan untuk rombongan calon pengantin laki-laki yang akan datang tersebut. Makanan yang dipersiapkan oleh orang tua calon pengantin perempuan adalah lauk ayam mersendihi untuk dimakan bersama. Sebelum makan, maka lauk ayam tersebut diserahkan oleh persinabul pihak perempuan kula-kula kepada persinabul dan rombongan pihak laki- laki berru sambil berujar: “Enmo dahke kene kade- kade nami, bagen mo kessa terpetupa kami, mangan mo kene merorohken pedasna, ulang mo enget kene roroh ndene merasa-merasa” Hanya ini yang dapat kami suguhkan dengan harapan tidak mengingat lauk yang enak di rumah bapak-bapak dan ibu-ibu. Selanjutnya diakhiri dengan sebuah pantun: Ketak-ketik mbelgah palu-paluna, Bagen pe siboi ipetupa kami dak mbelgah mo pinasuna. artinya sederhana pun makanan yang dihidangkan pihak si gadis agar mendatangkan berkat, lalu dilanjutkan dengan makan bersama. 43 Universitas Sumatera Utara Selesai acara makan, maka pihak keluarga si gadis yang telah mempersiapkan kerabatnya yang berhak menerima mas kawin dan juga persinabulnya, memulai pembicaraan dan menanyakan maksud dan tujuan kedatangan delegasi kerabat si pemuda. Sebagai ilustrasi dibuat inti dialog pada saat mengkata utang antara juru bicara persinabul. Pihak persinabul calon pengantin perempuan sebagai kula-kula disingkat dengan PP Pihak Perempuan dan juru bicara pihak laki-laki sebagai berru disingkat dengan PL Pihak Laki-laki. Demikian dialog yang terjadi: PP : Mendahi kene kade-kade nami,enggo kita sidung mangan tah bagi pe kessa boi ipepada kami, bage umpama mono tuhu,” Ketak-ketik mbelgah palu-paluna, bagi pe pemereken nami mbelgah mo pinasuna”. Asa mersodip kita asa itepa lahan menjadi rabi, tekka kade sibahan asa tong menjadi. Tapi bagidi pe dahke kuidah kami pekiroh ndene oda bage biasana iidah kami lengkap merberru mersinina, kumaranai oda katengku salahna asa bagahken kene Kerabat kami yang datang hari ini, kita telah selesai makan ala kadarnya mudah-mudahan Tuhan memberkati sehingga hari-hari mendatang bisa lebih sempurna pelayanan kami. Kepada kerabat kami supaya memberitahukan apa yang menjadi tujuan kedatangan kalian karena kerabat kami sudah lengkap adanya. PL: Lias ate mo tuhu taba kita sitampak pulung isen. Kene kade-kade nami, enggo tuhu ibereken kene kami mangan besur janah merasa, asa bage 44 Universitas Sumatera Utara umpama mono kudokken kami “ Kabang nina renggisa seggep i kayu mberade, kipangan ngono kessa kami mbisa tapi balesna jalo kene mo bai Tuhanta nai merbage-bage”. Terenget bage pekiroh nami dahke lako menukutken kinincor nami taba kene siboi mahan pengadun-adun nami Terima kasih atas penyambutannya dan makanan yang telah disediakan, kami hanya dapat menikmati tanpa memberi balasan yang setimpal, mudah-mudahan Tuhan membalas kebaikan tersebut. Kedatangan kami ke rumah ini untuk memberitahukan kemiskinan kami dan kalianlah tempat pengaduan kami. PP : Lias ate mo tuhu, kene silih nami tuhu ngono dahke beak ngono kami, tapi pellin beak bilangen ngo kessa, oda ngo beak harta. Tapi idah kami pekiroh ndene, kene oda pellin beak harta tapi deket ngo kuidah kami beak i bilangen. Alanai asa tangkas-tangkas mo bagahken kene kade situhunna pekiroh ndene Terima kasih ipar, kami memang cukup kaya dari segi keturunan, tapi tidak kaya akan harta. Kami melihat kerabat kami yang datang tidak hanya kaya keturunan tapi juga harta, oleh karena itu terus teranglah apa sebenarnya yang menjadi tujuan kedatangan kalian. PL : Lias ate mo tuhu, kene karina kade-kade nami, ari-ari sienggo salpun tupung pana merdalan-dalani anak nami mi kuta ndene en, enggo nina ipernipiken janah tergerek mi ukurna naing katena bere kene ia 45 Universitas Sumatera Utara perjuman, asa boi ia nggelluh i kuta en. Janah idah kami pene kene ngono simbellangna perjuman ndene janah naik nggaburna mahan perjuman. Jadi imo dahke maksud pekiroh nami Terima kasih, kerabat kami yang tercinta pada hari-hari yang lalu anak kami melihat bahwa kerabat kami mempunyai tanah yang luas dan subur harapan anak kami juga diberi lahan di kampung ini. Itulah maksud kedatangan kami. PP : Tuhu ngo dahke i mbellang ngono tanoh isen, tah tanoh bakune ngo kate ndene, tah darat ngo tah sabah, asa tangkas mono bagahken kene Betul memang tanah di wilayah ini cukup luas, kami mohon kejelasan jenis yang Bapak minta sawah atau tanah darat agar menjadi jelas. PL : Lias ate mo dahke, kene karina bayo nami, silih nami, karina ke kade-kade nami, isuruh anak nami kami misen nina dahke enggo sada nina arihna dekket berru ndene calon purmaen nami, jadi roh anak nami isuruh kami lako mengkuso utang nami dalan nami mersembah taba kene, jadi imo dahke pekiroh nami Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak dan Ibu. Kedatangan kami ke sini karena disuruh oleh anak kami karena anak laki- laki kami dan anak perempuan Bapak telah sepakat dan saling cinta jadi kedatangan kami ke sini adalah dalam rangka memberi hormat dan mempertanyakan kewajiban-kewajiban yang harus kami penuhi. 46 Universitas Sumatera Utara PP : Persinabul pihak perempuan menanyakan bibi si gadis namberruna apakah benar yang disampaikan oleh kerabat laki-laki itu tentang hubungan mereka si gadis. Bila benar maka dilanjutkan pembicaraan. Selanjutnya pembicaraan dilanjutkan secara lebih rinci dan teknis tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak. Ada beberapa hal yang dibicarakan dan diputuskan antara kedua belah pihak pihak laki-laki dan perempuan antara lain: menyangkut mas kawin, hari pelaksanaan dan masalah-masalah teknis lainnya. Nilai mas kawin yang paling tinggi pada etnis Pakpak adalah kain sarung oles. Sebab oles ini diyakini mempunyai makna magis dan nilai filosofis yaitu sebagai penghangat jiwa dan sebagai pengikat antara seseorang dengan orang lain atau antara kerabat laki-laki dan kerabat perempuan. Dengan memberikan oles kepada kula-kula dan orang tua merupakan simbol pemberi berkat. Dengan diberikannya oles kepada kula-kula orang tua maka secara langsung jiwanya akan hangat dan terpancarlah berkat kepada pihak berruna. Untuk itu setiap berru wajib memberikan oles dan uang kepada kula-kula sedangkan pihak kula- kula wajib memberi makan kepada berrunya yaitu berupa seekor ayam dan beras pada pesta perkawinan. Sedangkan kerabat dari si gadis sebagai posisi kula-kula pada saat upacara tersebut wajib membawa seekor ayam dan beras. Setelah selesai acara penentuan mas kawin, maka dilakukan mengikat kesepakatan tentang mas kawin mengkelcing utang setelah itu ditentukan waktu pelaksanaan upacara mengkias pudun. 47 Universitas Sumatera Utara Sebagai akhir pembicaraan maka semua hutang adat yang telah diputuskan diikat dengan suatu simbol disebut pengkelcing yakni memberikan sejumlah uang secara langsung dari persinabul pihak calon pengantin laki-laki kepada persinabul pihak kerabat calon pengantin perempuan yang telah mengikat hutang antara pihak laki-laki dan pihak perempuan. Kemudian dilanjutkan dengan pembayaran pago-pago sebagai tanda dicapainya kesepakatan. Biaya pago-pago berasal dari pihak laki-laki kemudian dibagi menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk pengetuai pihak laki-laki dua bagian untuk pengetuai pihak perempuan. Sebelum pago dibagikan, maka persinabul dari pihak laki-laki menyerahkan rumah atau sebagian mas kawin panjar kepada persinabul pihak perempuan untuk selanjutnya diserahkan kepada orang tua si gadis. Untuk itu persinabul perempuan terlebih dahulu menyerahkan sebuah pinggan piring berisi beras dan daun sirih yang dilapis dengan sumpit kembal. Kemudian persinabul pihak laki-laki menyerahkan mas kawin panjar yang diletakkan di atas pinggan dan disertai sehelai kain sarung sebagai tempat mas kawin tersebut. Kain sarung tersebut disebut penantum penampung. Menjelang hari pelaksanaan upacara, kedua belah pihak disibukkan dengan kegiatan masing-masing untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan upacara. Pihak laki-laki mengundang kerabat terutama berru dan sininana untuk makan bersama dan mengadakan perundingan khusus yang menyangkut dana dan pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap kaing. Kegiatan ini disebut dengan istilah muat nakan peradupen. Sebaliknya 48 Universitas Sumatera Utara pihak perempuan juga sibuk mempersiapkan tempat, peralatan dan kewajiban lain yang berhubungan dengan upacara. Berikut ini dijelaskan kegiatan muat nakan peradupen. Muat nakan peradupen dilakukan setelah diketahui hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh kerabat calon pengantin laki-laki setelah pelaksanaan mengkata utang. Muat nakan peradupen adalah suatu tahapan yang biasa dilakukan oleh pihak orangtua calon pengantin laki-laki sebelum upacara merbayo dilaksanakan. Caranya dengan mengundang kerabat dekat khususnya kelompok berru dan sinina untuk berkumpul, makan bersama dan mengadakan perundingan. Tujuan utamanya adalah untuk merundingkan runggu tentang bagaimana menghadapi kerabat calon pengantin perempuan pada saat upacara. Dengan kata lain menyangkut apa yang menjadi hak dan kewajiban kelompok kerabat dalam konteks perkawinan si ego. Kegiatan ini dipimpin oleh seorang persinabul juru bicara yang ditunjuk oleh sukut. Setelah selesai acara makan bersama juru bicara akan memimpin dengan memberitahukan tujuan undangan tersebut, yakni telah adanya kesepakatan antara kerabat calon pengantin perempuan dan kerabat calon pengantin laki-laki saat mengkata utang. Untuk itu dituntut hak dan kewajiban dari kerabat dekat calon pengantin laki-laki yang diundang, agar sama-sama menanggulanginya. Untuk memperkuat pernyataan juru bicara, makan pihak sukut dan dengan sibeltek diminta juga menyampaikan tujuan pertemuan tersebut. Berikut pernyataan sukut : PL : Mendahi ke sinina, kaka anggi terlebih berru nami asa kudiloi kami pe 49 Universitas Sumatera Utara kene ala naing merbekas kom ngo anakta dekket purmen ndene ke berru nami. Ibaing idi itabah ngo kayu ara mbelen mahan embahen nami, tapi oda terpersan kami. Jadi mula siat pengidon nami urupi ke kami memersan kayu ara idi, ulang termela kami nang kita karina. Kepada kerabat kami sinina dan terutam berru, undangan kami ini tujuannya untuk memberitahukan bahwa anak kita atau purmaen berru kami rencananya segera menikah. Dia telah menebang pohon ara yang besar dan kami tidak mampu untuk memikulnya. Jadi kami mohon bantulah kami sehingga kami tidak dipermalukan. Lalu kelompok sinina lainnya dan berru dipersilahkan oleh juru bicaranya untuk menanggapi pernyataan sukut tersebut. Biasanya semua akan menyatakan ”Kami siap untuk membantu sesuai dengan kemampuan yang kami miliki”.

4.1.4 Merbayo Pesta Perkawinan

Pada umumnya upacara merbayo dilaksanakan di rumah kediaman orang tua calon pengantin perempuan dan itulah idealnya menurut adat Pakpak. Setelah tiba hari yang ditentukan, para kerabat laki-laki berangkat ke rumah pengantin perempuan. Sesampai di halaman, pihak pengantin perempuan berdiri di depan pintu dan berru mbellen dari keluarga pengantin perempuan berdiri paling depan sambil menjunjung piring pinggan berisi beras yang di alas dengan sumpit kembal. Di depan pintu rumah telah diletakkan bara api yang nantinya harus dilangkahi rombongan. 50 Universitas Sumatera Utara Adapun makna bara api tersebut adalah untuk menghangatkan jiwa para kerabat pengantin laki-laki berru. Kemudian persinabul dari pihak pengantin perempuan memandu acara di halaman menjelang memasuki rumah orang tua pengantin perempuan. Dialog yang terjadi antar kedua belah pihak adalah sebagai berikut : PP : “Kade berita” ? Bagaimana kabar ? PL : “Berita njuah-juah, beak gabe ncayur tua, lambang dukut mberras page janah tambah bilangen” kabar baik tak kurang sesuatu apapun, panjang umur tidak tumbuh rumput di ladang bagus hasil pertanian dan bertambah anggota keluarga. PP : “Imo tuhu, oda ma mobah roji ” ? mudah-mudah tercapai, apa tidak ada perubahan tentang hal yang telah disepakati pada saat mengkata utang ? PL : “Oda” tidak PP : “Masuk mo kene mi bages” masuklah ke rumah Setelah rombongan memasuki rumah pihak pengantin perempuan, pihak berru mbellen menyiramkan beras sambil berkata : “Ndates mo beritanta karina, ngeddang umur situa-tua melaun ntua, anak-anak ndor mbellen, peddas mo tendi mi juma mi rumah lambang dukut mberras page” makin tinggilah berita panjang umur orang tua, anak-anak lekas besar hangatlah jiwa kita ke ladang dan ke rumah, hasil padi melimpah ruah. Selanjutnya, pihak berru pengantin laki-laki menyerahkan oleh-oleh yaitu makanan yang disebut nakan luah. Lauknya terdiri dari ayam yang telah dipotong-potong sesuai ketentuan. 51 Universitas Sumatera Utara Kemudian pihak pengantin perempuan menyerahkan makanan ringan berupa pinahpah emping beras, nditak kue yang terbuat dari tepung beras, pisang dan tebu, lemang. Acara ini disebut merdohom. Setelah selesai acara merdohom dilanjutkan acara perkawinan. Mereka yang beragama Kristen terlebih dahulu dilakukan pemberkatan di Gereja, sedangkan yang beragama Islam dilakukan akad nikah sebelum acara makan bersama dan acara adat. Pada saat makan pihak pengantin perempuan menyerahkan ndiadepen kepada pihak pengantin pihak laki-laki yang disebut nakan penjalon. Demikian juga sebaliknya pihak pengantin laki-laki pihak berru menyerahkan ndiadepen kepada pihak perempuan pihak kula-kula yang disebut nakan silempoh panas. Selesai acara ini dilanjutkan pemberian nakan kela makanan pengantin yang diserahkan oleh orang tua pengantin perempuan. Nakan kela ini biasanya lauknya adalah ayam. Pada saat menyerahkan makanan pengantin, pihak kula-kula mengucapkan beberapa petuah berupa umpama pantun sebagai berikut : PP : a. Ketak ketik gedang palu-paluna ‘Ketak-ketik panjang pemukulnya’ Sipanganen cituk sai gedang mo pinasuna ’Makanan sedikit tapi berkatnya banyak’ 52 Universitas Sumatera Utara artinya : Walaupun makanan yang diberikan sedikit hanya alakadarnya saja, kiranya banyak berkatnya Kemudian mempersilahkan pengantin makan bersama dari satu piring b. Tubuhen laklak, tubuhen cengkeru ‘Tumbuh laklak, tumbuh cengkeru’ Parimbalang kait-kaiten ‘Parimbalang untuk dikait-kait’ Tubuhen anak mo ke tubuhen berru ’Lahirlah keturunan kalian laki-laki dan perempuan’ Janah ulang mo bernit-berniten ‘Dan jangan sakit-sakitan’ artinya : Semoga pengantin dapat keturunan laki-laki dan perempuan dan janganlah kiranya sakit-sakitan. c. Aceh sipihir tulan, tanohna pilih-pilihen ’Aceh tulangnya keras, tanahnya banyak pilihan’ Sai maseh mo ate Tuhan ’Kiranya Tuhan mengasihi’ Asa ipedaoh mo bai ndene nai perselisihen ’Agar dijauhkan pertengkaran dari kalian’ Sada kata sada orjok mo rumah tangga ndene bage sicodin ’Seiya sekatalah rumah tangga kalian dan bisa jadi contoh’ 53 Universitas Sumatera Utara artinya : Kiranya Tuhan menjauhkan pertengkaran dan selalu seiya sekata dalam membina rumah tangga sehingga bisa menjadi contoh. Selesai acara makan baru dibagi-bagi sulang setelah itu dilanjutkan kepada penyelesaian hutang-hutang adat. Pertama sekali dilakukan adalah mengembangkan tikar peramaken oleh ibu pengantin perempuan untuk tempat duduk persinabul dari pengantin laki-laki, disertai dengan sada njalaken haliu. Tikar ini disebut belagen pertimbangen. Maksudnya agar pada saat pembayaran hutang-hutang adat persinabul dapat berlaku adil. Sebelumnya telah disediakan terlebih dahulu minuman yang diramu secara tradisional di dalam cawan yang terdiri dari air beras dan asam jeruk nipis ndirabaren. Kemudian diminumkan kepada ibu pengantin perempuan beserta keluarga dekat sambil berkata : “Enum ke mo ndirabaren en, asa malum mo karina nasa similas dekket simengentek” Minumlah kiranya sembuhlah segala sakit hati dan sakit yang mendenyut. Sebelum menerima mas kawin, secara bergilir semua pihak pengantin perempuan pihak kula-kula terlebih dahulu menyerahkan adatnya yang disebut penjukuti hewan ternak, beras, kembal, peramaken, sumpit, nditak, pinahpah, lemang, tebu, dan pisang. Hal biasa yang dilakukan orang tua perempuan sebelum menerima mas kawin adalah dengan mengajukan permintaan khusus ibu pengantin perempuan yang disebut dengan gedo-gedo. Biasanya gedo-gedo ini berupa emas dan besarnya tergantung kepada kemampuan pihak orang tua laki-laki dan proses tawar menawar, namun bila gedo-gedo tersebut belum tersedia, 54 Universitas Sumatera Utara bisa juga dijanjikan waktu pembayarannya, misalnya 1 satu bulan atau 1 satu tahun tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Pada saat menerima mas kawin si ibu pengantin perempuan berdiri sambil mengucapkan kata-kata : ”Enmo tuhu nggo kujalo riar tokor berrungku, asa ndates mo berita kelangku dekket berrungku meranak merberru beak gabe, ncayur ntua”. Inilah sudah kuterima mas kawin putriku kiranya makin dikenal masyarakatlah kabar menantu dan putriku, lahirlah anak laki-laki dan perempuan, terpandang dan berumur panjang. Kemudian selesai mengucapkan kata-kata tersebut, si ibu mengambil beras dari pinggan dan ditaburkan ke atas kepala pengantin dan seluruh keluarga pengantin laki-laki. Pada saat menerima mas kawin, orang tua pengantin perempuan berdiri bersama-sama dengan semua keluarga dekat dan pada saat itu pula menyampaikan kata-kata berkat pasu-pasu atau sodip melalui pantun umpama sebagai berikut : a. Mengalir lae Simbelen ’Mengalir sungai Simbelen’ Tapin kuta Sidiangkat ’Tempat menyuci kampung Sidiangkat’ Roh sangap mbellen ’Datanglah kiranya pujian’ Makin ndates pangkat. ’Pangkat semakin tinggi’ artinya : Kiranya pihak berru selalu terpuji dan semakin baik kehidupannya. b. Tutun laklak mo tutun cingkerru ’Laklak ditumbuk cingkerru ditumbuk’ Ampe mo bulung rintua 55 Universitas Sumatera Utara ’Terletak daun rintua’ Tubuhen anak mo tubuhen berru ’Lahirlah anak laki-laki dan anak perempuan’ Janah denganna mo soh sayurntua ’Dan menjadi teman hingga di hari tua’ artinya : Kiranya kalian punya anak laki-laki dan anak perempuan dan hidup berdampingan hingga di hari tua. c. Asa dua mo lubang ni sige ’Dua lobang kepiting’ Sada mo mahan gerit-geriten ’Satu untuk disentuh-sentuh’ Tah soh pe ke mi ladang dike ’Ke negeri manapun kalian merantau’ Unang mo bernit-berniten ’Janganlah kiranya sakit-sakitan’ artinya : Di manapun kalian bertempat tinggal, kiranya tetap sehat walafiat. d. Asa Tuppak mo dalan laus mi Simerpara ’Tuppak jalan ke Simerpara’ Merbuahi mo dahan parira ’Berbuahlah dahan petai’ Menumpak mo Tuhan Debata ’Allah senantiasa meberkati’ Iperkininjuahi mo kita karina ’Kita semua diberi kesehatan’ artinya : Kiranya Allah senantiasa memberkati kita semua dan diberi kesehatan. 56 Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Balik Ulbas

Balik ulbas berarti kembali menapak jejak. Kata ulbas sering diistilahkan untuk jejak hewan buruan. Jadi pengertian balik ulbas ini digambarkan kepada laki-laki sebagai pemburu. Dalam tahapan ini pengantin beserta kerabatnya seperti ibu si laki-laki, mewakili sinina, berru dan rading-rading pendamping pengantin berangkat sambil membawa perlengkapan adat untuk diserahkan kepada orang tua dan kerabat pengantin perempuan. Selain itu mereka membawa nasi secukupnya. Semua ini dianggap oleh-oleh. Selain itu bilamana pada saat pesta masih ada kewajiban pihak orang tua laki-laki dan telah dijanjikan untuk dibayar pada saat balik ulbas maka hal itu juga harus dibawa. Setelah mereka sampai ke rumah pengantin perempuan maka orang tua perempuan mengundang para kerabatnya beserta persinabul dan mereka kemudian makan bersama. Setelah selesai makan pembicaraan diawali dengan pantun yang disampaikan oleh persinabul pihak berru kepada kula-kula. Adapun pantun tersebut sebagai berikut : PP : a. Antong-antong buah ’Buah dibopong-bopong’ Buah ramen-ramen ’Buah ramen-ramen’ Oda pe kade luah ’Walupun tidak ada oleh-oleh’ Ulang mo kade-kaden ’Janganlah sakit-sakit’ artinya : Walaupun tidak ada oleh-oleh, kiranya saudara kami semua sehat walafiat. 57 Universitas Sumatera Utara a. Ketak-ketik gedang palu-paluna ’Ketak-ketik panjang pemukulnya’ Sipanganen cituk sai gedang mo pinasuna ’Makanan sedikit tetapi banyaklah berkatnya’ artinya : Walaupun makanan yang diberikan sedikit atau alakadarnya kiranya banyak berkatnya Persinabul pihak kula-kula memberi jawaban kepada pihak berru dengan pantun sebagai berikut : PP : a. Ruah-ruah sibulung roroh ’Daun sayur diseret-seret’ Kayu tembiski mahan rapetten ’Kayu tembiski untuk ditebang’ Njuah-juah mo ke karina siroh ’Sehat-sehat kalian yang datang’ Bagimamo kami sidapettenn ’Demikan juga kami yang dikunjungi’ artinya : Kiranya kalian yang datang dalam keadaan sehat demikian juga kami yang dikunjungi. b. Mabang mo nina ringgisa ’Terbanglah ringgisa’ Segep mo i kayu mberade ’Hinggap di kayu mberade’ Kipangan ngo kami mbisa ’Kami hanya bisa makan saja’ Ukum pemales nami oda lot kade ’Tetapi kami tidak dapat membalasnya’ artinya : Kami hanya bisa makan saja tetapi kami tidak dapat membalasnya. c. Tuppak mo Simerpara ’Tuppak di Simerpara’ Ruah-ruah dahan parira ’Ranting petai diseret-seret’ 58 Universitas Sumatera Utara Menumpak Tuhan Debata ’Tuhan Yang Maha Esa memberkati’ Njuah-juah mo kita karina ’Sehat walafiat kita semua’ artinya : Kiranya Tuhan yang Maha Esa memberkati, kita semua dalam keadaan sehat walafiat. Setelah mereka tinggal beberapa hari di rumah orang tua perempuan kemudian mereka pulang. Pada saat mereka berangkat biasanya pengantin menyalami semua kerabatnya sambil menangis. 4.2 Pembahasan 4.2.1 Ragam BP yang Digunakan dalam Upacara Adat Perkawinan MP