Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP

Contoh-contoh penghasilan yang disebutkan dalam Pasal 4 ayat 1 huruf a sampai dengan huruf s pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dimaksudkan untuk memperjelas pengertian tentang penghasilan yang luas broad base dan lebih bersifat ilustratif. Prinsip pemajakan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah unitary global taxation, maksudnya yaitu bahwa semua penghasilan dari berbagai katagori dan sumber dikonsolidasikan menjadi satu kesatuan unitary basis pemajakan. Untuk mencapai keadilan horizontal dan vertikal atas satu kesatuan basis pemajakan tersebut dikenakan tarif umum.

2.3. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP

Undang-Undang yang mengatur tentang Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaiman telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang berlaku sekarang ini diatur dalam Pasal 7 Undang-Undang tersebut. Secara filosofis, Penghasilan Tidak Kena Pajak merupakan pengurang penghasilan neto Wajib Pajak Orang Pribadi untuk menghasilkan Penghasilan Kena Pajak sebelum dikenakan tarif Pajak Penghasilan Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Bila dianalogikan dengan Wajib Pajak Badan, bisa diidentikkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memperoleh penghasilan untuk mempertahankan berjalannya usaha perusahaan, namun bedanya dengan Orang Pribadi, bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi mengeluarkan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA biaya untuk melangsungkan kehidupan pribadi maupun keluarga. Untuk keseragaman Wajib Pajak Orang Pribadi, ditetapkanlah adanya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang berlaku dan penerapannya sama untuk semua Wajib Pajak Orang Pribadi. Penghasilan Tidak Kena Pajak diasumsikan sebagai biaya minimal yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, sehingga apabila Wajib Pajak Orang Pribadi tersebut nyata-nyata mengeluarkan biaya untuk kelangsungan hidupnya lebih besar dari Penghasilan Tidak Kena Pajak yang telah ditetapkan, maka Wajib Pajak tersebut tidak dapat mengakuinya dalam laporan pajaknya sebagai pengurang penghasilan neto. Penghasilan Tidak Kena Pajak dapat dikatakan sebagai perlindungan terhadap kebutuhan minimum masyarakat yang harus terpenuhi subsistence level allowances. Jadi jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak dikaitkan dengan pengeluaran konsumsi personal untuk mempertahankan dan memelihara standar hidup relatif Wajib Pajak. Biaya yang boleh diakui secara fiskal untuk Wajib Pajak Orang Pribadi hanyalah apabila Wajib Pajak tersebut melakukan kegiatan usahapekerjaan bebas dan menyelenggarakan pembukuan, sedangkan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usahapekerjaan bebas tanpa menyelenggarakan pembukuan akan dikenakan pajak dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. Dari uraian di atas ada dua istilah penting yang dapat kita ambil untuk menghindari kerancuan. Pertama biaya untuk kelangsungan kehidupan yang diistilahkan sebagai Penghasilan Tidak Kena Pajak. Kedua biaya sehubungan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA dengan kegiatan usahapekerjaan bebas, ini hanya sebagai pengurang dari penghasilan sehubungan dengan kegiatan usahapekerjaan bebasnya saja yang menyelenggarakan pembukuan Penghasilan Tidak Kena Pajak telah mengalami beberapa kali perubahan hingga saat. Setiap perubahannya selalu mempertimbangkan adanya alasan ketidaksesuaian dengan perkembangan di bidang ekonomi dan moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat. Secara prosedural hukum diatur bahwa penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah dikonsultasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak sejak tahun 1983 hingga sekarang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1. Rangkuman Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Dasar Hukum Untuk diri Wajib Pajak Rp Tambahan untuk WP kawin Rp Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Rp Tambahan untuk keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus paling banyak tiga orang Rp Masa Berlaku UU No. 8 Tahun 1983 960.000 480.000 960.000 480.000 1 Januari 1984 sd 31 Desember 1993 928KMK.041993 1.728.000 864.000 1.728.000 864.000 1 Januari 1994 sd 31 Desember 1994 UU No. 10 Tahun 1994 1.728.000 864.000 1.728.000 864.000 1 Januari 1995 sd 31 Desember 1998 361KMK.041998 2.880.000 1.440.000 2.880.000 1.440.000 1 Januari 1999 sd 31 Desember 2000 UU No. 17 Tahun 2000 2.880.000 1.440.000 2.880.000 1.440.000 1 Januari 2001 sd 31 Desember 2004 564KMK.032004 12.000.000 1.200.000 12.000.000 1.200.000 1 Januari 2005 sd 31 Desember 2005 137PMK.032005 13.200.000 1.200.000 13.200.000 1.200.000 1 Januari 2006 sd 31 Desember 2008 UU No. 36 Tahun 2008 15.840.000 1.320.000 15.840.000 1.320.000 1 Januari 2009 sd sekarang Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2012 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

2.4. Penghasilan Kena Pajak Taxable Income

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak dan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Kasus pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I)

0 8 1

Pengaruh Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

8 20 25

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 2 3

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 3 12

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 3 20

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 2 9

Dampak Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Periode 2014-2016) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 2

Analisis Pengaruh Perusahaan Penghasilan Tidak Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Medan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pajak - Analisis Pengaruh Perusahaan Penghasilan Tidak Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Medan

0 0 29

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI KOTA MEDAN TESIS

1 1 16