2.4. Penghasilan Kena Pajak Taxable Income
Penghasilan Kena Pajak adalah merupakan dasar pengenaan pajak tax base dalam pengenaan pajak atas penghasilan income tax. Secara prinsip, Undang-
Undang Pajak Penghasilan menganut pemajakan dengan basis neto net basis of taxation terhadap Wajib Pajak Dalam Negeri Gunadi, 2002.
Pengenaan pajak dengan basis neto maksudnya adalah bahwa pemajakan dikenakan atas penghasilan neto net income, yaitu atas penghasilan bruto gross
income dikurangi dengan pengeluaran dan pengurangan lain yang diperbolehkan Undang-Undang Pajak Penghasilan.
Penghasilan Kena Pajak dihitung setelah mengurangi gross income dengan berbagai pengurangan yang diperbolehkan tax reliefs oleh Undang-Undang. Tax
reliefs yang paling banyak dipakai oleh sistem pajak atas penghasilan di dunia adalah deductible expense personal excemption Haula dan Rasin, 2005.
2.5. Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah merupakan pajak subjektif atau personal yang pengenaannya harus memperhatikan dan pempertimbangkan
keadaan pribadi subjek pajak. Pertimbangan terhadap subjek pajak tersebut diperlukan supaya tidak terjadi
kemiskinan struktural masyarakat, umpamanya penduduk tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pokoknya hanya karena harus membayar kewajiban
pajaknya.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Untuk menentukan besarnya Pajak Penghasilan Orang Pribadi yang terutang, pertama sekali harus diketahui dulu dasar pengenaan pajaknya tax
base. Dasar pengenaan pajak untuk Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah Penghasilan Kena Pajak, yaitu penghasilan sebagai objek Pajak Penghasilan yang
dikenakan pajak berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Pajak Penghasilan dikurangi dengan biaya yang diperkenankan sebagai pengurang munurut Pasal 6
Undang-Undang Pajak Penghasilan. Besarnya Penghasilan Kena Pajak tidak selalu sama dengan penghasilan
neto karena akan tergantung pada jenis objek pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan, ada tidaknya kerugian yang dapat dikompensasikan, cara
pengenaannya, dan lainnya Gunadi, 2002. Ada dua cara untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, yaitu penghitungan dengan cara biasa akuntansi dan penghitungan dengan cara menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto estimated income untuk kemudian dikurangkan lagi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Penentuan besarnya Penghasilan Kena Pajak untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri diperlihatkan dalam rangkuman berikut ini.
WP OP
Akuntansi : Penghasilan Bruto –
Biaya Fiskal = Penghasilan Neto – Kompensasi Rugi – PTKP
Penghasilan Kena Pajak Norma
Penghitungan : Penghasilan Bruto x Norma Penghitungan =
Penghasilan Neto – PTKP Penghasilan Kena Pajak
Sumber: Direktorat Jenderal Pajak
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Penghitungan besarnya pajak yang terutang bagi semua jenis pajak meliputi dua unsur penting, yaitu tarif pajak dan Dasar Pengenaan Pajak. Tarif pajak ini
bisa berupa angka ataupun persentase tertentu Resmi, 2005, sedangkan jenis tarif pajak itu sendiri dibedakan atas tarif tetap, tarif proporsional, tarif progresif,
dan tarif degresif Zain, 2004. Karakteristik dari tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi yaitu merupakan
tarif progresif, berlaku secara kesatuan unity basis, dan terdapat lima struktur tarif dan bersifat progresif bagi yang berpenghasilan di bawah jumlah tertentu dan
proporsional untuk penghasilan di atas jumlah yang terkena tarif tertinggi sebagai akibat keterbatasan tarif marjinal.
Tarif Pajak Penghasilan dikatakan progresif bila skedul tarif pajak meningkat, elastisitas pajak sehubungan dengan penghasilan lebih besar dari satu
unity pada setiap lapisan penghasilan, dan tarif marjinal pajak lebih besar dari tarif rata-rata Gunadi, 2002.
Negara kita menganut pengenaan tarif progresif dalam penentuan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, yaitu berupa persentase tertentu yang semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya dasar pengenaan pajak. Tarif progresif ini diharmonisasikan dengan pemberian Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk
melindungi kesejahteraan minimal masyarakat. Penggunaan tarif progresif didasarkan pada argument teori ability to pay kemampuan untuk membayar.
Teori-teori yang mendukung teori progresif adalah Gunadi, 2002: 1.
Teori utilitas, yaitu adanya pendapat marjinal utilitas uang yang semakin menurun-declining marginal utility of money.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Teori Equal Sacrifice, yaitu adanya kesamaan rasa dalam memikul
beban pajak. 3.
Teori Proporsional Sacrifice, yaitu penerapan tarif yang sesuai dengan penghasilan.
4. Teori Minimum Sacrifice, yaitu tariff minimum untuk kebanyakan
anggota masyarakat. Formula untuk menghitung Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah:
PPh OP = Tarif X Penghasilan Kena Pajak Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak
Orang Pribadi Dalam Negeri sesuai dengan Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2. Rangkuman Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri Tarif PPh
1994 sd 2000 2001 sd 2008
2009 sd sekarang
sd 25 jt 10
5 di atas 25 jt sd 50 jt
15 10
di atas 50 jt 30
di atas 50 jt sd 100 jt 15
di atas 100 jt sd 200 jt 25
di atas 200 jt 35
sd 50 jt 5
di atas 50 jt sd 250 jt 15
di atas 250 jt sd 500 jt 25
di atas 500 jt 30
Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2012
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2.6. Konsumsi 2.6.1. Pengertian Konsumsi