Uji Multikolinieritas Definisi Operasional

Pengujian-pengujian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Uji Normalitas

Normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang normal. Uji normalitas perlu dilakukan karena semua perhitungan statistik parametrik memiliki asumsi normalitas.

b. Uji Heterokedastisitas

Gejala heterokedastisitas akan muncul apabila variable pengganggu e i , memiliki varian yang berbeda dari suatu observasi ke observasi yang lain. Adanya heterokedasitas menyebabkan estimasi koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Gujarati 2003, menyatakan bahwa terdapat beberapa metode digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas seperti metode grafik, park, glejser, rank spearman dan Barlett.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara varibel bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung gejala multikolinier.

3.12. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP merupakan pengurang penghasilan neto Wajib Pajak Orang Pribadi untuk menghasilkan Penghasilan Kena Pajak sebelum dikenakan tarif Pajak Penghasilan Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 2. Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. 3. Penghasilan Kena Pajak adalah dasar pengenaan pajak tax base dalam menghitung pajak atas penghasilan income tax. 4. Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah merupakan pajak subjektif atau personal yang pengenaannya harus memperhatikan dan pempertimbangkan keadaan pribadi subjek pajak. 5. Pengeluaran konsumsi adalah total pengeluaran responden pada satu tahun tertentu yang dinyatakan dengan Rupiah. 6. Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi PPh OP adalah total pendapatan pemerintah dari Pajak Penghasilan Orang Pribadi responden pada satu tahun tertentu yang diukur dengan Rupiah. 7. Pendapatan agregat kotor adalah total pendapatan responden pada satu tahun tertentu yang diukur dengan Rupiah. 8. Pendapatan Disposible income adalah total pendapatan responden pada satu tahun tertentu yang dikurangi kewajiban pajak yang diukur dengan Rupiah. 9. Pengeluaran investasi atau tabungan adalah total selisih pendapatan dengan pengeluaran konsumsi pada satu tahun tertentu atau merupakan investasi yang diukur dengan Rupiah. 10. Konsumsi sebelum perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah total pengeluaran konsumsi responden pada satu tahun tertentu sebelum perubahan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan Rupiah. 11. Saving sebelum perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah total saving responden pada satu tahun tertentu sebelum perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan Rupiah. 12. Konsumsi sesudah perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah total pengeluaran konsumsi responden pada satu tahun tertentu sesudah perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan Rupiah. 13. Saving sesudah perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah total saving responden pada satu tahun tertentu sesudah perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan Rupiah. 14. Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah selisih jumlah PTKP sebelum dan sesudah adanya kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan Rupiah. 15. Perubahan konsumsi adalah total pengeluaran konsumsi responden akibat perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan Rupiah. 16. Perubahan saving adalah total tabungan atau investasi responden akibat perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan Rupiah. 17. Perubahan jumlah Wajib Pajak adalah perubahan Wajib Pajak akibat perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak yang diukur dengan persentase. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak dan Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Studi Kasus pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I)

0 8 1

Pengaruh Kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.

8 20 25

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 2 3

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 3 12

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

0 3 20

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Orang Pribadi Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 2 9

Dampak Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Terhadap Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi (Periode 2014-2016) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 2

Analisis Pengaruh Perusahaan Penghasilan Tidak Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Medan

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Pajak - Analisis Pengaruh Perusahaan Penghasilan Tidak Kena Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Di Kota Medan

0 0 29

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI DI KOTA MEDAN TESIS

1 1 16