10
dalam waktu tertentu.
5
Dalam proses pembelajaran guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin dan orang yang bersentuhan langsung
dengan peserta didik di kelas. Kepemimpinan seorang guru di kelas mencerminkan bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya
sebagai pendidik. Untuk mencapai tujuan tersebut kualitas kinerja guru perlu ditingkatkan melalui aktivitas organisasi.
Menurut pendapat Wibowo, aktivitas organisasi dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan,
diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.
6
Dengan demikian, menurut hemat penulis seberapa baik kita mengelola kinerja
bawahan akan secara langsung memengaruhi tidak hanya kinerja masing-masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga
kinerja seluruh organisasi. Dari beberapa pengertian kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru dalam meningkatkan produktivitas sekolah bukan semata- mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya,
melainkan kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan. Yaitu produktivitas dengan tolok ukur berdasarkan tingkatannya; prestasi
kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja.
b. Macam-macam Kinerja Guru
Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian menyatakan bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti; bekerja dengan siswa secara individual, persiapan dan perencanaan pembelajaran,
pendayagunaan media pembelajaran, melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan kepemimpinan yang aktif dari guru. Kinerja
5
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia; Teori, Aplikasi, dan Penelitian, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 5.
6
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 10.
11
guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki setiap guru.
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana
seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Dalam hal ini ukuran kinerja
guru adalah sesuai dengan yang dijelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 35:
1 Ayat 1 Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta
didik, serta melaksanakan tugas tambahan.
2 Ayat 2 Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1
adalah sekurang-kurangnya 24 dua puluh empat jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 empat puluh jam tatap
muka dalam 1 minggu tersebut merupakan bagian jam kerja dari jam kerja sebagai pegawai yang secara keseluruhan paling
sedikit 37,5 tiga puluh tujuh koma lima jam kerja dalam 1
minggu.
3 Ayat 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai beban kerja guru
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 30 Tahun 2011 tentang pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan:
1 Jam wajib mengajar guru minimal 24 jam per minggu.
Maksimal 40 Jam per minggu.
2
Guru yang mendapat tugas tambahan :
a Kepala Madrasah ekuivalen dengan 18 jam, minimal wajib
mengajar 6 jam.
7
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Pasal 35.
12
b Wakil Kepala Madrasah ekuivalen dengan 12 jam,
minimal wajib mengajar 12 jam Khusus MTs dan MA.
c Kepala Perpustakaan ekuivalen dengan 12 jam, minimal
wajib mengajar 12 jam.
d Kepala Laboratorium ekuivalen dengan 12 jam, sehingga
minimal wajib mengajar 12 jam.
3
Pemenuhan jam bagi guru bersertifikat pendidik.
a Wajib mengajar sesuai dengan mata pelajaran pada
sertifikat pendidik. Tidak dibenarkan mengajar mata
pelajaran yang lain maupun serumpun.
b Guru yang mengajar pada Kejar Paket A, B, atau C tidak
bisa diperhitungkan jam mengajarnya.
c Guru Mapel dengan jenis pelajaran umum pada MTs MA
tidak diperkenankan mengajar pada RA MI.
d Penambahan jam pada struktur kurikulum paling banyak 4
jam per minggu berdasarkan standar isi KTSP.
e Program pengayaan atau remedial teaching tidak
diperhitungkan jam mengajarnya.
f Pembelajaran ekstrakurikuler tidak diperhitungkan jam
mengajarnya, meskipun sesuai dengan sertifikasi mata
pelajaran.
g Pemecahan Rombel dari 1 kelas menjadi 2 kelas
diperbolehkan, dengan syarat dalam 1 kelas jumlah siswa
minimal adalah 20 siswa.
h
Pembelajaran Team teaching tidak diperbolehkan.
i Mata Pelajaran yang serumpun adalah IPA dan IPS. Dan
hanya berlaku pada tingkat MTs.
j Guru yang bersertifikat pendidik dengan pelajaran
Biologi, Fisika, Kimia, Sosiologi, Antropologi, Geografi
dan sejarah hanya berlaku pada tingkat MA.