5
dengan berbagai kompetensi yang baik. Kompetensi yang dimiliki tersebut dimaksudkan agar dapat berguna bagi guru dalam melaksanakan kegiatannya di
sekolah. MTs Islamiyah Ciputat sebagai salah satu lembaga pendidikan formal selalu
berupaya untuk meningkatkan kinerja guru melalui berbagai cara, misalnya pendidikan dan pelatihan guru. Pada dasarnya, kinerja guru di MTs Islamiyah
Ciputat sudah baik. Hanya saja, bila dilihat dari sisi kemampuan guru secara akademik masih terdapat beberapa kesulitan yang mendasar seperti pembuatan
RPP, penggunaan media pembelajaran, penggunaan teknologi dan informasi dan pengembangan kurikulum, apalagi dengan adanya kurikulum baru yaitu
kurikulum 2013, guru merasa kesulitan dan menuntut guru berpikir keras untuk memahami apa yang menjadi tujuan dari kurik ulum tersebut. Kesulitan-kesulitan
tersebut harus menjadi perhatian penting bagi kepala sekolah untuk memberikan pembekalan dan pembinaan terhadap kompetensi para guru. Selain itu
permaslahan utamanya adalah kepala sekolah dalam menjalankan supervise akademik masih kurang maksimal, karena hasil observasi awal peneliti kepala
sekolah sibuk dengan urusan external sekolah, kepala sekolah jarang menghadiri rapat rapat yang berkaitan dengan kegiatan akademik, seperti Rapat pembahasan
tentang kegiatan akademik sekolah. Berdasarkan pada berbagai uraian di atas, diketahui bahwa bila kemampuan
supervisi akademik kepala sekolah kurang baik, maka kegiatan supervisi tidak berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru. Padahal kegiatan supervisi yang
baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru. Kegiatan supervisi yang dilaksanakan bukan hanya untuk mencari-cari kesalahan, akan tetapi merupakan
upaya perbaikan, maka harapan untuk meningkatkan kinerja guru tidak hanya sekedar harapan tapi menjadi sebuah tahapan yang harus terus dilaksanakan.
Atas dasar pemikiran seperti yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mendalami Hubungan Pelaksanaa Supervisi Akademik Kepala
Sekolah Dengan Kinerja Guru di MTs Islamiyah Ciputat sebagai judul dari penelitian ini.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1.
Kurangnya intensitas pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala
sekolah.
2.
Kurangnya pembinaan dan pelatihan dalam bentuk supervisi akademik
yang diberikan sekolah kepada guru di MTs Islamiyah Ciputat.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah sebagaimana yang telah dipaparkan, diketahui bahwa partisipasi kepala sekolah belum melaksanakan supervisi akademik secara
maksimal dalam meningkatkan kinerja guru, maka penulis membatasi masalahnya pada “semakin sering intensitas supervisi akademik kepala sekola hmaka semakin
meningkat kinerja guru”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas dan untuk memfokuskan penelitian ini maka dibuat perumusan masalah, yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaimana pelaksanaan kegiatan supervisi akademik kepala sekolah di
MTs Islamiyah Ciputat?
2.
Adakah hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah terhadap
kinerja guru di MTs Islamiyah Ciputat berdasarkan bukti empiris?
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara supervisi akademik kepala sekolah dengan kinerja guru. Di samping itu, penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait antara lain:
1.
Bagi penulis, sebagai media untuk memperluas wawasan dan menyumbangkan pemikiran bagi upaya yang tengah dan akan terus
7
dilakukan dalam pengembangan pendidikan, khususnya pengembangan
kompetensi supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru.
2.
Bagi sekolah, sebagai informasi dan masukan bagi MTs Islamiyah Ciputat dalam pengembangan kinerja guru melalui kegiatan supervisi
akademik kepala sekolah.
3.
Bagi pemerintah, sebagai masukan dalam merumuskan kebijakan pendidikan untuk mengembangkan kompetensi guru dan kepala
sekolah.
8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Dalam proses pembelajaran guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin dan orang yang bersentuhan langsung dengan
peserta didik di kelas. Kepemimpinan seorang guru di kelas mencerminkan bagaimana guru melasanakan peran dan tugasnya
sebagai pendidik. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut kualitas kinerja guru sangat menentukan hasil pendidikan, oleh karena itu perlu
dipahami makna dari kinerja guru. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai
sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja.
1
Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance Job Performance. Secara etimologis performance berasal dari kata
“to perform” yang berarti menampilkan atau melaksanakan. Jadi kinerja
adalah tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan.
2
Oleh karena itu kinerja dapat juga diartikan sebagai perilaku kerja yang
ditunjukan oleh seseorang atas tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Anwar Prabu Mangkunegara merumuskan bahwa kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002 Cet, 4, h. 570.
2
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama, 2010, h. 144- 145.
9
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
3
Sementara itu kinerja dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang ditulis oleh
Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson dijelaskan juga bahwa kiner pada dasarnya adalah apa yang telah dikerjakan juatau dilakukan oleh
karyawan.
4
Menurut hemat penulis, kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tujuan strategi organisasi,
kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi yang baik. Dengan demikian, kinerja adalah melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai
dari pekerjaan tersebut. Sekolah sebagai suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Tujuan adalah sesuatu yang diharapkan organisasi untuk dicapai. Tujuan organisasi dapat berupa perbaikan pelayanan
pelanggan, pemenuhan permintaan pasar, peningkatan kualitas produk atau jasa, meningkatkan daya saing, dan meningkatkan kinerja
organisasi. Setiap organisasi seperti sekolah, dapat menentukan tujuannya sendiri. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil
kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja organisasi. Hasil kerja organisasi sekolah sebagai lembaga pendidikan
diperoleh dari serangkaian aktivitas yang dijalankan oleh guru dan civitas akademik lainnya yang ada di dalam sekolah.
Guru sebagai salah satu komponen penting dalam sebuah organisasi sekolah, diharuskan memiliki potensi mumpuni sesuai
dengan profesinya sebagai guru, lalu ia juga harus mampu menyampaikan dengan baik semua potensi yang dimiliki dalam bentuk
pembelajaran di kelas. Hal ini sejalan dengan pendapat Wirawan tentang konsep kinerja. Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh
fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
3
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. 4, h. 67.
4
Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Salemba Empat, 2002, h. 178.
10
dalam waktu tertentu.
5
Dalam proses pembelajaran guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin dan orang yang bersentuhan langsung
dengan peserta didik di kelas. Kepemimpinan seorang guru di kelas mencerminkan bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya
sebagai pendidik. Untuk mencapai tujuan tersebut kualitas kinerja guru perlu ditingkatkan melalui aktivitas organisasi.
Menurut pendapat Wibowo, aktivitas organisasi dapat berupa pengelolaan sumber daya organisasi maupun proses pelaksanaan kerja
yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk menjamin agar aktivitas tersebut dapat mencapai hasil yang diharapkan,
diperlukan upaya manajemen dalam pelaksanaan aktivitasnya.
6
Dengan demikian, menurut hemat penulis seberapa baik kita mengelola kinerja
bawahan akan secara langsung memengaruhi tidak hanya kinerja masing-masing pekerja secara individu dan unit kerjanya, tetapi juga
kinerja seluruh organisasi. Dari beberapa pengertian kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru dalam meningkatkan produktivitas sekolah bukan semata- mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak-banyaknya,
melainkan kualitas unjuk kerja juga penting diperhatikan. Yaitu produktivitas dengan tolok ukur berdasarkan tingkatannya; prestasi
kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, dan unjuk kerja.
b. Macam-macam Kinerja Guru
Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian menyatakan bahwa, standar kinerja guru itu berhubungan dengan
kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti; bekerja dengan siswa secara individual, persiapan dan perencanaan pembelajaran,
pendayagunaan media pembelajaran, melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan kepemimpinan yang aktif dari guru. Kinerja
5
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia; Teori, Aplikasi, dan Penelitian, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 5.
6
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 10.