Interpretasi grafik pertumbuhan dan saran tindak lanjut

besar. Namun, perut masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar.Oleh karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering Proverawati, 2009.

3. Tumbuh Kembang Balita

Menurut Depkes 2005 secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yaitu : a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah sefalokaudal. Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya. b. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum ia mampu meraih benda dengan jemarinya. c. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain. Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif.Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh: a. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan. b. Bertambahnya ukuran lingkar kepala. c. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham. d. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot. e. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan sebagainya. Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis.Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara proporsional pada tiap bulannya. Ketika didapati penambahan ukuran tubuhnya, artinya proses pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan Depkes, 2005.Cara mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat KMS. Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula berat dan tinggi badannya Depkes, 2005.

D. Penelitian Terkait

1. Penelitian terkait yang dilakukan Mastari tahun 2009 dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Balita dalam Membaca Grafik Pertumbuhan KMS dengan Status Gizi Balit a di Kelurahan Glugur Darat 1”.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dalam membaca grafik pertumbuhan dengan status gizi balita p value α, dimana p value pada penelitian ini sebesar 0,242. 2. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Putrantini tahun 2012 yang berjudul “Hubungan lama pendidikan dan pengetahuan ibu tentang KMS dengan status gizi balita di desa selodoko kecamatan ampel kabupaten boyolali”. Hasil penelitian Lama pendidikan responden terbanyak adalah 9 tahun dan 12 tahun. Tingkat pengetahuan responden tentang KMS sebagian besar masih kurang yaitu 74,5. Sebagian besar balita memiliki status gizi yang normal yaitu 87,2. Hasil uji Korelasi Product Moment menunjukkan nilai p= 0.964 p0.05. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai p= 0.248 p= 0.05.