2.2.11 Novel Backstreet Aja Bagian Kesebelas halaman, 179-196
2.2.11.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama halaman, 184-185 Setting
: Mayang yang baru pulang dari sekolah mendapati Genta yang duduk di sofa sambil menonton TV. Seperti biasa
seragam putih abu-abunya selalu awut-awutan alias lecek. Wajah Genta terlihat sangat semu dan tidak bergairah.
Mayang menghela napas. Tas selempang yang bertengger di pundaknya jatuh tanpa instruksi kelantai. Langsung saja
dihampirinya Genta dan duduk di sebelahnya. Sekonyong- konyong telepon rumah yang dekat TV berbunyi. Mayang
memandang Genta, yang menatap ke arah telepon. Genta berdiri perlahan lalu menghampiri meja telepon.
Diamatinya nomor yang tertera di layar telepon itu. Dengan was-was diangkatnya telepon itu, lalu berbicara
dengan si penelepon. Mayng menenggit bibir ngeri, menebak-nebak apa yang disampaikan si penelepon.Kalau
benar dari rumah sakit, kemungkinan besar itu keluarga Larey yang mengabarkan kondisi cewek itu. Mayang
memalingkan wajah sambil memejamkan mata rapat-rapat karena tak berani melihat ekspresi Genta nanti. Sudah satu
menit berlalu sejak Mayang menutup mata.Tak terdengar suara apa pun. Mayang menghela napas lega, menarik
kesimpulan semua baik-baik saja, saat suara gagang
Masda Pardosi : Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari, 2007 USU e-Repository © 2009
telepon yang terjatuh ke lantai menyentak gendang telinga. Mayang berteriak kaget dan seketika membuka matanya
Seperti kemarin, Mayang kembali mendadapati Genta menangis sambil menutupwajahnya.
Participant : Pembicara Mayang
: ”Aaa Mas?” Pendengar Genta
: ”Larey udah nggak ada,Yang Udah nggak ada...hiks...” Mayang :
”Meninggal?” Genta 1
: ”Sebenarnya dia udah meninggal sejak tadi pagi. Sore ini dia mau dimakamkan.”
Mayang : ”Kenapa keluarganya baru nelepon sekarang?” Mayang tampak
marah. Backstreet Aja, hal.185, brs.13.
Genta : ”Mas nggak tahu, Yang. Ayo siap-siap, Yang, kita ke
pemakaman.Mas Genta sudah dikasih alamatnya.” End
: Pembicaraan tentang berita kematian Larey sang kekasih Genta.
Act :
Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Genta meresponnya.
Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.
Instrument : secara
lisan. Norm
: Komunikasi secara timbal-balik antara Genta dan Mayang. Genre :
Percakapan nonformalsantai
Masda Pardosi : Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari, 2007 USU e-Repository © 2009
Perlokusi Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Genta 1 yang mengandung unsur
amplifikasi menimbulkan tindak tutur perlokusi karena membuat Mayang kecewa, sedih, dan marah.
2.2.11.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua halaman, 188-189 Setting
: Cuaca yang sangat mendung mengiring upacara
pemakaman Larey. Banyak sekali orang-orang yang mengerumuni makam Larey sambil berkomat-kamit
mengucapkan doa. Baik itu dari pihak kelurga maupun teman-teman. Belum melihat makamnya saja, Genta sudah
menangis lagi. Mayang menatap wajah Rista yang ternya basah oleh air mata. Rista menyenderkan kepalanya di
pundak Mayang. Mayang hanya menghela napas panjang. Ariel menepuk lembut pundak Genta.Genta mengangguk
sambil masih terisak-isak. Perlahan mereka berempat menerobos kerumun orang berbaju hitam sampai akhirnya
berdiri di barisan depan. Tampaklah sebuah makam bertabur bunga dengan foto dan nama Larey terukir di batu
nisan. Genta makin terus terisak sementara Ariel merangkul pundaknya. Namun mereka tidak begitu jelas
dapat melihat foto itu karena ada seorang gadis yang duduk di tepi makam Larey, menangis keras, dan setengah
Masda Pardosi : Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari, 2007 USU e-Repository © 2009
foto itu terhalang tubuhnya. Mayang mencoba melihat wajah gadis yang sepertinya paling terpukul oleh
kepergian Larey, namun tak bisa karena gadis itu menempelkan keningnya di nisan. Namun ketika gadis itu
mengangkat kepalanya, giliran Mayang yang kaget – kaget tak percaya. Genta dan Ariel langsung penasaran menatap
Rocha. Rocha sendiri juga menangkap bayangan mereka. Rocha seketika berdiri terpaku memandang mereka
berempat. Dengan kemeja dan celana panjang hitam serta selendang yang menghangatkan pundaknya, harus Mayang
akui bahwa hari itu Rocha tampak sangat manis, meskipun wajahnya penuh air mata.
Participant : Pembicara Rocha
: ”Kok…ada kalian?” Pendengar Ariel
: ”Rocha Kok lo malah lari ngeliat kami?” Rocha
: ”Kok kalian ada di sini? Kalian tahu dari mana kakak gue meninggal? Atau kalian ke sini mau ngetawain kesedihan
gue ya?” Genta
: ”Tunggu dulu Lo bilang apa? Kakak lo?” Rocha
: ” Iya,Gen Emang kenapa?” Mayang
: ”Jadi Kak Larey itu kakaknya Kak Rocha? Tuh, kan, Ta, bener dugaan gue”
Rocha : ”Kok lo tahu namanya? Dari mana lo tahu?”
Masda Pardosi : Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari, 2007 USU e-Repository © 2009
Genta 1 : ”Cha, biar gue jelasin.Lareshia pacar gue.”
Rocha : ”Pacar lo? Kok bisa?” Rocha terbelak. Wajahnya merah. Backstreet
Aja, hal.189, brs.18-19.
Genta 2 : ”Dia satu kampus sama gue, Cha.”
Rocha : ”Di
Un-Gar?” Genta
: ”Iya.Dia meninggal karena kecelakaan, kan? Gue nemanin dia di rumah sakit sampe malem.”
End : Pembicaraan
mengenai hubungan Genta dengan Larey.
Act :
Rocha melanjutkan pembicaraan setelah Genta meresponnya.
Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.
Instrument : secara
lisan. Norm
: Komunikasi secara timbal-balik antara Rocha dan Genta. Genre :
Percakapan nonformalsantai
Perlokusi Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Genta 1 yang mengandung usnur
amplifikasi menimbulkan tindak tutur perlokusi karena Rocha menjadi penasaran dan kaget.
Masda Pardosi : Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari, 2007 USU e-Repository © 2009
2.2.12 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua Belas halaman, 197-212