Metode dan Teknik Analisis Data

3 Menjadi rujukan atau referensi dalam mendeskripsikanmenggambarkan amplifikasi linguistik bagi peneliti selanjutnya. 1.4 Metode dan Teknik Penelitian 1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode adalah cara yang harus dilaksanakan, metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode simak Sudaryanto, 1993:113, yaitu dengan cara membaca penggunaan bahasa yang terdapat pada novel Backstreet Aja karya Gisantia Bestari. Data dikumpul dengan cara membaca novel tersebut yang dijadikan sebagai sumber data. Metode simak ini diwujudkan dengan metode teknik catat Sudaryanto, 1993:113, yaitu dengan mencatat data-data yang dianggap memenuhi sehingga lebih mudah dianalisis dan digolongkan, dengan instrumen adalah peneliti sendiri.

1.4.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Sesuai dengan defenisinya metode adalah cara yang harus dilaksanakan, maka setelah semua data-data terkumpul dimulailah dengan analisis terhadap data menyelesaikan permasalahan penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya bahasa itu sendiri Sudaryanto, 2001:15. Teknik lanjutan yang digunakan ialah teknik sisip dan teknik perluas. Teknik sisip adalah teknik yang dilakukan dengan menysipkan unsur baru pada sebuah satuan lingual. Teknik perluas Masda Pardosi : Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari, 2007 USU e-Repository © 2009 adalah teknik yang digunakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan Sudaryanto, 2001:37-38. Teknik sisip Contoh : a. Aduh,Mayang. b. Ini bukan gosip. Dengan menggunakan teknik sisip,maka unsur amplifikasi menjadi: Aduh, Mayang, ini bukan gosip. Teknik perluas Contoh: a. Aduh,Yang, yang kurus itu lho. b. Yang sekretaris OSIS… Dengan menggunakan teknik perluas, maka unsure amplifikasi menjadi: Aduh,Yang, yang kurus itu lho, yang sekretaris OSIS… Teknik lain yang digunakan adalah teknik baca markah. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalahpemarkahan itu menunjukkan kejatian satuan lingual atas identitas konstituen tertentu; dan kemampuan membaca pemarkah itu marker berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud Sudaryanto, 2001:95. Praktek penggunaan teknik ini sangat khas, yaitu tidak menggunakan bantuan alat, melainkan dengan melihat langsung pemarkah yang bersangkutan. Dengan “melihat langsung” pemarkah itu menjadi “membuka diri” dan berlaku sebagai “tanda pengenal” akan status satuan lingal yang diamati. Masda Pardosi : Amplifikasi Dalam Ciri-Ciri Konteks Pada Novel Backstreet Aja Karya Gisantia Bestari, 2007 USU e-Repository © 2009 Contoh : Tau dong. Pemarkah “Tau dong”, yang tersematkan pada kalimat di atas membuka diri dan berlaku sebagai tandda pengenal terhadap kode-kode lain yang merupakan unsur amplifikasi. 1.5 Landasan Teori 1.5.1 Pengertian Amplifikasi