Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi Mohammad M. Natsir dalam perkembangan pendidikan Islam di Pesantren Persatuan Islam PERSIS 69 Jakarta. 2. Respon Mohammad M. Natsir terhadap pendidikan Islam di Pesantren Persatuan Islam PERSIS 69 Jakarta. 3. Kondisi pendidikan Islam pada masa Mohammad M. Natsir. 4. Kiprah perjuangan Mohammad M. Natsir di Pesantren Persatuan Islam PERSIS 69 Jakarta.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah di atas maka penulis merasa perlu untuk membatasi pembahasan yaitu pada: 1. Tempat penelitian akan dilakukan di Pesantren Persatuan Islam PERSIS 69 Jakarta. 2. Yang akan diteliti adalah kontribusi M. Natsir secara kelembagaan. 3. Masalah yang akan diteliti mengenai sejauh mana kontribusi M. Natsir dalam perkembangan pendidikan Islam di Pesantren Persatuan Islam PERSIS 69 Jakarta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan perumusan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Mengapa M. Natsir dipandang memberikan kontribusi dalam perkembangan pendidikan Islam di Pesantren Persatuan Islam PERSIS 69 Jakarta?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan kontribusi M. Natsir dalam perkembangan pendidikan Islam di Pesantren Persatuan Islam PERSIS 69 Jakarta.

E. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan yaitu sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan peneliti dan sebagai wahana pengayaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Bagi Akademisi Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang sama atau sejenis atau yang berkaitan dengan kontribusi M. Natsir dalam dunia pendidikan Islam. 3. Bagi Lembaga Pendidikan Sebagai masukan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan Islam di Indonesia dan sebagai rujukan untuk meningkatkan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya. 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kontribusi

Kontribusi berarti sumbangan, 1 kata ini berasal dari bahasa Inggris yaitu contribute, contribution, maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa sumbangsih atau sumbangan yang dilakukan oleh seseorang. Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya. Seperti halnya yang telah penulis singgung di atas bahwa makna dari kontribusi itu sendiri merupakan sumbangan ataupun keterlibatan. Begitu banyaknya kontribusi yang telah dilakukan M. Natsir untuk kemajuan pedidikan Islam bangsa ini, sehingga beliau dianggap sebagai salah satu tokoh pendiri bangsa founding people karena perhatiannya yang sangat besar terhadap pendidikan Islam di Indonesia dan bahkan beliau dinilai sebagai pejuang pendidikan Indonesia. Kontribusi yang telah dilakukan oleh M. Natsir dalam perkembangan pendidikan Islam di antaranya adalah beliaulah yang pertama kali mendirikan sekolah pendidikan Islam Pendis di Bandung pada tahun 1932. Pendis merupakan suatu bentuk pendidikan modern yang mengkombinasikan kurikulum pendidikan umum dengan pendidikan pesantren. Dengan didirikannya Pendidikan 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, Jakarta:Balai Pustaka, 2005, h.592 9 Islam Pendis tersebut beliau berupaya untuk memerangi kebodohan dan mencerdaskan kehidupan bangsa ini.

B. Perkembangan

Perkembangan berarti pertumbuhan, tindakan, atau proses dari mem- bawakan sesuatu kepada keadaan yang lebih maju atau lebih efektif. 2 Setiap organisme, baik manusia maupun hewan, pasti mengalami peristiwa perkembangan selama hidupnya. Perkembangan ini meliputi seluruh bagian dengan keadaan yang dimiliki oleh organisme tersebut, baik yang bersifat konkret maupun yang bersifat abstrak. Perkembangan adalah suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru. Perubahan seperti itu tidak terlepas dari perubahan yang terjadi pada struktur biologis meskipun tidak semua perubahan kemampuan dan sifat psikis dipengaruhi oleh perubahan struktur biologis. Perubahan kemampuan dan karakteristik psikis sebagai hasil dari perubahan dan kesiapan struktur biologis sering dikenal dengan istilah kematangan. 3 Secara singkat, perkembangan development adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri growth berarti tahapan peningkatan sesuatu hal dalam jumlah, ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan. 4 “Perkembangan” adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata “berkembang” ini berarti mekar terbuka atau membentang, menjadi besar, luas dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan dan sebagainya. 5 Menurut F.J. Monks, sebagaimana dikutip Desmita dalam bukunya Psikologi Perkembangan, menjelaskan bahwa perkembangan menunjuk pada 2 Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Jakarta:PT Rineka Cipta,1993, h.194 3 M. Ali dan M. Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta:PT. Bumi Aksara,2010, h.11 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya,1996, h. 40 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta:Balai Pustaka,1991, h 538 10 “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali”. 6 Perkembangan adalah suatu perubahan, perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa. Secara teknis, perubahan tersebut biasanya disebut proses. Jadi pada garis besarnya para ahli sependapat, bahwa perkembangan itu adalah suatu proses. Tetapi apabila persoalan kita lanjutkan dengan mempersoalkan proses apa, maka di sini kita dapatkan lagi bermacam-macam jawaban yang pada pokoknya berpangkal kepada pendirian masing-masing ahli. 7 Dapat disimpulkan bahwa perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.

C. Prinsip-prinsip Perkembangan

Dalam perkembangan terdapat beberapa prinsip perkembangan, diantaranya sebagai berikut: 1. Berlangsungnya perkembangan individu yang satu tidak sama cepat atau lambatnya dengan individu yang lain. 2. Berlangsungnya perkembangan individu tidak dengan irama yang konstan, tetapi kadang-kadang dengan irama cepat, lambat, atau bahkan seperti berhenti, dan kemudian cepat sekali seperti dipacu. 3. Perkembangan psikis individu merupakan pengulangan urut-urutan tingkah laku dari perkembangan nenek moyang suatu bangsa. Dapat dikatakan juga bahwa hakikat dan perkembangan manusia merupakan determinasi dari kekuatan-kekuatan sosial yang melingkupi secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. 4. Dalam perkembangan anak terdapat suatu saat yang sangat tepat bagi suatu fungsi untuk dapat berkembang dengan baik sekali atau sangat sensitif dan sangat dengan mudah untuk merespon stimulus yang datang kepada dirinya. 6 Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 4 7 Muhibbin Syah, op.cit., h.41 11 5. Perkembangan individu tidak selalu berlangsung dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi suatu guncangan yang membawa perubahan secara radikal. Masa ini terjadi dalam dua periode guncangan. Periode guncangan pertama, terjadi ketika individu berada pada usia 3-4 tahun. Periode guncangan kedua terjadi ketika individu berada pada usia sekitar 14-17 tahun. 6. Perkembangan individu merupakan suatu proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan dan penemuan pada individu yang bersangkutan. Individu yang lahir merupakan warga baru yang belum mengenal dunia sekelilingnya. Oleh karena itu, dia perlu mengenal dan mempelajari segala sesuatu yang ada di dunia sekelilingnya pada saat kehadirannya. 7. Perkembangan pada setiap individu berupa pertahanan diri yang ada dan dapat menjadikan sistem keseimbangan untuk perkembangan kehidupannya. Pertahanan diri yang dimaksud adalah suatu respon dalam bentuk sikap atau perilaku individu yang dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyenangkan. 8. Setiap individu memiliki dorongan alamiah untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dorongan untuk mengembangkan diri dapat berupa kegiatan yang dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya dan dorongan untuk mengembangkan diri wujudnya berlainan antara satu dengan lainnya. 8

D. Tahapan Perkembangan

Dalam hubungan proses belajar mengajar pentahapan perkembangan yang digunakan sebaiknya bersifat elektif tidak berpaku pada satu pendapat saja. Fase-fase perkembangan individu: 1. Masa usia pra sekolah 0-6 tahun 8 M. Ali dan M. Asrori, op.cit., h.12