27
1. Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Triangulasi metode, terdapat dua strategi yaitu:
a. pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu berupa wawancara langsung.
b. pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama. 3.
Triangulasi penyidik, yaitu dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. 4.
Triangulasi teori, yaitu membandingkan hasil temuan dengan teori yang ada di Bab II. Dalam hal ini peneliti, membandingkan data dari
hasil wawancara dengan data-data yang diperoleh melalui referensi yang ada.
9
F. Analisis Data
Analisis data merupakan tahap terpenting dari sebuah penulisan. Sebab pada tahap ini dapat dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga
menghasilkan sebuah penyampaian yang benar-benar dapat digunakan untuk menjawab persoalan-persoalan yang telah dirumuskan.
Teknik analisa dari penulisan ini adalah analisa isi content analysis, yakni pengolahan data dengan cara pemilihan tersendiri berkaitan dengan
pembahasan dari beberapa gagasan atau pemikiran tokoh pendidikan. Maka, disini penulis menggambarkan permasalahan yang dibahas dengan mengambil materi-
materi yang relevan dengan permasalahan, kemudian dianalisis, dipadukan, sehingga dapat dijadikan suatu kesimpulan.
Dengan menggunakan analisis isi yang mencakup prosedur ilmiah berupa obyektifitas, sistematis, dan generalisasi. Maka arah pembahasan skripsi
ini untuk menginterpretasikan, menganalisis isi buku dikaitkan dengan masalah masalah pendidikan yang masih aktual untuk dibahas, yang selanjutnya
dipaparkan secara obyektif dan sistematis.
9
Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta:FITK UIN Syarif Hidayatullah,2013, h.74
28
G. Teknik Penulisan
Teknik penulisan yang dipakai perpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.
29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Riwayat Hidup M. Natsir
M. Natsir yang bergelar Datuk Sinaro Panjang, terlahir di Jembatan Berukir Alahan Panjang, Kabupaten Solok, Sumatra Barat pada hari Jum’at
tanggal 17 Jumadil Akhir 1326 H, bertepatan dengan tanggal 17 Juli 1908 dari seorang wanita yang bernama Khadijah. Ayahnya bernama Mohammad
Idris Sutan Saripodo, seorang pegawai rendah sebagai juru tulis pada kantor kontroler di Maninjau dan sipir penjara Sulawesi Selatan.
1
M. Natsir mempunyai tiga orang saudara kandung, yaitu Yukinan, Rubiyah, dan
Yohanusun. Layaknya anak-anak Minang, M. Natsir kecil juga menghabiskan waktu di surau untuk mengaji dan bersenda gurau. Pendidikan di surau
tidaklah cukup. M. Natsir kecil sangat ingin belajar di sekolah modern.
2
Pada tahun 1916, M. Natsir berumur delapan tahun telah mempunyai angan-angan ingin masuk sekolah rendah berbahasa Belanda, yaitu Holands
Inlandse School HIS. Pada tahun 1912 pemerintah Belanda telah mendirikan sekolah kelas 1 berbahasa Belanda, dan kemudian pada tahun
1915 sekolah itu diberi nama HIS. Murid-murid yang bisa memasuki sekolah tersebut adalah anak demang, yaitu kepala distrik seperti wedena atau anak
pegawai pemerintah lainnya. Anak-anak dari golongan kaum petani atau kaum buruh dan pegawai kecil tidak memasukinya.
Ayahnya Idris Sutan Saripado bekerja sebagai juru tulis kontroler di Minanjau, Kabupaten Agam. M. Natsir di sekolahkan di sekolah Gubernemen
kelas II dengan berbahasa melayu. Dengan ayahnya pegawai kecil pada pemerintah, keinginan M. Natsir untuk sekolah HIS tidak terpenuhi.
Kegembiraan M. Natsir muncul, ketika makciknya Rahim membawa tinggal
1
Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharu Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 73
2
Artawijaya, “M. Natsir Maestro Dakwah Yang Tak Kenal Lelah”, Al-Mujtama’, h. 2