Prinsip-prinsip Perkembangan KAJIAN TEORI
15
Pada awalnya anggota diskusi tersebut bukan hanya diisi oleh kaum muda modernis saja, akan tetapi ia juga banyak beranggotakan kaum tua
tradisionalis. Sehingga dengan adanya diskusi tersebut bukan hanya sebatas diskusi akan tetapi ia juga dijadikan media yang mempertemukan kaum muda dan
kaum tua. Topik diskusinya antara lain: masalah-masalah agama yang ada di majalah Al-Munir Padang, Al-Manar Mesir, Friksi-friksi golongan Arab Al-
Irsyad vs Jamiat Khair serta perkembangan ideologi komunisme yang mengakar dan berhasil memecah belah Serekat Islam SI.
Pada perkembangan diskusi selanjutnya pihak H. Zamzam dan para anggota lainnya mencoba mengenalkan ide-ide kaum modernis sebagai tema
sentralnya yang pada akhirnya diskusi tersebut lebih condong pada ide-ide kaum modernis, alhasil muncullah ketidaksukaan dari anggota yang lainnya yang
mendukung paham tradisionalis, sehingga pada tahun 1926 anggota diskusi yang masih berpaham tradisionalis membentuk sebuah organisasi tandingan yang diberi
nama Pemufakatan Islam. Sementara anggota yang lainnya yang setuju dengan ide-ide pembaharu tetap mempertahankan nama Persatuan Islam dan berhasil
mendeklarasikan diri sebagai organisasi pembaharu.
13
Perjuangan PERSIS dalam bidang pendidikan adalah dengan mendirikan madrasah-madrasah dan pesantren-pesantren. Awal mulanya sekolah
tersebut ditujukan untuk anak-anak anggota PERSIS, namun kemudian diperluas dan menerima anak-anak lain. Suatu hal yang menonjol dalam organisasi ini yang
membedakannya dengan organisasi-organisasi lain adalah dalam menyebarkan ide-idenya, PERSIS lebih senang dengan cara perdebatan-perdebatan dan
polemik. Organisasi PERSIS kerap mengajak orang-orang yang berbeda pendapat dan pemikiran untuk berdebat.
14
Terbentuknya Persatuan Islam di Bandung memberikan angin baru terhadap pola keagamaan masyarakat Bandung. Ahmad Hassan yang bergabung
dengan gerakan ini pada tahun 1924 adalah anggota yang memberikan format dan
13
Howard M. Federspiel, Persatuan Islam Pembaharuan Islam Indonesia Aba XX, Yogyakarta:Gadjah Mada University Press,1996, h.18
14
Ahmad Syaukani, Perkembangan Pemikiran Modern Di Dunia Islam, Bandung:CV Pustaka Setia, 2001, h.125
16
individualitas nyata kedalam barisan Muslim modernis.
15
Sehingga ketika organisasi ini terpecah anggotanya pada tahun 1926, A. Hassan tampil sebagai
peletak dasar ideologi Persatuan Islam yang membawa Persatuan Islam menjadi gerakan purifikasi Islam. Masuknya A. Hassan ke dalam tubuh organisasi PERSIS
membawa PERSIS semakin jelas dalam gerakannya yaitu gerakan tajdid pembaharu, gerakan purifikasi Islam pemurnian ajaran Islam dan gerakan
kembali kepada Al- Qur’an dan Sunnah.
Selain bidang dakwah, PERSIS juga menjadikan pendidikan sebagai salah satu sarana dan wahana bagi tercapainya tujuan PERSIS. Pada tahun 1930 di
Bandung diselenggarakan pertemuan antara PERSIS dengan tokoh umat Islam yang menaruh perhatian terhadap pendidikan generasi muda Islam. Pertemuan
tersebut telah menghasilkan satu keputusan untuk mendirikan sebuah yayasan pendidikan Islam, berusaha memadukan dan mengembangkan pelajaran dan
pengetahuan modern dengan pendidikan dan pengajaran Islam dalam arti yang seluas-luasnya. Program yang telah disetujui dalam pertemuan tersebut adalah
sebagai berikut: 1.
Memenuhi kekurangan pelajaran bagi generasi muda mengingat mereka haus sekali terhadap pengetahuan modern dan sesuai pula
dengan penghematan pemerintah dalam pendidikan. 2.
Mengatur pendidikan dan pengajaran generasi muda dengan berdasarkan kepada jiwa Islam dan mempraktikkannya secara lebih
rapi. 3.
Mengatur dan menjaga pendidikan generasi muda agar mereka tidak bergantung kepada gaji dan honor setelah keluar dari sekolah
dan dapat bekerja dan percaya kepada kemampuan sendiri.
16
Untuk mencapai tujuan itu, usaha yang dilakukan ialah mendirikan sekolah-sekolah seperti Taman Kanak-Kanak, HIS, MULO, Pertukangan dan
perdagangan, kursus-kursus dan ceramah-ceramah. Persatuan Islam atau PERSIS adalah salah satu lembaga kemasyarakatan lembaga sosial yang ada di
Indonesia. Lembaga kemasyarakatan itu sendiri merupakan terjemahan langsung dari istilah asing social institution. Pengertian lembaga lebih menunjuk pada
15
Howard M. Federspiel, op.cit., h. 17
16
Thohir Luth, Dakwah dan Pemikirannya, Jakarta:Gema Insani Press, 1999, h.39