Pengertian Strategi Dakwah Strategi Dakwah

secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan Islam yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan. 31 Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi dakwah adalah cara, siasat, taktik untuk melakukan suatu rencana yang telah disesuaikan dengan sasaran secara cermat guna mencapai tujuan dakwah.

2. Asas-asas Strategi Dakwah

Menurut Asmuni Syukir strategi yang digunakan dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa asas strategi dakwah, antara lain: 1. Asas Filosofis, yaitu asas yang membicarakan tentang hal-hal yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas dakwah; 2. Asas Psikologis, yaitu asas yang membahas tentang masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitu juga sasaran dakwahnya yang memiliki karakter kejiwaan yang unik, yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah ideologi atau kepercayaan ruhaniahyaitu input dari masalah-masalah psikologis sebagai asas dasar dakwahnya. Secara psikologis segala macam ajakan atau seruan kebaikan, sebelum disampaikan kepada orang lain, sebaiknya dipraktikan sendiri terlebih dahulu, apa yang akan diserukan atau disampaiakn 31 Acep Aripudin Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. Ke-1, h. 138 kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT QS. Al-Baqarah, ayat: 8-9 yang berbunyi:                        Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian, pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada batasnya ”. “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka Hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar ” . 3. Asas Sosiologis, yaitu asas yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah, misalnya politik masyarakat setempat, mayoritas agama di daerah setempat, filosofi sasaran dakwah, sosio-kultur dan lain sebagainya, yang sepenuhnya diarahkan pada persaudaraan yang kokoh, sehingga tidak ada sekat diantara elemen dakwah, baik kepada objek mad’u maupun kepada sesama subjek pelaku dakwah. Dalam mencoba memahami keberagamaan masyarakat, antara konsepsi psikologi, sosiologi dan religiusitas hendaknya tidak dipisahkan secara ketat, sebab jika terjadi akan menghasilkan kesimpulan yang fatal 32 ; 32 Muhammad Husain Fatahullah, Metodologi Dakwah dalam Al- Qur’an Cet. I; Jakarta: Lentera, 1997,h. 4-42. 4. Asas Kemampuan dan Keahlian achievement and profesional, yaitu azas yang lebih menekankan pada kemampuan dan profesionalisme subjek dakwah dalam menjalankan misinya. Latar belakang subjek dakwah akan dijadikan ukuran kepercayaan mad’u; 5. Asas Efektifitas dan Efisiensi, yaitu asas yang menekankan usaha melaksanakan kegiatan dengan semaksimal mungkin sesuai dengan planning yang telah ditetapkan sebelumnya. Di dalam aktifitas dakwah harus menyeimbangkan antara biaya dan waktu dengan tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau biaya, waktu dan tenaga yang sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga dan waktu tetapi dapat mencapai hasil yang maksimal atau setidak-tidaknya seimbang antara keduanya. Melihat asas-asas strategi dakwah yang begitu luas dan saling terkait antara satu dengan yang lainnya, maka sebagai pelaku dakwah harus dapat menyikapi hal tersebut dengan memperkaya keilmuan dan pengetahuan yang berkenaan dengan asas-asas tersebut. Seluruh asas yang dijelaskan di atas termuat dalam metode dakwah yang harus dipahami oleh pelaku dakwah. Dimana Istilah metode atau methodos Yunani diartikan sebagai rangkaian,