Dalam pertumbuhan suatu organisasi, pasti ada berbagai faktor yang mendukung dan juga tidak terlepas dari berbagai faktor
hambatan. Hal itu biasa di temukan dalam perjalanan suatu lembaga atau organisasi. Seperti halnya yang dialami oleh pengurus Viking
yang mendapat berbagai dukungan dan juga mengalami hambatan. Hal ini mereka jadikan sebagai bahan motivator untuk tetap giat dalam
melaksanakan aktifitas keagamaan karena jika tidak ada hambatan maka akan terasa hambar dan tidak tergugah untuk menjadi lebih baik.
B. Saran
Sebuah kelompok suporter yang mengadakan agenda pengajian rutin tentunya masih terdapat banyak kekurangan yang harus dibenahi agar apa yang di
inginkan pengurus Viking dapat terealisasi dengan sangat baik. Terlebih niat baik para pengurus Viking untuk membuat anggota Viking ini keluar dari stigma
negatif masyarakat tentang Viking itu suporter anarkis harus didukung oleh semua pihak sehingga sesuai dengan apa yang diinginkan pengurus Viking.
Beberapa hal yang harus dilakukan pengurus Viking untuk membenahi program aktivitas keagamaan yang dimaksud disini adalah agenda pengajian rutin
yaitu: 1.
Harus lebih banyak merangkul distrik-distrik Viking yang tersebar di sekitaran Bandung untuk menghadiri agenda pengajian rutin ini.
Karena agar semakin banyak mad’u yang datang akan semakin cepat pesan dakwah dapat diterima secara langsung oleh mad’u.
2. Harus lebih inovatif dalam membuat sebuah acara pengajian,
misalkan terus mengganti ustadnya agar tidak jenuh, mengadakan tanya jawab dalam sesi pengajian dan materi dakwahnya harus
lebih mengarah kepada perilaku baik manusia karena membantu untuk para penonton sepak bola menjadi sholeh-sholehah, agar
tidak lagi perlu slogan sportivitas dan fair play. Karena dengan kesholehan otomatis sudah mencakup seluruh nilai-nilai kebaikan
yang ada termasuk sportivitas dan fair play. 3.
Harus lebih sering disosialisasikan mengenai agenda pengajian rutin ini melalui ketua distrik, jejaring sosial dan para pengurus
Viking agar bisa merangkul sebanyak-banyaknya anggota Viking untuk datang ke pengajian rutin dan sebagai salah satu kelompok
suporter terbesar di Indonesia, Viking bisa menjadi barometer kelompok suporter dan menjadi contoh baik untuk kelompok
suporter lain di Indonesia karena bisa berhasil mengadakan agenda pengajian rutin yang bisa menimbulkan stigma positif dari
masyarakat.
70
DAFTAR PUSTAKA
Acep Aripudin Syukriadi Sambas, Dakwah Damai: Pengantar Dakwah Antar Budaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah, Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2004. A. Hasjmy, Dutur Dakwah Menurut Al-
Qur’an, Jakarta, Bulan Bintang 1994. A. Karim Zaidan, Asas al-Dakwah, diterjemahkan. M. Asywadie Syukur dengan
judul Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Jakarta: Media Dakwah, 1979. A. M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, Jakarta: Pronhalindo.
A. W. Munawir, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Lengkap, Jakarta: Pustaka Progresif, 1997.
Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1997.
Dewi S. Baharta, Kamus Bahasa Indonesia, Bintang Terang, Surabaya, 1995. D. Hendropuspito, O.C. Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1998.
Dr. H. Dadang Kahmad. M. Si., Sosiologi Agama, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
Dr. Nico Syukur Dister, Ofm., Pengalaman dan Motivasi Beragama :Pengantar Psiokologi Agama, Yogyakarta: Kanisius, 1988.
Drs. Amsal Bahtiar, MA., Filsafat Agama, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997. Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikasi, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997.
Hari Purnomo Setiawan dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah Konsep pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas
UI, 1999.
Helmi, Masdar. Dakwah dalam Alam Pembangunan, Semarang: CV Toha Putra, tt
Husain, Muhammad Fatahullah. Metodologi Dakwah dalam Al- Qur’an, Jakarta:
Lentera, 1997. H. Asep Muhiddin, Metode Pengembangan Dakwah, Bandung: Pustaka Setia,
2002 h. 78. Dikutip dari Nurcholish Madjid, Cendekiawan dan Religiusitas Masyarakat, Jakarta: Paramadina, 1999.
Jalil, Abdul. “Mekanisme Dakwah dari Proses Penyadaran Menuju Implementasi
Pelembagaan dan Pengelolaan,” Jurnal Dakwah, 2000.