kelompok nya. Untuk mengetahui kelompok mana saja yang memiliki perbedaan bermakna maka analisa dilanjutkan dengan menggunakan uji post-hoc.
Hasil dari uji post-hoc menunjukkan bahwa kelompok yang memiliki perbedaan bermakna pada data rata-rata persentase berat badannya adalah kelompok N dengan
kelompok D, lalu kelompok N dengan kelompok D+Ss100, dan kelompok N dengan kelompok D+Ss300.
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Candra, dkk 2013 didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna p≥0.05 pada berat badan tiap kelompoknya,
baik itu kelompok normal, kelompok diabetes, dan kelompok diabetes dengan terapi yacon dengan dosis 300 mgkgBB selama 14 hari.
18
Hal ini dapat terjadi mungkin karena perbedaan durasi waktu pemberian ekstrak dengan penelitian kali ini.
4.3 Kadar Kolesterol
Data kadar kolesterol diambil setelah hari 28 perlakuan pada setiap kelompok sampel. Data yang dicantumkan di tabel berikut merupakan data rata-rata kadar kolesterol tikus
dalam tiap kelompoknya n=4:
Tabel 4.5 Rata-Rata Kadar Kolesterol pada Seluruh Sampel
Sampel Mean±SD mgdl
N 109,9 ± 39,9
D 272,6 ± 97,6
D+Ss100 188,7 ± 162,7
D+Ss300 126,2 ± 102,8
Keterangan : Mean, Rata-rata; SD, Standar Deviasi; N, Kelompok tikus normal n=3; D, Kelompok tikus diabetes n=4; D+Ss100, Kelompok tikus diabetes dengan terapi ekstrak Smallanthus sonchifolius
100 mgkgBB n=4; D+Ss300, Kelompok tikus diabetes dengan terapi ekstrak Smallanthus sonchifolius 300 mgkgBB n=4.
Keterangan : N, Kelompok tikus normal n=3; D, Kelompok tikus diabetes n=4; D+Ss100, Kelompok tikus diabetes dengan terapi ekstrak Smallanthus sonchifolius 100 mgkgBB n=4; D+Ss300, Kelompok
tikus diabetes dengan terapi ekstrak Smallanthus sonchifolius 300 mgkgBB n=4.
Grafik 4.3 Rata-Rata Kadar Kolesterol pada Seluruh Sampel
0.0 50.0
100.0 150.0
200.0 250.0
300.0 350.0
N D
D+Ss100 D+Ss300
K o
leste ro
l m
g dL
Kelompok Sampel
p=0.724 p=0.083
p=0.724 p=0.386
p=0.248 p=0.034
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata kadar kolesterol pada kelompok tikus diabetes memiliki angka tertinggi 272,6 mgdL dibandingkan kelompok yang
lain. Pada kelompok tikus diabetes dengan terapi yacon 300 mgkgBB, angka rata-rata kadar kolesterol lebih rendah 126,2 mgdL bila dibandingkan dengan kelompok tikus
diabetes dengan terapi yacon 100 mgkgBB 188,7 mgdL. Hal tersebut dapat terlihat lebih jelas pada grafik 4.3.
Untuk melihat rata-rata perbedaan sampel pada dua kelompok penelitian, dilakukan uji lain yaitu uji T. Namun karena hasil dari uji distribusi data kadar kolesterol tidak
normal maka digunakan uji statistik nonparametrik yaitu uji Mann Whitney. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata kadar kolesterol yang signifikan pada
kelompok sampel N dan D p value = 0,034. Sedangkan tidak terdapat perbedaan rata- rata kadar kolesterol yang signifikan pada kelompok sampel N dan D+Ss100 p value =
0,724, kelompok sampel N dan D+Ss300 p value = 0,724, kelompok sampel D dan D+Ss100 p value = 0,248, kelompok sampel D dan D+Ss300 p value = 0,083, dan
kelompok sampel D+Ss100 dan D+Ss300 p value = 0,386. Selanjutnya dilakukan perhitungan statistik menggunakan uji One Way Anova untuk
mengetahui signifikasi perbedaan antar kelompok dalam pengujian kadar gula darah ini. Uji distribusi data dan uji homogenitas yang memenuhi merupakan syarat
diperbolehkannya dilakukan uji One Way Anova. Namun karena hasil dari uji distribusi data tidak normal p
≥ 0.05, maka perhitungan statistik tidak bisa menggunakan uji One Way Anova dan dilanjutkan menggunakan uji non-parametric yaitu uji Kruskal-
Wallis
.
Berikut uji statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis :
Tabel 4.6 Hasil Analisa Data Rata-rata Kadar Kolesterol Pada Seluruh Sampel
Kelompok Mean±SD mgdl
p-value N
109.9±39.9 D
272.6±97.6 0,168
D+Ss100 D+Ss300
188.6±162.7 126±102.8
Keterangan : Mean, Rata-rata; SD, Standar Deviasi; N, Kelompok tikus normal n=4; D, Kelompok tikus diabetes n=4; D+Ss100, Kelompok tikus diabetes dengan terapi ekstrak Smallanthus sonchifolius
100 mgkgBB n=4; D+Ss300, Kelompok tikus diabetes dengan terapi ekstrak Smallanthus sonchifolius 300 mgkgBB n=4.
Dari hasil analisa data statistik uji Kruskal-Wallis mengenai rata-rata kadar kolesterol setiap kelompok penelitian, didapatkan bahwa hasilnya tidak ada perbedaan yang
signifikan p≥0.05, karena p-value yang didapat adalah 0.168. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak yacon dengan dosis 100 mgkgBB dan dosis 300 mgkgBB
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar kolesterol tikus diabetes, dilihat dari tidak terlalu jauh perbedaan kadar kolesterolnya dengan kontrol negatifnya
kelompok N juga kontrol positifnya kelompok D. Sedangkan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan bahwa
pemberian ekstrak yacon dengan dosis 140 mgkgBB pada pasien diabetes wanita usia 30-44 tahun yang disertai dengan obesitas setiap harinya selama 120 hari mampu
menurunkan berat badan disertai dengan perbaikan kadar kolesterol total secara signifikan menurut statistik p0.05.
17
Perbedaan ini mungkin dapat terjadi akibat dari perbedaan jumlah sampel, lama waktu pemberian, perbedaan dosis, dan perbedaan
populasi sampel.