Proses Perbuatan Akta Jual Beli Oleh Notaris

A. Proses Perbuatan Akta Jual Beli Oleh Notaris

Akta adalah tulisan yang ditandatangani dan dipersiapkandibuat untuk dipergunakan sebagai alat bukti bagi kepentingan orang untuk siapa akta itu diperbuat.” Ketentuan Pasal 1868 KUHPerdata menyebutkan bahwa: ”Suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang- undang dibuat oleh atau dihadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat dimana akta dibuatnya.” Menurut Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala Badan Pertahanan Nasional No. 3 Tahun 1997 bahwa sebuah akta yang dibuat PPAT proses pembuatannya harus melalui 3 tahapan. Tahapan-tahapan yang dimaksud adalah: 1. Tahapan persiapan pembuatan akta. 2. Tahapan pelaksanaan pembuatan akta. 3. Tahapan pendaftaran akta. 1. Tahapan persiapan pembuatan akta. Dalam UU No. 5 Tahun 1960 tidak diatur mengenai adanya tahapan- tahapan pembuatan akta tersebut, begitu pula dalam PP No.24 Tahun 1997. Tahapan-tahapan pembuatan akta tersebut diatur dalam Permen Negara Agraria Kepala Badan Petanahan Nasional No. 3 Tahun 1997. Dalam Permen Negara Agraria Kepala BPN No. 3 Tahun 1997, sebelum akta dibuatditandatangani dihadapan PPAT maka harus dilakukan persiapan M.U.Sembiring, Teknik Pembuatan Akta, Program Pendidikan Spesialisasi Notaris, Fakultas Hukum USU, Medan, 1997, hal 4. Universitas Sumatera Utara terlebih dahulu. Dalam persiapan pembuatan akta itu dilakukan langkah-langkah persiapan yang merupakan persiapan pembuatan akta dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan pemeriksaan sertifikat hak atas tanah pada kantor pertanahan setempat. Hasil pemeriksaan sertifikat pada kantor pertanahan tersebut harus diperoleh sebelum akta dibuat Pasal 97. b. Memeriksa apakah terhadap peralihan pembebanan hak tersebut diperlukan izin dan pihak yang berwenang tidak. Izin harus diperoleh sebelum pembuatan akta dilakukan Pasal 98. c. Membuat pernyataan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 99 yaitu mengenai batas maksimum pemilikan atas suatu bidang tanah atau pernyataan berkenaan dengan tanah-tanah absentee. d. Melakukan pembayaran bea perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB sesuai dengan UU No.21 Tahun 1997 dalam hal BPHTB terhutang. e. Melakukan pembayaran PPH sesuai dengan PP No. 48 Tahun 1994 dan PP No. 27 Tahun 1996 dalam hal pajak tersebut terhutang. 2. Tahapan pelaksanaan pembuatan akta. Pada tahapan ini berdasarkan Peraturan Menteri Negara Agraria Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. Pembuatan akta harus dihadiri dan ditandatangani oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau melalui kuasa sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Universitas Sumatera Utara b. Pembuatan akta harus dihadiri oleh dua orang saksi. c. Akta harus dibacakan dan dijelaskan oleh PPAT kepada para pihak. d. Akta PPAT dibuat dalam dua rangkap asli, dan satu lembar disampaikan kepada kantor pertanahan untuk proses pendaftaran dan lembar lainnya untuk para pihak. 3. Tahapan pendaftaran. Pada tahapan pendaftaran ini dibedakan dalam 2 macam, yaitu pendaftaran peralihan hal dan pendaftaran pembebanan hak. Pada pendaftaran peralihan hak yang disebabkan karena pemindahan hak PPAT menempuh langkah-langkah sebagai berikut: a. PPAT wajib menyampaikan akta PPAT dan dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan hak kepada Kantor Pertanahan selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak ditandatangani akta yang bersangkutan. b. Dokumen-dokumen yang disampaikan pada kantor pertanahan tersebut meliputi: 1. surat permohonan pendaftaran peralihan hak yang ditandatangani oleh penerima hak atau kuasanya. 2. surat kuasa tertulis dari penerima hak apabila yang mengajukan permohonan bukan penerima hak. 3. asli akta yang telah ditandatangani oleh para pihak dihadapan PPAT yang berwenang. Universitas Sumatera Utara 4. bukti identitas para pihak. 5. asli sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan. 6. izin pemindahan hak sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 98 ayat 2. 7. bukti pembayaran BPHTB dalam hal bea tersebut terhutang. 8. bukti pembayaran PPH dalam hal PPH terhutang. c. Kantor pertanahan wajib memberikan tanda bukti penerimaan. d. Pencatatan peralihan hak dalam buku tanah, sertifikat dan daftar lainnya yang ada pada kantor pertanahan. Pendaftaran pembebanan hak atau pendaftaran hak tanggungan dilakukan yaitu dengan menyampaikan dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat 1 pada kantor pertanahan setempat paling lambat 7 hari kerja setelah penandatanganan akta trsebut. Petugas kantor pertanahan yang ditunjuk untuk membubuhkan tanda tangan, cap, dan tanggal penerimaan pada lembar kedua surat pengantar dari PPAT yang bersangkutan. Setelah segala persyaratan untuk mendaftarkan hak tanggungan lengkap, maka Kepala Kantor Pertanahan mendaftarkan hak tanggungan yang bersangkutan dengan membuatkan buku tanah hak tanggungan dan mencatatnya pada buku tanah dan sertifikat hak atas tanah yang menjadi objek hak tanggungan yang tanggalnya adalah tanggal hari ketujuh setelah tanggal penerimaan pada Kantor Pertanahan. Universitas Sumatera Utara

B. Pembatalan Perjanjian Jual Beli Tanah Akibat Penipuan Data di