Upaya Penyelesaian Sengketa Permohonan Ganti Kerugian Dan

yang terdapat dalam pasal 1328 KUHPerdata adalah bahwa untuk adanya penipuan harus ada tipu muslihat kunstgrepen, sehingga sudah terang, bahwa bohong saja belum cukup untuk adanya penipuan. †††††††† Pertama-tama mengenai apa itu yang dimaksud dengan tipu muslihat, pengadilan perdata pada umumnya mengikuti pendapat pengadilan dalam keputusannya tentang tindak pidana penipuan, tetapi dengan catatan, bahwa tipu muslihat sebagai yang dimaksud dalam pasal 1328 KUHPerdata, tidak hanya meliputi apa yang dianggap sebagai tipu muslihat dalam Pasal 378 KUHPidana tetapi meliputi para sarana-sarana lain. Jadi di dalam unsur tipu muslihat bohong saja tidak cukup, namun harus ada serangkaian kebohongan samenweefsel van verdichtselen. ‡‡‡‡‡‡‡‡ Dalam Pasal 1328 KUHPedata dikatakan, bahwa penipuan merupakan alasan untuk ”pembatalan”, dari ketentuan mana kita menyimpulkan bahwa adanya unsur penipuan pada waktu penutupan perjanjian, tidak menyebabkan bahwa perjanjian tersebut batal demi hukum tetapi hanya memberikan kemungkinan untuk dimintakan pembatalannya oleh pihak yang merasa ditipu. Jadi yang bisa minta pembatalan adalah orang yang ditipu, bukan yang menipu.

C. Upaya Penyelesaian Sengketa Permohonan Ganti Kerugian Dan

Pembatalan Perjanjian Jual Beli Tanah Dikarenkan Adanya Penipuan Data Di Hadapan Notaris †††††††† J. Satrio, SH., op. cit., hal. 355. ‡‡‡‡‡‡‡‡ J. Satrio, SH, loc. cit. Universitas Sumatera Utara Setiap proses perkara perdata di muka Pengadilan Negeri dimulai dengan pengajuan surat gugatan oleh Penggugat atau wakilkuasanya. Cara mengajukan gugatan termaktub dalam Pasal 118 HIR 142 RBg mengatur tentang kompetensi relatif dan bagaimana suatu gugatan harus diajukan, tetapi tidak mengatur syarat- syarat dan isi gugatan. Perkara perdata yang tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan, tidak boleh diselesaikan dengan cara menghakimi sendiri eigenrichting. Akan tetapi diselesaikan melalui pengadilan. Pihak yang merasa dirugikan hak perdatanya dapat mengajukan perkaranya ke Pengadilan untuk memperoleh penyelesaian sebagaimana mestinya, yakni dengan menyampaikan gugatan terhadap pihak yang dirasa merugikan. Gugatan ini boleh diajukan secara tertulis, Pasal 118 HIR 142 RBg dan boleh diajukan secara lisan Pasal 120 HIR 144 RBg. Akan tetapi orang yang menerima kuasa tidak diperbolehkan mengajukan gugatan secara lisan MA. Tgl. 4-12-1975 No. 369 KSip1973. §§§§§§§§ Hukum Acara Perdata yang termuat dalam HIR dan RBg tidak ada menyebut syarat-syarat yang harus dipenuhi surat gugatan. Tetapi Mahkamah Agung dalam beberapa putusannya memberikan fatwa bagaimana surat gugatan itu disusun : 1. Orang bebas menyusun dan merumuskan surat gugatan, asal cukup memberikan gambaran tentang kejadian materiil yang jadi dasar tuntutan. 2. Apa yang dituntut harus disebut dengan jelas 3. Pihak-pihak yang berperkara harus dicantumkan secara lengkap, dan §§§§§§§§ H. Ridwan Syahrani, SH, Buku Materi Dasar Hukum Acara Perdata, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000. H. Ridwan Syahrani, SH, loc. cit. Universitas Sumatera Utara 4. Khusus gugatan mengenai tanah harus menyebut dengan jelas letak tanah, batas-batas dan ukuran tanah Surat gugatan yang tidak sesuai dinyatakan tidak sempurna, dan dinyatakan tidak dapat diterima. Untuk kepentingan pencari keadilan, dalam Pasal 119 HIR143 RBg ditentukan, bahwa Ketua Pengadilan Negeri berwenang untuk memberi nasihat dan bantuan kepada pihak penggugat atau kuasanya dalam membuat dan mengajukan gugatan. Dengan demikian dapat dicegah pengajuan gugatan yang tidak sempurna, yang akan dinyatakan tidak dapat diterima. Kalau kita perhatikan ketentuan tentang syarat-syarat suatu surat gugatan dalam RV yang dulu berlaku pada Raad van Justitie, maka pada Pasal 8 ayat 3 Hukum Acara Perdata itu disebutkan bahwa surat gugatan harus memuat identitas para pihak, fundamental petendi posita, dan petitum. Yang dimaksud dengan identitas para pihak adalah keterangan yang lengkap dari pada pihak-pihak yang berperkara. Sedangkan yang dimaksud dengan fundamentum petendie posita adalah dasar dari pada gugatan, yang memuat tentang adanya hubungan hukum antara pihak-pihak yang berperkara Penggugat dan Tergugat, yang terdiri dari dua bagian, yaitu: 1. Uraian tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa eitelijke gronden, dan 2. Uraian tentang hukumnya rechtsgronden Sebagaimana telah diterangkan, dalam suatu perkara sekurang-kurangnya ada dua pihak yang saling berhadapan, yaitu Penggugat dan Tergugat. Dalam Perkara perdata yang sederhana malahan pihak-pihak tersebut hanya terdiri dari Universitas Sumatera Utara dua orang, seorang penggugat dan seorang tergugat. Namun dalam praktek tidak jarang terjadi, di mana pihak penggugat lebih dari seseorang melawan pihak tergugat yang hanya seorang, atau seorang penggugat melawan beberapa orang tergugat, atau beberapa orang penggugat melawan beberapa orang tergugat. Inilah yang dinamakan Kumulasi Subjektif pengabungan dari pada subjeknya Selanjutnya Pasal-Pasal 1243-1252 KUHPerdata mengatur lebih lanjut mengenai masalah ganti rugi. Prinsip dasarnya adalah baik dikarenakan oleh wanprestasi maupun yang dikarenakan oleh perbuatan melawan hukum yang telah nyata-nyata menimbulkan kerugian terhadap orang lainmewajibkan pengantian kerugian, yang dapat berupa ongkos, kerugian dan bunga. Yang mana dalam peristiwa-peristiwa tertentu di samping tuntutan ganti rugi ada kemungkinan dimohonkan tuntutan pembatalan perjanjian, pelaksanaan hak retensi dan hak reklame. ††††††††† Dalam menetapkan besarnya ganti kerugian hakim tentunya juga mempunyai peranan yang sangat penting dan berpengaruh, menghitung kerugian yang diderita paling tidak sebagian adalah harus menelusuriperistiwa yang sudah terjadi, yang kadang-kadang bisa sudah cukup lama berlalu. Kalau menghitung besarnya kerugian sendiri dapat mengalami kerumitan karena hal tersebut harus secara nyata dapat dibuktikan, atau permohonan ganti rugi yang dituntut harus benar-benar beralasan. Dalam halpelaksanaannya hakim pada waktu menghitung besarnya kerugian tidak terikat kepada peraturan perundang-undangan dan dapat ††††††††† J. Satrio, SH., op. cit., hal. 145. Universitas Sumatera Utara jugaahakim dalam menentukan besarnya ganti kerugian berdasarkan persangkaan hakim. Demikian juga halnya dalam hal penipuan menurut M. Yahya Harahap bahwa satu macam kebohongan saja tidaklah cukup untuk penipuan, melainkan harus ada suatu rangkaian kebohongan yang dalam hubungannya satu dengan yang lainnya merupakan suatu tipu muslihat. Yang di dalam tipu muslihat tersebut terdapat pemalsuan berupa pemalsuan data di dalam Akta Otentik yang di buat di hadapan notaris. Keterangan palsu yang terdapat dalam suatu akta otentik umumnya berasal dari para pihak penghadap yang meminta untuk dibuatkan akta yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya dan merugikan pihak lain. Perbuatan ini dilakukan oleh para pihakpenghadap dengan cara sengaja yakni pada saat para pihakpenghadap datang dan menghadap kepada notaris untuk meminta dibuatkan akta, dimana para pihakpenghadap tersebut memberikan keterangan-keterangan dan identitas yang tidak benar serta surat-surat dokumen-dokumen yang tidak benar yang dalam perkara perdata No.161Pdt.G2007 PN Mdn. Yang termasuk surat atau dokumen yang dipalsukan adalah identitas salah satu pihak dalam hal pembuatan perikatan perjanjian jual beli tanah atas nama Josari dan juga KTP sebagai salinan identitas palsu yang sengaja dibuat oleh Tergigat I untuk memenuhi syarat-syarat agar dapat diterbitkannya suatu akta jual beli. Setelah akta selesai dibuat oleh notaris lalu ditandatangani oleh para pihakpengahadap, saksi-saksi dan notaris. Maka dengan demikian lahirlah atau diterbitkanlah akta otentik yang mengandung keterangan palsu. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya notaris dalam membuat akta selalu dengan penuh kehati- hatian dan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yakni Undang-Undang Jabatan Notaris dan peraturan perundang- undangan lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa tugas notaris adalah membuat akta otentik yang fungsinya untuk membuktikan kebenaran tentang telah dilakukannya suatu perbuatan hukum oleh para pihakpenghadap dan mencantumkan identitas masing-masing dari para pihakpenghadap tersebut. Notaris hanya mengkonstantir apa yang terjadi, apa yang dilihat, dan apa yang dialaminya serta menuangkannya di dalam akta. Notaris pada dasarnya hanya mencatat apa yang dikemukakan oleh para pihakpenghadap lalu dituangkannya ke dalam akta, di sini dapat dikatakan bahwa notaris hanya bertanggung jawab secara materil dalam kerangka formil, artinya notaris berwenang untuk menyesuaikan keterangan-keterangan yang diberikan dengan surat-surat dokumen-dokumen yang asliyang sebenarnya. Di sini juga notaris memberikan penyuluhan hukum untuk memberikan arah dalam menuangkan solusi yang benar dan tepat kepada para pihakpenghadap sehubungan dengan akta yang akan dibuat. Berdasarkan uraian tersebut di atas apabila akta otentik yang mengandung keterangan palsu tersebut dapat menjadi sengketa dan diperkirakan di depan sidang pengadilan maka dalam proses persidangan tersebut hakim akan melakukan pembuktian dengan menilai dapat tidaknya diterima suatu alat bukti dan menilai kekuatan pembuktiannya. Sehubungan dengan hal ini maka akta otentik yang dibuat oleh notaris tersebut akan menjadi bukti bahwa adanya suatu Universitas Sumatera Utara perbuatan hukum yang telah dilakukan oleh para pihakpenghadap yang oleh notaris perbuatan hukum yang telah dilakukan oleh para pihak penghadap tersebut dituangkan sebagai materil dalam suatu rakta. Hal ini berarti akta otentik itu sendirilah yang membuktikan bahwa telah terjadi suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh para pihakpenghadap, bukan notaris. Oleh karenanya maka notaris dalam hal ini tidak dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Akan tetapi dengan adanya sengketa dan menjadi perkara di Pengadilan sehubungan dengan akta otentik yang dibuat oleh notaris tersebut maka dalam hal ini notaris tersebut dapat dipanggildiperiksa sebagai saksi dalam proses pembuktian. Namun ada kalannya seorang notaris enggan untuk hadir dalam persidangan tersebut, sebab sebagian orang berpendapat bahwa notaris tidak perlu hadir dalam sidang pengadilan untuk menjadi saksi mengingat akta yang dibuatnya adalah akta otentik yang merupakan alat bukti yang mengikat dan sempurna. Dalam hal pembatalan Akta perjanjian jual beli yang dilakukan dihadapan notaris dikarenakan adanya unsur pemalsuan data yang terdapat di dalam akta yang dibuat di hadapan notaris tersebut, maka dapat dimintakan atau dimohonkan pembatalan atas perjanjian jual beli tersebut dikarenakan adanya tipu muslihat yang mengandung unsur pemalsuan data yang disengaja oleh Tergugat I. Pada dasarnya hakim tidak dapat membatalkan akta notaris apabila pembatalan akan akta tersebut tidak dimintakan kepadanya, karena hakim tidak boleh memutuskan yang tidak dimintakan.Mengenai pembatalan akta adalah menjadi kewenangan hakim perdata yakni dengan mengajukan gugatan secara Universitas Sumatera Utara perdata ke Pengadilan. Apabila dimintakan pembatalan akta oleh pihak yang dirugikan pihak korbanPenggugat maka akta notaris tersebut dapat dibatalkan oleh hakim apabila telah nyata ada bukti yang cukup, namun selama tidak ada yang merasa keberatan dan memintakan pembatalan maka perbuatan hukumperjanjian yang tercantum dalam akta tersebut akan tetap berlaku dan sah keberadaannya. Setelah adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap atas gugatan penuntutan pembatalan akta tersebut maka akta itu tidak lagi mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti yang otentik karena mengandung cacat secara yuridiscacathukum. Maka dalam amar putusan hakim akan menyatakan bahwa akta tersebut batal demi hukum.

D. Analisis Putusan Hakim Berdasarkan Putusan Perdata No.