Risiko Dalam Perjanjian Jual – Beli

ditetapkan oleh pihak ketiga itu pada hakekatnya adalah suatu perjanjian dalam suatu ”syarat tangguh”, karena perjanjiannya baru akan jadi kalau harga itu sudah ditetapkan oleh ketiga tersebut. Jika pada waktu membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang tempat dan waktu pembayaran, maka si pembeli harus membayar ditempat dan pada waktu dimana penyerahan levering barangnya harus dilakukan Pasal 1514 KUHPerdata. Jika si pembeli, dalam penguasaannya atas barang yang dibelinya, diganggu oleh suatu tuntutan hukum yang berdasarkan hipotik atau suatu tuntutan untuk meminta kembali barangnya atau jika si pembeli mempunyai alasan yang patut untuk berkhawatir bahwa ia akan diganggu, maka dapatlah ia menangguhkan pembayaran harga pembelian hingga si penjual telah menghentikan gangguan tersebut, kecuali jika si penjual memilih memberikan jaminan, atau jika telah diperjanjikan bahwa si pembeli diwajibkan membayar biarpun segala gangguan.

D. Risiko Dalam Perjanjian Jual – Beli

Pada dasarnya setiap orang memikul sendiri risiko atas kerugian yang menimpa barang miliknya, kecuali kalau kerugian itu dapat dipersalahkan kepada orang lain atau dengan membayar sejumlah uang tertentu atau dilimpahkan kepada perusahaan asuransi. Namun dalam hal tidak ada pelimpahan kepada perusahaan asuransi risiko menjadi masalah, kalau terjadi kerugian tetapi tidak ada yang dapat dipersalahkan. Universitas Sumatera Utara Risiko ialah kewajiban memikul kerugian yang disebabkan oleh suatu kejadian peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak, misalnya: barang yang diperjual-belikan musnah diperjalanan karena kapal laut yang mengangkutnya keram ditengah laut akibat terbakar habis karena ”kortsluiting” aliran listrik. Pihak yang menderita karena barang yang menjadi obyek perjanjian ditimpa oleh kejadian yang tak disengaja tersebut dan diwajibkan memikul kerugian itu tanpa adanya keharusan bagi pihak lawannya untuk mengganti kerugian itu, dinamakan pihak yang memikul risiko atas barang tersebut. Persoalan tentang risiko itu berpokok-pangkal pada terjadinya suatu peristiwa diluar kesalahan salah satu pihak. Peristiwa semacam itu dalam hukum perjanjian dengan salah satu pihak. Peristiwa semacam itu dalam hukum perjanjian dengan suatu istilah hukum dinamakan ”keadaan memaksa” ”overmacht”, ”force majeur”. Dengan demikian maka persoalan tentang risiko itu merupakan buntut dari persoalan tentang keadaan memaksa, suatu kejadian yang tak disengaja dan tak dapat diduga. Mengenai risiko dalam jual – beli ini dalam BW, yaitu: a. mengenai barang tertentu Pasal 1460 KUHPerdata b. mengenai barang yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran. Pasal 1461 KUHPerdata Mengenai barang tertentu ditetapkan oleh Pasal 1460 KUHPerdata bahwa barang itu sejak saat pembelian saat ditutupnya perjanjian adalah atas tanggungan si pembeli, meskipun penyerahannya belum dilakukan dan si penjual berhak menuntut harganya. Universitas Sumatera Utara Menurut ketentuan-ketentuan Pasal 1461 KUHPerdata dan Pasal 1462 KUHPerdata risiko atas barang-barang yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran diletakkan pada pundaknya si penjual hingga barang-barang itu telah ditimbang, dihitung atau diukur, sedangkan risiko atas barang-barang yang dijual menurut tumpukan diletakkan pada si pembeli. Kalau mengenai barang-barang yang masih harus ditimbang, dihitung atau diukur dahulu, sebelum dilakukan penimbangan, perhitungan atau pengukuran, risikonya diletakkan dipundaknya si penjual, itu memang sudah tepat, tetapi kalau setelah dilakukan penimbangan, perhitungan atau pengukuran. Risiko tersebut otomatis dipindahkan kepada si pembeli, itu merupakan suatu ketidak-adilan seperti yang dilakukan oleh Pasal 1460 KUHPerdata yang dibicarakan di atas. Begitu pula ketentuan tentang barang ”tumpukan” adalah sama, karena barang tumpukan sebetulnya merupakan kumpulan dari barang-barang tertentu menurut pengertian Pasal 1460 KUHPerdata. Kesimpulannya adalah bahwa selama belum dilever, mengenai barang dari macam apa saja, risikonya masih harus dipukul oleh penjual, yang masih merupakan pemilik sampai pada saat barang itu secara yuridis diserahkan kepada pembeli.

E. Perbedaan Batal Dan Pembatalan Dalam Perjanjian Jual Beli