B. Pembatalan Perjanjian Jual Beli Tanah Akibat Penipuan Data di
Hadapan Notaris
Pasal 1328 KUHPerdata dengan tegas mengatakan, bahwa penipuan merupakan alasan pembatalan perjanjian.
Undang-undang sendiri tidak memberikan perumusan tentang apa yang dinamakan penipuan. Dalam hal penipuan, pihak yang ditipu memang
memberikan pernyataanyang sesuai dengan kehendaknya, tetapi kehendaknya itu karena adanya daya tipu, sengaja diarahkan ke suatu yang bertentanggan dengan
kehendak yang sebenarnya, yang seandainya tidak ada penipuan, merupakan kehendaknya yang benar. Jadi kehendaknya disini kesasar karena disasarkan.
Dengan demikian seperti pada kesesatan kehendak dan pernyataan kehendaknya dalam hal ada kesesatan, gambaran yang keliru sengaja ditanamkan
oleh pihak yang satu melalui tipu muslihatnya kepada orang lain. Pada penipuan, kekeliruan tidak terbatas pada sifat hakikat bendanya atau
atas diri pihak lain, dan biasanya seseorang baru tahu bahwa ia tertipu sesudah perjanjian ditutup. Di dalam pasal 1328 KUHPerdata mensyaratkan, bahwa
penipuan harus dilakukan oleh pihak lain, yaitu pihak lain dalam perjanjian . Sebagaimana hal yang menjadi permasalahan yang terdapat dalam Putusan
perdata No. 161Pdt.G2007 PN Mdn yang di dalamnya menjadi sorotan dan alasan dari gugatan yang diajukan oleh pihak penggugat yaitu dikarenakan adanya
unsur tipu muslihat yang terdapat di dalam transaksi jual beli tanah yang di buat dihadapan notaris, yang mana adapun yang merupakan unsur dari tipu muslihat
Universitas Sumatera Utara
yang terdapat dalam pasal 1328 KUHPerdata adalah bahwa untuk adanya penipuan harus ada tipu muslihat kunstgrepen, sehingga sudah terang, bahwa
bohong saja belum cukup untuk adanya penipuan.
††††††††
Pertama-tama mengenai apa itu yang dimaksud dengan tipu muslihat, pengadilan perdata pada umumnya mengikuti pendapat pengadilan dalam
keputusannya tentang tindak pidana penipuan, tetapi dengan catatan, bahwa tipu muslihat sebagai yang dimaksud dalam pasal 1328 KUHPerdata, tidak hanya
meliputi apa yang dianggap sebagai tipu muslihat dalam Pasal 378 KUHPidana tetapi meliputi para sarana-sarana lain. Jadi di dalam unsur tipu muslihat bohong
saja tidak cukup, namun harus ada serangkaian kebohongan samenweefsel van verdichtselen.
‡‡‡‡‡‡‡‡
Dalam Pasal 1328 KUHPedata dikatakan, bahwa penipuan merupakan alasan untuk ”pembatalan”, dari ketentuan mana kita menyimpulkan bahwa
adanya unsur penipuan pada waktu penutupan perjanjian, tidak menyebabkan bahwa perjanjian tersebut batal demi hukum tetapi hanya memberikan
kemungkinan untuk dimintakan pembatalannya oleh pihak yang merasa ditipu. Jadi yang bisa minta pembatalan adalah orang yang ditipu, bukan yang menipu.
C. Upaya Penyelesaian Sengketa Permohonan Ganti Kerugian Dan