kebersihan, ketenangan, dan kepuasan, emosi merasa dihargai, merasa dicintai, memperoleh kesempatan umtuk menentukan pilihan dan untuk
mengetahui resikonya dan sosial tidak merasa terasing.
8
4. Fungsi Pengasuhan
Pengasuhan di PSBR Bambu Apus Jakarta memeilikin fungsi sebagai pengganti orang tua biologis yang mana orang tua mempunyai
peran utama untuk merawat, melindungi dan mengarahkan dalam setiap tahap perkembangan anak sehingga anak akan mampu bertanggung
jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.
9
C. Pola Asuh
1. Pengertian Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata pola berarti model,
sistem, cara kerja, bentuk struktur yang tetap, sedangkan kata asuh mengandung arti menjaga, merawat, mendidik anak agar dapat berdiri
sendiri.
10
Tarmudji mengatakan pola asuh orang tua adalah interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan.
11
Sedangkan
8
Data diambil dari dokumen yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 13 September 2013
9
Data diambil dari dokumen yang diberikan oleh PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 13 September 2013
10
TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar BahasaIndonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1988, Cet. Ke-1, h. 692
11
Tarmudji, T. Hubungan pola asuh orang tua dengan agresifitas remaja. Artikel Diakses pada 3 Februari 2014 pada
http:www.depdiknas.go.idjurnal37hub_pola_asuh_orang_tua.htm
menurut Singgih D. Gunarsa pola asuh adalah gambaran yang dipakai oleh orang tua untuk mengasuh merawat, menjaga atau mendidik anak.
12
Dari beberapa pemaparan diatas, dapat penulis simpulkan bahwa pola asuh orang tua yaitu, tindakan atau sikap orang tua dalam berinteraksi
kepada anaknya. Pengasuhan orang tua diharapkan dalam memberikan kedisiplinan terhadap anak, memberikan tanggapan yang sebenarnya agar
anak merasa orang tuanya selalu memberikan perhatian yang positif terhadapnya.
2. Jenis - Jenis Pola Asuh Orang tua
Menurut Diana Baumrind ada 4 jenis pola pengasuhan orang tua, yaitu:
13
a. Pengasuhan Otoritarian Authoritarian Parenting
Pengasuhan otoritarian ini adalah pola yang membatasi dan menghukum, dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti
arahan orang tua dan menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Batas dan kendali yang tegas diterapkan pada anak, dan sangat sedikit
tawar-menawar verbal
yang diperbolehkan.
Pola ini
bisa mengakibatkan prilaku anak yang tidak kompeten secara sosial. Anak
yang memiliki orang tua otoriter sering kali tidak bahagia, ketakutan, minder ketika membandingkan diri dengan orang lain, tidak mampu
12
Singgih, Gunarsa. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2000 h. 108-109
13
John W. Santrock, Perkembangan Anak Jakarta: Erlangga, 2007, h. 167
memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah. Putra dari orang tua yang otoriter mungkin berperilaku agresif.
b. Pengasuhan Otoritatif Authoritatif Parenting
Pola ini mendorong anak untuk mandiri, namun masih menempatkan batas dan kendali pada tindakan mereka. Tindakan
verbal memberi dan menerima dimungkinkan, dan orang tua bersikap hangat dan penyayang terhadap anak. Pola
ini biasanya mengakibatkan perilaku anak yang kompeten secara sosial. Anak yang
memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan mandiri, dan beorientasi pada prestasi. Mereka cenderung
mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi stres dengan baik.
c. Pengasuhan Yang Mengabaikan Neglectful Parenting
Pola dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak yang memiliki orang tua yang mengabaikan merasa bahwa
aspek lain kehidupan orang tua lebih penting daripada diri mereka. Anak-anak ini cenderung tidak memiliki kemampuan sosial dan
banyak diantaranya memiliki kemampuan pengendalian diri yang buruk.
d. Pengasuhan Yang Menuruti Indulgent Prenting
Suatu pola dimana orang tua sangat terlibat penuh dengan anak tetapi tidak menaruh banyak tuntutan dan kontrol yang ketat pada
mereka. Hasilnya, anak tidak pernah belajar mengendalikan