Pedoman Penulisan Skripsi Tinjauan Pustaka 1. Peran Pendamping Dalam Membentuk Kemandirian Anak Terlantar di Sistematika Penulisan

BAB V Penutup, dalam hal ini akan ditarik beberapa kesimpulan dari

pemikiran sebelumnya serta saran-saran sebagai bentuk hasil dari analisa dalam penelitian penulis. 18 BAB II LANDASAN TEORI

A. Peran 1. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat dan harus dilaksanakan. 1 Peran dan kedudukan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain, tak ada peran tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peran. Sebagaimana halnya peran berasal dari kata peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya. Peran juga mempunyai dua arti yaitu setiap orang mempunyai macam-macam peran yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peran menetukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. 2 Pentingnya peran karena peran mengatur perilaku seseorang, peran menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h.667 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994, h. 268. menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. Peran yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan posisi dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi seseorang dalam masyarakat yaitu social-position merupakan unsur statis yang lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuian diri dan sebagai masyarakat serta menjalankan suatu peran. Peran mungkin mencangkup tiga hal, yaitu : 3 a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peran dalam arti ini merupakan rangkaian peran-peran yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. c. Peran juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Dari penjelasan tersebut diatas terlihat suatu gambar bahwa yang dimaksud peran merupakan kewajiban-kewajiban dan keharusan- keharusan yang dilakukan sesorang karena kedudukannya di dalam status tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan dimana dia berada. 3 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar , h. 269-270.

B. Orang tua Asuh

1. Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah orang tua asuh diartikan dengan “Orang yang membiayai sekolah dan sebagainya anak yang bukan anaknya sendirri atas dasar kemanusiaan”. 4 Sedangkan dalam keputusan bersama Menteri Sosial, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dan Menteri Agama Republik Indonesia Bab 1 Pasal 1 ayat 8 yang berbunyi: “Orang tua asuh adalah masyarakat, keluarga, dan perseorangan yang memberikan bantuan berupa biaya dan sarana kepada anak kurang mampu, anak cacat, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil agar mereka dapat mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan dasar dengan wajar dalam rangka wajib belajar”. 5 Menurut Ary H Gunawan, orang tua asuh adalah “perorangan atau keluarga atau masyarakat yang bertindak selaku orang tua atau wali anak kurang mampu dengan memberikan bantuan biaya pendidikan atau sarana belajar, agar mereka dapat mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan tingkat dasar dalam rangka wajib belajar”. 6 Berdasarkan beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa orang tua asuh adalah perorangan, keluarga, atau masyarakat yang mampu untuk siap menjadi orang tua wali bagi anak kurang mampu atau 4 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, Cet X, h. 706 5 Departemen Sosial RI, Keputusan Bersama Menteri Sosial, Menteri dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Agama RI, Jakarta: Departeman Sosial RI, 1997, h. 6 6 Ary H. Gunawan, Kebijakan-kebijakan Pendidikan din Indonesia, Jakarta; Bumi Aksar, 1986, Cet. 1, h. 123