tamat  sekolah  dasar  atau  tidak  tamat  cenderung  kepada  hal-hal tradisional  dan  kurang  menghargai  arti  pentingnya  pendidikan.  Latar
belakang pendidikan orang tua yang rendah merupakan suatu hal yang mempengaruhi  anak  sehingga  menyebabkan  anak  menjadi  putus
sekolah dalam usia sekolah.
b. Lemahnya ekonomi keluarga
Hampir di setiap tempat banyak anak-anak yang tidak mampu melanjutkan pendidikan. Pendidikan putus di tengah jalan disebabkan
karena  berbagai  kondisi  yang  terjadi  dalam  kehidupan,  salah  satunya disebabkan  oleh  kondisi  ekonomi  orang  tua  yang  memprihatinkan.
Disadari bahwa kondisi ekonomi seperti ini menjadi penghambat bagi seseorang  untuk  memenuhi  keinginannya  dalam  melanjutkan
pendidikan  dan  menyelesaikan.  Kondisi  ekonomi  seperti  ini disebabkan  berbagai  faktor,  di  antaranya  orang  tua  tidak  mempunyai
pekerjaan  tetap,  tidak  mempunyai  keterampilan  khusus,  keterbatasan kemampuan dan faktor lainnya.
c. Kurangnya minat anak untuk bersekolah
Yang  menyebabkan  anak  putus  sekolah  bukan  hanya disebabkan  oleh  latar  belakang  pendidikan  orang  tua,  juga  lemahnya
ekonomi  keluarga  tetapi  juga  datang  dari  dirinya  sendiri  yaitu kurangnya  minat  anak  untuk  bersekolah  atau  melanjutkan  sekolah.
Anak  usia  wajib  belajar  semestinya  menggebu-gebu  ingin  menuntut ilmu  pengetahuan  namun  karena  sudah  terpengaruh  oleh  lingkungan
yang kurang  baik  terhadap  perkembangan  pendidikan anak,  sehingga minat anak untuk bersekolah kurang mendapat perhatian sebagaimana
mestinya,  adapun  yang  menyebabkan  anak  kurang  berminat  untuk bersekolah  adalah  anak  kurang  mendapat  perhatian  dari  orang  tua
terutama  tentang  pendidikannya,  juga  karena  kurangnya  orang-orang terpelajar  sehingga  yang  mempengaruhi  anak  kebanyakan  adalah
orang  yang  tidak  sekolah  sehingga  minat  anak  untuk  sekolah  sangat kurang.
d. Kondisi lingkungan tempat tinggal anak
Lingkungan tempat tinggal anak adalah salah satu faktor yang mempengaruhi  terjadinya  kegiatan  dan  proses  belajarpendidikan.
Oleh  sebab  itu  seyogyanya  lingkungan  tempat  tinggal  anak  atau lingkungan  masyarakat  ini  dapat  berperan  dan  ikut  serta  di  dalam
membina  kepribadian  anak-anak  kearah  yang  lebih  positif.  Untuk membina  anak  kearah  yang  lebih  positif  dan  bermanfaat  adalah
dengan  adanya  saling  berhubungan  satu  dengan  yang  lainnya, sehingga anak timbul saling pengaruh dengan proses pendidikan akan
berjalan dengan lancar dan baik.
e. Keadaan masyarakat
Masalah  kehidupan  anak  bukan  saja  berlangsung  di  dalam rumah  tangga  dan  sekolah,  tetapi  sebahagian  besar  kehidupannya
berada  dalam  masyarakat  yang  lebih  luas.  Kehidupan  dalam masyarakat  merupakan  lingkungan  yang  ketiga  bagi  anak  yang  juga
salah satu faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap  pendidikan mereka.  Karena  dalam  lingkungan  masyarakat  inilah  anak  menerima
bermacam-macam  pengalaman  baik  yang  sifatnya  positif  maupun yang  sifatnya  negatif.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  anak  akan
memperoleh  pengetahuan  dan  pengalaman  yang  berbeda-beda  antara yang  satu  dengan  yang  lain.  Orang  tua  dan  sekolah  adalah  lembaga
yang  khusus,  mempunyai  anggota  tertentu,  serta  mempunyai  tujuan dan tanggung jawab yang pasti dalam mendidik anak. Berbeda dengan
masyarakat, di mana di dalamnya terdapat berbagai macam kegiatan.
46
BAB III GAMBARAN TENTANG LEMBAGA
A. Sejarah Berdirinya Panti
PSBR  Bambu  Apus  berdiri  sejak  bulan  Juli  1972,  namun  kegiatan operasionalnya  baru  dimulai  pada  tanggal  15  September  1974.  Panti  ini
diresmikan  oleh  Menteri  Sosial  RI  pada  waktu  itu  yaitu  H.  MS Mintaredja,SH.  Pada  tahun  1977  panti  ini  secara  definitif  memperoleh
anggaran  dari  Direktorat  Jenderal  Bina  Kesejahteraan  Sosial.  PSBR  Bambu Apus  semula  bernama  Panti  Asuhan  Percontohan  yang  selanjutnya  berganti
nama  menjadi  Panti  Penyantunan  Anak  PPA.  Pada  tanggal  23  April  1994 berdasarkan  Keputusan  Menteri  Sosial  RI  Nomor  14HUK1994  Panti  ini
berubah nama menjadi PSBR Bambu Apus dan secara definitif berlaku mulai tanggal 1 September 1994 sampai sekarang.
1
B. Visi dan Misi Lembaga
2
1. Visi : “Terwujudnya Kemandirian Remaja”
2. Misi : “Memecahkan  permasalahan  sosial  remaja  akibat  putus  sekolah,
menimbulkan  kesadaran  untuk  mengembangkan  potensinya,  dan meningkatkan jaringan kerja dalam upaya mencapai kemandirian”
1
Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Artikel diambil dari http:bambuapus.kemsos.go.idmodules.php?name=Newsfile=articlesid=13 pada 13
2
Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 2013
1 Menyiapkan  Prilaku  “MaJu  KeDePan”  Mandiri,  Jujur,  Kreatif,
Disiplin dan Pantang Menyerah. 2
Pengembang  Jiwa  Kewirausahaan,  Melalui  Keterampilan  Hidup Kreatif, Produktif serta Ekonomis.
3 Meningkatkan  Jaringan  Kerja  Pelayanan  Terhadap  Remaja
Terlantar Putus Sekolah.
C. Fungsi
3
1. Pusat pemberdayaan dan pengembangan diri bagi remaja. 2. Pusat informasi, pendidikan pelatihan dan penelitian terutama yang
berkaitan dengan kinerja organisasi, prilaku sosial remaja. 3. Pusat  rujukan  tenteng  penangan  masalah  sosial  remaja  baik  bagi
upaya  pencegahan,  rehabilitasi,  pemberdayaan,  dukungan  maupun pengembangan.
D. Tugas
4
Memberikan  bimbingan,  pelayanan  yang  bersifat  preventif, rehabilitative,  dan  promotif  dalam  bentuk  bimbingan  fisik,  mental,
sosial,  pelatihan  keterampilan,  resosialisasi,  serta  bimbingan  lanjut bagi remaja terlantar putus sekolah agar mampu mandiri dan berperan
aktif  dalam  kehidupan  bermasyarakat  serta  pengkajian  dan  penyiapan standar pelayanan rujukan.
3
Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 2013
4
Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 2013
E. Program
5
Untuk  melaksanakan  tugas  dan  fungsi  tersebut  PSBR  Bambu Apus Jakarta memiliki beberapa program antara lain:
1. Pengembangan sikap Maju Kedepan Mandiri, Jujur, Kreatif. 2. Disiplin  dan  pantang  menyerah.  Melalui:  Pengembangan  jiwa
kewirausahaan,  keterampilan  hidup  praktis  dan  produktif  serta ekonomos.
3. Ekstrakulikuler dengan aktivitas seni serta pengenalan komputer.
F. Ruang Lingkup Kegiatan Lembaga
6
PSBR  Bambu  Apus  Jakarta  Timur  sebagai  Unit  Pelaksanaan Teknis  UPT  dilingkungan  Direktorat  Jendral  Pelayanan  dan
Rehabilitasi  Sosial  Kementerian  Sosial  RI  melaksanakan  tugas memberikan  pelayanan  kesejahteraan  sosial.  Melalui  kegiatan  sosial,
mental,  fisik  serta  bimbingan  sosial  dan  keterampilan  kerja  seperti keterampilan  otomotif,  elektro,  las,  jahit  dan  salon.  Pihak  panti
menerima  remaja  terlantar  putus  sekolah  yang  tidak  mampu  dengan batas  usia  dari  umur  15  thn  sd  18  thn. Remaja  tersebut  pun  tanpa
pernah  menjenjang  pendidikan  hingga  SLTA  atau  sederajat.  Ruang lingkup panti ini mencakup nasional yang bekerja sama dengan dinas-
dinas sosial terkait di beberapa daerah seluruh Indonesia.
5
Brosur PSBR Bambu Apus Jakarta Timur tahun 2013
6
Profil PSBR Bambu Apus Jakarta Timur. Artikel diambil dari http:bambuapus.kemsos.go.idmodules.php?name=Newsfile=articlesid=13 pada 13