YK adalah  anak  ketiga dari  empat bersaudara, YK  berada  di PSBR sejak 24  Juni  2013.  YK  sudah  tidak  bersekolah  sejak  lulus  dari  SLTP  karena  jarak
sekolah  yang  cukup  jauh  dari  rumahnya  dan  juga  karena  faktor  ekonomi keluarganya.  YK  mengetahui  PSBR  dari  informasi  yang  diberikan  saudaranya
yang sebelumnya pernah menjadi penerima manfaat. Kemudian YK tertarik untuk menjadi  peneriman  manfaat  di  PSBR  karena  ia  melihat  bahwa  teman-temannya
hanya  menganggur  dan  ia  tidak  mau  seperti  teman-temannya  tersebut.  Keluarga pun sangat  mendukung YK berada  di PSBR untuk  mendapatkan  bimbingan.  YK
mengambil jurusan las di PSBR.
2
Tabel 8 Penerima Manfaat 3
No Data Penerima Manfaat 3
1 Nama Inisial
AIH 2
Tempat tanggal lahir 3 April 1995
3 Jenis kelamin
Perempuan 4
Gambaran Fisik Tinggi sedang, berbadan ramping,
kulit  sawo  matang,  penglihatan dan  pendengaran  normal,  gaya
bicara agak pelan
5 Alamat
Pemalang 6
Umur 18 tahun
7 Agama
Islam 8
Orang tua Asuh Ibu Sriyanti, S.Sos.
9 Tanggal masuk PSBR
24 Juni 2013 10
Tempat Wawancara Ruang Tamu PSBR
11 Waktu Wawancara
2 November 2013 Pukul 10.30 Sumber: Wawancara pribadi dengan AIH pada 2 November 2013
AIH  adalah  anak  keempat  dari  empat  bersaudara,  saat  ini  usia  AIH  18 tahun.  Keadaan  ekonomi  orang  tua  yang pas-pasan membuat  AIH putus  sekolah
sejak  lulus  SLTP.  Ayah  AIH  sudah  meninggal,  sementara  ibunya  hanya  penjual
2
Wawancara pribadi dengan YK di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 2 November 2013
makanan  rumahan  yang  dititip  ke  warung-warung  di  sekitar  rumahnya.  AIH berada di PSBR kerena dibawa oleh kakaknya yang pernah berada di PSBR. AIH
sebelumnya  tidak tahu tentang   PSBR Bambu  Apus Jakarta Timur dan program- program  yang  diberikan.  Namun  atas  bujukan  kakaknya  AIH  kemudian  mau
mengikuti  program  di  PSBR.  AIH  mengambil  jurusan  menjahit,  awalnya  AIH belum  sama  sekali  mengerti  tentang  menjahit,  namun  setelah  berada  di PSBR
kurang lebih 5 bulan, AIH sudah bisa membuat pola pakaian dan menjahit.
3
Tabel 9 Penerima Manfaat 4
No Data Penerima Manfaat 4
1 Nama Inisial
ATA 2
Tempat tanggal lahir 28 Agustus 1995
3 Jenis kelamin
Perempuan 4
Gambaran Fisik Tinggi sedang, berbadan ramping,
kulit  sawo  matang,  penglihatan dan pendengaran normal
5 Alamat
Cirebon 6
Umur 18 tahun
7 Agama
Islam 8
Orang tua Asuh Ibu Dra. Habibi Tamher, M.Si
9 Tanggal masuk PSBR
24 Juni 2013 10
Tempat Wawancara Ruang Tamu PSBR
11 Waktu Wawancara
2 November 2013 Pukul 11:45 Sumber: Wawancara pribadi dengan ATA pada 2 November 2013
ATA  adalah  anak  keempat  dari  lima bersaudara,  ATA  berada  di  PSBR sejak 24 Juni 2013. ATA sudah tidak bersekolah sejak lulus dari SD karena faktor
ekonomi  keluarganya  yang  tidak  sanggup  membiayai  pendidikannya.  Ayahnya hanya  bekerja  seabagai  buruh  tani  dan  ibunya  sebagai  ibu  rumah  tangga  yang
sekali-kali  membuat  opak  untuk  membantu  memenuhi  kebutuhan  keluarganya. ATA  mengetahui  PSBR  dari  informasi  yang  diberikan  saudaranya  yang
3
Wawancara pribadi dengan AB di PSBR Bambu Apus pada 2 November 2013
sebelumnya  pernah  menjadi  penerima  manfaat.  Kemudian  ATA  tertarik  untuk menjadi  peneriman  manfaat  di  PSBR  dan  dari  keluarga  pun  mendorong  ATA
untuk masuk ke PSBR. ATA mengambil jurusan elektro di PSBR dan mengambil ekstra kulikuler voli.
4
Selain  penerima  manfaat,  informan  lain  dalam  penelitian  ini  adalah  tiga orang tua asuh dan  satu orang staf pegawai PBSR. Berikut adalah data informan
lainnya.
Tabel 10 Informan Orang Tua Asuh Dan Staff Tata Usaha
No Nama
Jabatan Rumah
asuh Jumlah
anak asuh Jenis
kelamin anak asuh
1 Suroso, S.Sos.
Pekerja Sosial dan
Orang tua asuh
Gladiol 8 anak
asuh Laki-laki
2 Dra. Habibi
Tamher, MSi Koordinator
Pekerja Sosial dan
Orang tua asuh
Seruni 2 6 anak
asuh Laki-laki
3 Sriyanti, S.Sos.
Staff Rehabilitasi
Sosial dan Orang tua
asuh Seruni 3
6 anak asuh
Perempuan
4 Ibu Sri Wahyuni
Staff Tata Usaha
- -
- Sumber: Dokumen PSBR Bambu Apus Jakarta Timur Tahun 2013
4
Wawancara pribadi dengan ATA di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada 2 November 2013
B. Pola Pengasuhan Orang Tua Asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur
Berdasarkan  hasil  wawancara  dan  pengamatan  yang  penulis  lakukan kepada  orang  tua  asuh  di  PSBR  Bambu  Apus, pada  umumnya  pola
pengasuhan  yang  diterapkan  oleh  seluruh  orang  tua  asuh  yang  berada  di PSBR adalah  pengasuhan yang mendidik  setiap anak untuk berperilaku baik
dan mandiri. Hanya pada prakteknya setiap orang tua asuh melakukan dengan cara  yang  berbeda  dengan  pendekatan  yang  berbeda  pula  terhadap  setiap
anak, karena tidak ada standar pola pengasuhan yang baku.
5
Pola asuh dalam penelitian  ini  yaitu  pola  asuh  yang  diberikan  orang  tua  asuh  kepada  anak
asuhnya  dalam  bentuk  perlakuan  fisik  maupun  psikis  yang  tercermin  dalam tutur kata, sikap, dan tindakan.
Dalam  memberikan  aturan  orang  tua  asuh  menerapkan  aturan  umum yang  telah  diterapkan  oleh  pihak  PSBR  terhadap  penerima  manfaat  secara
konsisten  atau  terus-menerus.  Cukup  banyak  aturan  yang  diberikan  oleh orang  tua  asuh,  seperti  tidak  boleh  merokok  ketika  berada  di  rumah  asuh,
tidak boleh keluar tanpa izin dari orang tua asuh, pulang lebih dari jam 21.00 WIB.  Semua  dilakukan  agar  remaja  bisa  memahami  makna  disiplin  dalam
kehidupannya  dan  apabila  remaja  melanggar  aturan  yang  telah  diterapkan maka orang tua asuh akan memberikan sanksi.
6
Ibu  Habibi  menerapkan  kedisiplinan  dan  ketegasan  hal  ini  terlihat ketika setiap anak harus membiasakan diri untuk izin. Di samping itu beliau
juga menerapkan reward dan punishment kepada setiap anak asuhnya. Ketika
5
Wawancara dan observasi pada 31 Oktober 2013
6
Observasi pada tanggal 4 September 2013
ada  anak  asuhnya  yang  melanggar  peraturan,  beliau  selalu  memberikan teguran.  Begitu  juga  sebaliknya,  ketika  ada  anak  asuhnya  yang  berprilaku
baik,  sopan  dan  kelihatan  ada  perubahan  dari  awalnya  yang  masih  malas menjadi rajin, beliau memberikan reward berupa pujian.
“Ketika  setiap  anak  melakukan  pelanggaran  atau  kesalahan tentunya  hal  yang  pertama  saya  lakukan  adalah  dengan
menegurnya  dan  menasehati  mereka  dengan  memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk agar
mereka tidak mengulangi kesalahan yang sama dan agar mereka manjadi bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”
7
Hal ini juga diungkapkan oleh penerima manfaat ATA yaitu: “Orang  tua  asuh  menerapkan  aturan  secara  konsisten.  ya  kalau
ada yang melanggar aturan langsung ditegur dan dinasehati biar ga ngelanggar aturan lagi”.
8
Selain  itu,  setiap  anak  asuh  dididik  untuk  disiplin  dengan  harus menaati  setiap  peraturan  yang  ada  dalam  rangka  perubahan  perilaku  untuk
mandiri.  Ketika  mereka  melanggar peraturan  diberikan  teguran  dan  nasehat untuk memberikan penjelasan bahwa apa yang telah dilakukannya tidak baik.
Hal ini disampaikan oleh bapak Suroso bahwa : “Saya tidak memberikan sanksi atau hukuman kepada anak asuh
secara fisik, karena itu tidak dibenarkan”.
9
Selain  itu  setiap  anak  dididik  untuk  disiplin  dengan  harus  menaati setiap peraturan yang ada dalam rangka perubahan perilaku untuk mandiri. Ini
disampaikan oleh ibu Sriyanti, bahwa :
7
Wawancara pribadi dengan ibu Dra. Habibi Tamher, M.Si selaku orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur  pada tanggal 4 November 2013
8
Wawancara pribadi dengan ATA selaku penerima manfaat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 2 November 2013
9
Wawancara pribadi dengan bapak Suroso, S.Sos selaku orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 31 Oktober 2013
“Ketika mereka melanggar peraturan yang tidak berat, anak asuh diberikan  teguran  dan  nasehat  untuk  memberikan  penjelasan
bahwa  apa  yang  telah  dilakukannya  tidak  baik.  Tetapi  kalau melanggar  aturan  yang  berat  anak  asuh  diharuskan  untuk
membuat surat pernyataaan”.
10
Dalam  hal  memahami  perkembangan  anak  asuhnya,  orang  tua  asuh sangat ekstra dalam memahami karakter setiap anak asuhnya dengan karakter
anak  yang  berbeda-beda.  Ada  yang  emosinya  tinggi,  emosinya  sedang, bahkan masih labil. Semua ini dapat dilihat dari bahasa tubuh apabila remaja
sedang  ada  masalah  biasanya  orang  tua  asuh  berusaha  mencari  tahu  apa masalah yang sedang dihadapi.
11
Hal ini disampaikan oleh ibu Sriyanti : “Iyaa  masa  remaja  kan  dianggap  sebagai  masa  badai  dan  stres
storm  and  stress,  karena  mereka  telah  memiliki  keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan
baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memilki rasa tanggung  jawab,  tetapi  kalau  tidak  terbimbing,  maka  bisa
menjadi  seorang  yang  tak  memiliki  masa  depan  dengan  baik. Untuk  itu  saya  berusaha  untuk  memahami dan  megarahkan
emosinya ini agar terarah dengan positif”.
12
Hal ini juga disampaikan oleh penerima manfaat AIH bahwa : “Dalam memahami perkembangan anak asuhnya biasanya orang
tua  asuh  memehaminya  dengan  cara  mendekatkan  diri  pada anak-anak,  terus  ditanya ada  apa?  kenapa?  terus  dinasehatin
sampe masalahnya selesai”.
13
Hal  yang  sama  juga  disampaikan  oleh  ibu  Habibi,  beliau  selalu berusaha  untuk  mendekatkan  diri  kepada  anak  asuh  agar  anak  asuh  merasa
10
Wawancara pribadi dengan ibu Sriyanti, S.Sos selaku orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 11 November 2013
11
Observasi pada tanggal 4 September 2013
12
Wawancara pribadi dengan ibu Sriyanti, S.Sos selaku orang tua asuh di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 4 November 2013
13
Wawancara pribadi dengan AIH selaku penerima manfaat di PSBR Bambu Apus Jakarta Timur pada tanggal 2 November