memulai aktivitas, dan memiliki kemampuan komunikasi yang lemah. Putra dari orang tua yang otoriter mungkin berperilaku agresif.
b. Pengasuhan Otoritatif Authoritatif Parenting
Pola ini  mendorong  anak  untuk  mandiri,  namun  masih menempatkan  batas  dan  kendali  pada  tindakan  mereka.  Tindakan
verbal memberi dan menerima dimungkinkan, dan orang tua bersikap hangat  dan  penyayang  terhadap  anak.  Pola
ini  biasanya mengakibatkan perilaku anak yang kompeten secara sosial. Anak yang
memiliki orang tua otoritatif sering kali ceria, bisa mengendalikan diri dan  mandiri,  dan  beorientasi  pada  prestasi.  Mereka  cenderung
mempertahankan hubungan yang ramah dengan teman sebaya, bekerja sama dengan orang dewasa, dan bisa mengatasi stres dengan baik.
c. Pengasuhan Yang Mengabaikan Neglectful Parenting
Pola dimana  orang  tua  sangat  tidak  terlibat  dalam  kehidupan anak. Anak yang memiliki orang tua yang mengabaikan merasa bahwa
aspek  lain  kehidupan  orang  tua  lebih  penting  daripada  diri  mereka. Anak-anak  ini  cenderung  tidak  memiliki  kemampuan  sosial  dan
banyak  diantaranya  memiliki  kemampuan  pengendalian  diri  yang buruk.
d. Pengasuhan Yang Menuruti Indulgent Prenting
Suatu pola dimana orang tua sangat terlibat penuh dengan anak tetapi  tidak  menaruh  banyak  tuntutan  dan  kontrol  yang  ketat  pada
mereka.  Hasilnya,  anak  tidak  pernah  belajar  mengendalikan
perilakunya  sendiri  dan  selalu  berharap  mendapatkan  keinginannya. Anak yang memiliki orang tua yang selalu menurutinya jarang belajar
menghormati orang
lain dan
mengalami kesulitan
untuk mengendalikan
perilakunya. Mereka
mungkin mendominasi,
egosentris,  tidak  menuruti  aturan,  dan  kesulitan  dalam  hubungan dengan teman sebaya.
3. Indikator Pola Asuh
Indikator  dari  pola  asuh  orang  tua  terhadap  anaknya  dapat dikelompokkan sebagai berikut:
14
a. Pola  asuh  Yang  Menuruti  Indulgent  Prenting,  antara  lain mempunyai indikator:
1 Memberikan kebebasan kepada anak  tanpa ada batasan dan aturan dari orang tua
2 Anak  tidak  mendapatkan  hadiah  ataupun  pujian  meski  anak berperilaku sosial baik
3 Anak  tidak  mendapatkan  hukuman  meski  anak  melanggar peraturan
4 Orang  tua  kurang  kontrol  terhadap  perilaku  dan  kegiatan  anak sehari-hari
5 Orang tua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas.
14
Singgih, Gunarsa.  Psikologi Perkembangan. Jakarta, 2000.  : PT BPK Gunung Mulia
b. Pola  asuh  otoritarian  Authoritarian  Parenting,  antara  lain mempunyai indikator:
1 Orang tua menerapkan peraturan yang ketat 2 Tidak adanya kesempatan untuk mengemukakan pendapat
3 Segala peraturan yang dibuat harus dipatuhi oleh anak 4 Berorientasi pada hukuman fisik maupun verbal
5 Orang tua jarang memberikan hadiah ataupun pujian.
c. Pola  asuh otoritatif  Authoritatif Parenting,  antara lain  mempunyai indikator:
1 Adanya kesempatan bagi anak untuk berpedapat 2 Hukuman diberikan akibat perilaku salah
3 Memberi pujian ataupun hadiah kepada perilaku yang benar 4 Orang  tua  membimbing  dan  mengarahkan  tanpa  memaksakan
kehendak kepada anak 5 Orang  tua  memberi  penjelasan  secara  rasional  jika  pendapat  anak
tidak sesuai 6 Orang tua  mempunyai  pandangan masa depan yang jelas  terhadap
anak.
D. Perkembangan Kemandirian Remaja 1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan  adalah  proses  yang  berlangsung  sejak  konsepsi, lahir  dan  sesudahnya,  dimana  badan,  otak,  kemampuan  dan  tingkah  laku
pada  masa  usia dini,  anak-anak,  dan  dewasa  menjadi  lebih  kompleks  dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup.
15
Para  ahli  psikologi  pada  umumnya  menunjuk  pada  pengertian perkembangan  sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan
menyebabkan    tercapainya  kemampuan  dan  karakteristik  psikis  yang baru.
16
Maka dengan kata lain dapat penulis disimpulkan bahwa sepanjang hidup kita merupakan suatu rangkaian  proses yang terus berlanjut, proses
tersebut  meliputi  perkembangan  development,  pertumbuhan  growth serta kamatangan maturation baik fisik maupun psikis
2. Pengertian  Kemandirian Remaja
Menurut Steinberg, kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat  menjelaskan  dan  melakukan  sesuatu  yang  sesuai  dengan
keinginannya  sendiri  setelah  remaja  tersebut  mempelajari  keadaan sekelilingnya.  Perubahan  fisik,  kognitif  dan  peranan  merupakan  bagian
yang  mempengaruhi  perkembangan  kemandirian.  Perubahan  fisik  yang terkait  dengan  pubertas  mendorong  remaja  untuk  tidak  tergantung  secara
emosi  dengan  orang  tua  tetapi  mengarah  kepada  teman  sebaya. Selanjutnya,  perubahan  fisik  mempengaruhi  perubahan  pada  penampilan
dan  cara-cara  individu  berperilaku  yang  membuat  remaja  terlihat  lebih
15
Soepalarto , Siti Aminah, Dr. SpS K. Pendekatan Neurologi Pada Penilaian Perkembangan Anak. YKAI : 2008
16
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Bumi Aksara, h. 11
matang  sehingga  orang  tua  mereka  yakin  untuk  memberikan  tanggung jawab  pada  mereka.  Perubahan  kognitif  remaja  menjadikan  remaja
tersebut  mampu  untuk  membuat  sebuah  keputusan.  Keputusan  yang dibuatnya  sendiri  setelah  mendengarkan  pendapat  dari  orang-orang  yang
dianggap  berkompeten  untuk  memberikan  pendapat.  Remaja  juga  akan mampu  memberikan  alasan  dengan  cara-cara  yang  lebih  baik  serta
memprediksi  akibat  dari  keputusannya.  Perubahan  peranan  dan  aktivitas sosial  remaja  terkait  dengan  munculnya  masalah  yang  berhubungan
dengan  kebebasan.  Untuk  mencapai  kebebasan  yang  remaja  inginkan remaja  diharapkan  dapat  meningkatkan  rasa  tanggungjawab,  dapat
membuat  keputusan  yang  bebas  dari  pengaruh  orang  lain  dan mengklarifikasi nilai-nilai personal.
17
Berdasarkan  pemaparan  di  atas,  kemandirian  remaja  yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan remaja untuk mencapai
sesuatu  yang  diinginkannya  setelah  remaja  mengeksplorasi  sekelilingnya. Hal ini mendorong remaja untuk tidak tergantung kepada orang tua secara
emosi  dan  mengalihkannya  pada  teman  sebaya,  mampu  membuat keputusan, bertanggungjawab dan tidak mudah dipengaruhi orang lain.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian
Sebagaiman  aspek-aspek  psikologis  lainnya,  kemandirian  juga bukanlah  murni  sebuah bawaan  semata yang melekat  pada individu sejak
17
Nasution, Perkembangan Kemandirian Remaja, Artikel diakses pada 18 September 2013  dari http.repository.usu.ac.idbitstream