Ciri perilaku bullying Karakterisitik Bullying

4. Perilaku non-verbal tidak langsung mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat kaleng. 5. Pelecehan seksual kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal. Berdasarkan penjelasan di atas, kategori bullying ialah kontak fisik langsung seperti memukul dan mendorong, kontak verbal langsung seperti mengejek, perilaku non-verbal langsung seperti mengancam, non-verbal tidak langsung seperti memanipulasi pertemanan, dan yang terakhir ialah pelecehan seksual.

2.3.4 Ciri perilaku bullying

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Astuti 2004, dapat diamati bahwa pelaku bullying mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di sekolah; 2. Menempatkan diri di tempat tertentu di sekolahdi sekitarnya; 3. Merupakan tokoh popular di sekolah; 4. Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai: sering berjalan di depan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekanmelecehkan. Sedangkan, ciri-ciri korban yang mengalami bullying antara lain: 1. Pemalupendiampenyendiri; 2. BodohDungu; 3. Mendadak menjadi penyendiripendiam; 4. Sering tidak masuk sekolah dengan alasan tak jelas; 5. Berperilaku aneh atau tidak biasa takutmarah tanpa sebab, mencoret-coret, dsb. Berdasarkan pemaparan di atas, dijelaskan ciri – ciri pelaku bullying dan korban bullying. Ciri pelaku bullying diantaranya ialah hidup berkelompok, berkuasa, tokoh popular di sekolah, sedangkan ciri – ciri korban bullying ialah pemalu, pendiam, bodoh, sering tidak masuk sekolah karena alasan yang tidak jelas dan berperilaku yang aneh tidak biasa.

2.3.5 Karakterisitik Bullying

Berdasarkan hasil penelitian para ahli, antara lain oleh Rigby dalam Astuti, 2004, bullying yang banyak dilakukan di sekolah umumnya mempunyai tiga karakteristik yang terintegrasi sebagai berikut: 1. Ada perilaku agresi yang menyenangkan pelaku untuk menyakiti korbannya. 2. Tindakan itu dilakukan secara tidak seimbang sehingga menimbulkan perasaan tertekan korban. 3. Perilaku itu dilakukan secara berulang atau terus-menerus. Dalam harian Jakarta Post Mei 2005, diungkapkan bahwa bagi sebagian siswa, fenomena bullying tidak terlalu menjadi masalah besar bagi mereka, karena ini dianggap bagian dari proses sosialisasi atau pergaulan antar teman di sekolah yang ada dengan sendirinya talent for granted. Sebagian diantara mereka berpendapat bahwa jenis bullying seperti malicious talks teasing, devaluing, isolation atau gossip yang mempunyai segi positif, karena ini dilakukan sebagai pelajaran supaya korban segera mawas diri bahwa ia diledek.

2.3.6 Sumber - Sumber Psikologis yang Mendasari Perilaku Bullying