Perceived Behavior Control Aspek-aspek Intensi

3. Perceived Behavior Control

Perceived Behavioral Control PBC juga merupakan salah satu determinan independen dalam pembentukan intensi perilaku. Ajzen 1988 memberikan definisi PBC sebagai berikut: “this factor refers to the perceived easy or difficulty of performing the behavior and it is assumed to reflect past experience as well as anticipated impediments and obstacles.” Faktor ini memberikan gambaran mengenai persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan individu dalam menampilkan perilaku dan diasumsikan merupakan refleksi dari pengalaman yang telah terjadi sebelumnya serta hambatan-hambatan yang diantisipasi. Teori mengenai perceived behavior control memiliki motivasi tersendiri terhadap intensi. Orang yang percaya bahwa mereka tidak memiliki keahlian ataupun kesempatan untuk mewujudkan suatu perilaku, tidak mungkin dapat mewujudkan perilaku yang diniatkannya itu, meskipun attitude toward behavior dan subjective norm mendukung terwujudnya perilaku. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, perceived behavior control memang dapat mempengaruhi tingkah laku secara tidak langsung, yaitu melalui intensi, dan juga dapat digunakan untuk memprediksikan tingkah laku secara langsung karena perceived behavior control dapat dilihat sebagai pengganti untuk mengukur kontrol yang sebenarnya. Perceived Behavoral Control PBC juga diasumsikan sebagai fungsi yang terkait dengan beliefs keyakinan-keyakinan. Keyakinan dalam PBC adalah mengenai kehadiran atau ketidakhadiran faktor-faktor yang memfasilitasi atau menghalangi munculnya perilaku tersebut, yang kemudian disebut dengan control beliefs. Keyakinan mengenai sumber dan kesempatan dipandang sebagai dasar terbentuknya PBC Ajzen, 1988. Kedua faktor ini, termasuk faktor internal informasi, skill, kemampuan, emosi dan tekanan dan juga faktor eksternal yakni kesempatan, ketergantungan terhadap faktor lain. Secara keseluruhan, control belief menunjukkan persepsi bahwa seseorang memiliki atau tidak memiliki kapasitas untuk mengamalkan perilaku. Jadi, control beliefs ini menjadi dasar persepsi seseorang terhadap kontrol perilaku Ajzen, 2005.

2.1.4 Hubungan antara Tiga Aspek Intensi dengan Intensi