1. Attitude Toward Behavior
Menurut Fishbein dan Ajzen 1988, attitude toward behavior adalah keyakinan terhadap tingkah laku behavioral beliefs dan evaluasi hasil
outcome evaluation. Behavioral beliefs ditentukan oleh keyakinan yang paling menonjol salient beliefs pada diri individu terhadap tingkah laku tertentu.
Setiap salient beliefs menghubungkan tingkah laku dengan hasil tertentu atau dengan atribut tertentu sehubungan dengan ditampilkannya tingkah laku
tersebut.
2. Subjective Norm
Subjective norm merupakan aspek intensi yang kedua. Aspek ini merupakan persepsi individu terhadap tuntutan dari lingkungan sosialnya untuk
menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku tertentu Fishbein Ajzen, 1975.
Fishbein Ajzen 1975 mengemukakan bahwa norma subjektif adalah : “the subjective norm is the person’s perception that most people who are
important to him think he should or should not perform the behavior in question.
Definisi tersebut menjelaskan bahwa norma subyektif adalah persepsi individu mengenai harapan orang-orang yang penting bagi dirinya significant
others baik perorangan ataupun kelompok untuk menampilkan perilaku tertentu atau tidak.
Subjective Norm ditentukan oleh keyakinan beliefs, namun keyakinan disini berbeda dengan keyakinan pada attitude toward behavior. Keyakinan
dalam subjective norm adalah keyakinan seseorang akan individu atau kelompok dekatnya terhadap persetujuan atau tidak persetujuannya
diwujudkannya suatu perilaku. Individu-individu lain atau kelompok yang sangat mempengaruhi ini
disebut referents. Referents ini antara lain adalah orang tua, suami atau isteri, teman dekat, rekan kerja, dan orang-orang yang ahli dalam perilaku yang
dituju, seperti psikolog, psikiater, atau konselor. Keyakinan sebagai pokok yang mendasari subjective norm ini dinamakan keyakinan norma normative
beliefs. Secara umum, individu yang yakin kebanyakan referents memotivasinya
untuk mewujudkan perilaku tertentu, akan merasakan motivasi itu sebagai tekanan social dan individu cenderung akan melakukan perilaku tersebut.
Sebaliknya, individu yang percaya bahwa kebanyakan referents memotivasi mereka untuk tidak menyetujuinya, maka perilaku tersebut tidak akan
dilakukan. Norma subjektif merupakan fungsi dari beberapa keyakinan yang disebut
sebagai keyakinan terhadap norma-norma yang berlaku normative beliefs. Keyakinan-keyakinan ini merupakan keyakinan individu terhadap individu atau
kelompok lain, bahwa mereka akan setuju atau tidak setuju apabila ia
melakukan tingkah laku tertentu. Individu atau kelompok itu disebut dengan referents acuan.
Kelompok atau individu tersebut dijadikan sebagai acuan bagi individu untuk menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku tertentu. Referents
antara lain orang tua, pasangan hidup, teman dekat, rekan kerja, dan orang- orang yang ahli dalam tingkah laku yang dituju, seperti konselor, psikiater,
ataupun psikolog. Referents disebut juga sebagai significant others orang yang berarti bagi individu.
Determinan Norma Subjektif
Menurut Fishbein dan Ajzen 1975, norma subjektif secara umum ditentukan oleh dua determinan berikut:
1. Persepsi atau keyakinan mengenai harapan individu atau kelompok tertentu terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau
tidak normative beliefs. 2.
Motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut motivation to comply.
Normative beliefs dapat dibentuk sebagai hasil dari sebuah proses penyimpulan yakni jika seseorang yakin bahwa orang-orang yang penting bagi
dirinya akan merasa senang jika dia menampilkan perilaku tertentu maka seseorang itu akan menyimpulkan bahwa kelompok yang menjadi acuannya
berkeinginan agar dirinya menampilkan perilaku tersebut.
3. Perceived Behavior Control