internal lebih dominan dibandingkan motivasi eksternal. Perceived behavior control juga tidak berhubungan secara signifikan,karena perceived behavior control berkaitan
dengan self efficacy atau keyakinan seseorang terhadap diri mereka. Metode pengumpulan data dalam penelitiannya, menggunakan kuesioner, yang disebarkan pada
siswa kelas VIII SMP X sebanyak 100 orang. Dari hasil penelitian attitude toward behavior merupakan variabel yang sangat signifikan berpengaruh terhadap intensi siswa
SMP untuk melakukan bullying. Fenomena saat ini, bullying di Indonesia banyak terjadi pada siswa SMU. Mereka
yang berusia antara 15 – 18 tahun, yaitu pada masa remaja Desmita, 2005. Dikarenakan pada usia itu remaja masih dalam proses menemukan jati diri, sehingga
pengalaman-pengalaman yang mereka dapat sehari-hari merupakan sesuatu yang mereka simpan sebagai sebuah stimulus dan menjadi sebuah persepsi yang dapat
dimunculkan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti ”Hubungan persepsi
tentang bullying dengan intensi melakukan bullying siswa SMA Negeri 82 Jakarta”.
1.2 Pembatasan Masalah
Setelah masalah-masalah diidentifikasi, maka selanjutnya penulis membatasi masalah pokok yang akan diketahui dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Intensi niat yang dimaksud adalah sebuah motivasi yang berdampak timbulnya
perilaku. Intensi mengindikasikan bahwa seseorang dengan sengaja mencoba dan merencanakan untuk menampilkan suatu perilaku tertentu Fishbein dan
Ajzein,1975.
b. Persepsi yang dimaksud adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki yang disimpan dalam ingatan untuk mendeteksi atau memperoleh dan
menginterpretasi stimulus rangsangan yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung Matlin, 1989, Solso, 1988 dalam Suharnan, 2005.
c. Bullying yang dimaksud adalah sebuah hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan ke dalam aksi, menyebabkan seseorang menderita. Aksi ini dilakukan
secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan dilakukan dengan perasaan senang Rigby, dalam
Astuty, 2004 d. Siswa yang diteliti ialah
siswa kelas XI dan XII SMAN 82 Jakarta, remaja pertengahan 15-18 tahun, di mana individu sudah mulai mengembangkan tingkah
laku dan membuat keputusan yang akan dicapai.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan, bahwa rumusan masalahnya adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang bullying dengan
intensi melakukan bullying siswa SMAN 82 Jakarta?
1.4 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi tentang bullying dengan intensi melakukan bullying siswa SMAN 82 Jakarta.
1.5 Manfaat
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah: a. Manfaat Teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran
mengenai hubungan persepsi bullying dengan intensi melakukan bullying dan menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis: Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi khususnya
kepada para orang tua, konselor sekolah dan guru dalam upaya membimbing siswa agar tidak terjadi tindakan bullying di sekolah – sekolah dan merubah persepsinya
tentang intensi melakukan tindakan bullying.
1.6 Sistematika Penulisan