Pengaruh Motivasi Yang Tinggi Faktor-Faktor Motivasi

g. Jabatan yang menarik.

5. Prinsip-Prinsip Dalam Motivasi

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi pegawai atau pekerja, yaitu: a. Prinsip partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja atau usaha, pegawai atau pekerja perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin. b. Prinsip komunikasi Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas dengan informasi yang jelas pegawai atau pekerja akan lebih mudah dimotivasi kerjanya. c. Prinsip mengakui andil bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan pegawai atau pekerja mempunyai andil didalam usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai atau pekerja akan lebih mudah dimotivasi kerjanya. d. Prinsip pendelegasian wewenang Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai atau pekerja untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin. e. Prinsip memberi perhatian Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin. 41

6. Metode Motivasi

Terdapat dua metode motivasi, yaitu motivasi langsung dan motivasi tidak langsung. a. Motivasi langsung Direct Motivation Motivasi langsung adalah motivasi materiil dan non materiil yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan utuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannnya. Jadi sifatnya khusus, seperti pujian, penghargaan, tunjangan hari raya, bonus dan bintang jasa. b. Motivasi tak langsung Indirect Motivation Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya. Kedua jenis motivasi ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendukung adanya usaha peningkatan produktivitas kerja. 41 A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, h. 61.

B. Pengertian Produktivitas

Setiap organisasi baik itu berbentuk perusahaan maupun lainnya akan berusaha agar para anggota atau pegawainya yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat membantu memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tingi untuk mewujudkan target bersama yang telah ditetapkan. Pengertian produktivitas itu sendiri dapat dibahas dari berbagai perspektif. Produktivitas kerja merupakan istilah yang sering digunakan dalam perencanaan pengembangan industri pada khususnya dan perencanaan pengembangan nasional pada umumnya. Pengertian produktivitas pada umumnya lebih dikaitkan dengan pandangan produksi dan ekonomi. Tidak dapat diingkari bahwa pada akhirnya apapun yang dihasilkan melalui kegiatan organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk didalamnya tenaga kerja itu sendiri. Kopelman secara lebih luas mengartikan produktivitas sebagai suatu konsepsi sistem, yang di dalam wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan bagaimana sumberdaya-sumberdaya yang ada dimanfaatkan secara efisien untuk menghasilkan keluaran. Konsepsi ini bersifat kontekstual sehingga dapat diterapkan pada berbagai kondisi, baik pada suatu organisasi, industri, maupun pada perekonomian secara nasional. Konsepsi mengenai produktivitas hendaknya tidak saja mengacu kepada jumlah keluaran, melainkan juga terhadap berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian produktivitas itu sendiri sehingga antara