Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
semakin rumit serta ilmu pengetahuan yang bekembang sangat pesat yang mana seorang pekerja sosial juga akan dituntut untuk menggunakan teknologi informasi
yang tidak dapat dihindari untuk dapat menyelesaikan masalah sosial dengan efektif. Keadaan ini menuntut kemampuan untuk beradaptasi yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesejahteraan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan program penanganan masalah sosial mutlak menjadi kesadaran
dan direncanakan secara komprehensif. Di Indonesia kini permasalahan semakin mengakar, contoh kecilnya ialah
masalah kemiskinan, keterbelakangan pendidikan, bulying dan lainnya, maka lembaga zakat Dompet Dhuafa Republika Pusat turut membantu negara dalam
menangani masalah sosial dengan berperan mengentaskan beberapa masalah sosial tersebut yang dilakukan melalui tangan-tangan para pekerja sosial sebagai
tenaga profesional. Dengan berbagai tanggung jawab diatas maka seorang pekerja sosial harus
mendapatkan pembinaan karier yang terencana dan proporsional serta mempunyai landasan motivasi yang kuat. Yaitu adanya jangkauan dedikasi yang tinggi untuk
pencapaian prestasi, regulasi kepangkatan dan penghasilan yang signifikan sebagai bentuk tanggung jawab tenaga pengentasan masalah sosial sekaligus
penghargaan yang diterimanya, dan yang terpenting adalah merupakan bentuk tanggung jawab individu pada Allah SWT untuk menjalankan amanah dengan
baik dan optimal.
Salah satu teori untuk mengukur motivasi adalah dengan motivasi berprestasi yang mengelompokkan motivasi kedalam dimensi yang luas. Dimensi
tersebut dapat menangkap berbagai variasi latar belakang kebutuhan manusia. Menurut G.R. Terry dan Leslie bahwa motivasi membuat orang bekerja
lebih berprestasi. Dengan demikian motivasi dipandang sebagai pendorong untuk melakukan sesuatu dalam kapasitas dan produktivitas optimal.
3
Sedangkan menurut Prof.Dr. David C. Mcclelland dalam teori motivasinya dalam mewujudkan produktivitas yang berkualitas maka seseorang harus
mempunyai motivasi berprestasi yang baik, dalam artian motivasi berprestasi sebagai dorongan dalam diri sesorang untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas
dengan sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji.
4
Dengan motivasi yang mendukung dan positif maka akan tercipta suasana perusahaan yang kondusif dan dinamis. Iklim seperti ini juga akan memberikan
jalan pegawai sebagai pekerja sosial untuk merefleksikan semua potensinya berupa peningkatan produktivitas dan kualitas kerja yang baik. Sebaliknya jika
situasi kerja dan motivasi seseorang kurang maka akan menyebabkan seseorang tidak mempunyai mental baik, malas, bekerja dengan sifat yang reaktif dan
bahkan dapat mengganggu psikologisnya sehingga berdampak pada penurunan produktivitas kerja seseorang sehingga secara langsung berdampak pada
penurunan produktivitas perusahaan atau organisasi.
3
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi: Dalam Pendekatan Psikologi Industri dan organisasi Jakarta: Studia Press, 2002, cet. Ke-1, h.18.
4
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja SDM Bandung: PT. Refika Aditama, 2005, cet. Ke-1, h. 68.
Mengingat keadaan ini maka penulis merasa penting mengadakan penelitian
dengan judul atau masalah: ”Hubungan Motivasi Dengan Produktivitas Kerja
Pekerja Sosial Di Kantor Pusat Dompet Dhuafa Republika”.