tingkat kestabilan, konsistensi, dan atau kehandalan instrumen untuk menggambarkan gejala seperti yang ada. Suatu instrumen dikatakan
reliabel apabila instrumen tersebut digunakan untuk subjek yang sama, dalam waktu dan kondisi yang berbeda, tetap menunjukkan hasil yang
sama. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: Jika r
alpha
positif atau r
tabel
, maka pertanyaan reliabel. Jika r
alpha
negatif atau r
tabel
, maka pertanyaan tidak reliabel.
9. Metode Analisis Data
a. Metode Analisis Deskriptif
Suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan,
diklasifikasikan, dianalisis, dan diinteprestasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang akan dibahas.
b. Metode Analisis Statistik
1 Analisis Regresi Linear Berganda
Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Model regresi linear berganda yang
digunakan adalah Sugiyono, 2006:211 : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana:
Y =
Prestasi Kerja a
= Konstanta
b
1
,
2
= Koefisien regresi berganda
X
1
= Deskripsi Kerja
X
2
= Kompensasi
e =
Kesalahan pengganggu Standard error
Universitas Sumatera Utara
2 Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi berganda harus memenuhi syarat asumsi klasik sebelum data tersebut dianalisis, adapun syarat asumsi klasik tersebut Ghozali
2005:91 meliputi: a
Uji Normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005:110. Model yang paling baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov Smirnov.
b Uji Multikonealiritas
Uji Multikonealiritas digunakan untuk menguji data dalam model sebuah regresi, adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas
Ghozali, 2005:91. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikonealiritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besarnya
nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS versi 15.00. Dengan ketentuan:
Bila VIF5 maka terdapat masalah multikolinearitas Bila VIF5 maka tidak terdapat masalah multikolinearitas
.
c Uji Heteroskedastisitas
Digunakan untuk menguji data dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke
Universitas Sumatera Utara
pengamatan lain. Jika suatu pengamatan ke pengamatan lain sama, maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksinya adalah
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. 3
Pengujian Hipotesis Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut
akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis yaitu: a Uji Statistik-t
Uji Statistik-t dilakukan untuk melihat secara parsial bagaimana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis
yang digunakan dalam Uji Statistik-t ini adalah sebagai berikut:
H : b
1
, b
2
= 0, artinya variabel bebas Deskrpsi Kerja dan Kompensasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat Prestasi Kerja. H
: b
1
, b
2
≠ 0, artinya variabel bebas Deskrpsi Kerja dan Kompensasi secara parsial berpengaruh terhadap variabel terikat
Prestasi kerja. b Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik-F
Universitas Sumatera Utara
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari seluruh variabel bebas secara bersama-sama atau secara simultan terhadap
variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah: H
: b
1
= b
2
= 0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel bebas X
1
dan X
2
, variabel Deskripsi Kerja dan Kompensasi terhadap variabel terikat Y,
variabel Prestasi Kerja. H
: b
1
≠ b
2
≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari variabel terikat Y.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: Terima H
bila F
hitung
≤ F
tabel
pada α = 5.
Tolak H terima H
a
bila F
hitung
F
tabel
pada α = 5.
c Koefisien Determinasi
2
R Pada intinya Koefisien Determinasi
2
R mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika
2
R semakin besar nilainya mendekati satu, maka dapat dikatakan
bahwa pengaruh variabel bebas X
1
, X
2
atau variabel Deskripsi Kerja dan Kompensasi adalah kuat terhadap variabel terikat Y
atau variabel Prestasi kerja. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang
diteliti terhadap variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS