Pengertian Supervisi Klinis Supervisi Klinis
akan mengobati pasiennya, mula-mula dicari dahulu sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan jalan menanyakan kepada pasien, apa yang dirasakannya,
dibagian mana dan bagaimana terasanya, dan sebagainya. Setelah diketahui dengan jelas apa penyakitnya, kemudian sang dokter memberikan saran atau
pendapat bagaimana sebaiknya agar penyakit itu tidak semakin parah, dan pada waktu itu juga dokter mencoba memberikan resep obatnya. Tentu saja prosedur
supervisi klinis tidak persis sama dengan prosedur pengobatan yang dilakukan oleh dokter. Kemudian diterangkan dalam buku profesi keguruan mengenai
sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan kepribadian guru.
Di dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah supervisor mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara guru
mengajar, dengan mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor dan guru yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan “diskusi balikan” disini adalah
diskusi yang dilakukan segera setelah guru selesai mengajar, dan bertujuan untuk memperoleh balikan tentang kebaikan maupun kelemahan yang terdapat
selama guru mengajar serta bagaimana usaha untuk memperbaikinya. Untuk lebih jelasnya marilah kita bicarakan lebih dahulu apa yang dimaksud dengan
supervisi klinis itu. Dari segi etimologi kata “supervisi” diambil dari kata ”super” yang
artinya memiliki kelebihaan tertentu, seperti kelebihan dalam pangkat, dan kualitas, sedangkan “visi” artinya melihat atau menguasai, dan secara
terminologi pengertian supervisi adalah “suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama”.
Sedangkan kata “klinis” perbaikan atau pembinaan, menurut kamus bahasa Indonesia “klinis” berarti pengamatan, pelayanan. Jadi bila dilihat dari
pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa supervisi klinis ialah suatu bentuk bahan bantuan professional yang diberikan secara sistematik kepada
guru yang bersangkutan dengan harapan dapat membina kemampuan yang ada dalam dirinya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.
Richard Waller memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai berikut:
“Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada kebaikan pengajaran melalui siklus sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan
analisis intelektual yang insentif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional”. Clinical
supervision may be defined as supervision fokused upor the improvement of instruction by means of sistematic cycles of planning, observation and
intensive intellectual analiysis of actual teaching performance in the interest of rational modification”.
17
Keith Acheson dan Meredith D. Gall, mengemukakan bahwa : Supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil
ketidaksesuaian kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku yang ideal”.
Sebagaimana dikutip Ngalim Purwanto, menyatakan bahwa:“Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu
pengembangan profesional gurucalon guru, khususnya dalam penampilan belajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objectif
sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut”.
18
Berdasarkan berbagai pendapat diatas maka penulis menyimpulkan bahwa supervisi klinis adalah proses pembinaan dalam dunia pendidikan yang
bertujuan untuk memperbaiki dan menambahkan apa yang menjadi kelemahan guru dalam menjalankan tugasnya mengajar melalui pengamatan yang
dilakukan, yang pada akhirnya berpengang pada data dan fakta yang ada supervisor akan memberikan masukan kepada guru yang bersangkutan.