Kepemimpinan SMP Negeri 3 Ciputat Tangerang Selatan

1. Bapak R. Soeharto Periode 1977 2. Bapak Drs. H. Wanhar Periode 1977-1989 3. Bapak Drs. H. Munadha Indria Periode 1989-1996 4. Ibu Dra. Hj. Ade Halimatunsa’diah Periode 1996-2000 5. Bapak Drs. H. Kuswanda Periode 2000-2006 6. Bapak. Drs. Nurhadi MM Periode 2006-2009 7. Bapak Maryono SE Periode 2009-Sekarang

B. Deskriptif Analisis Data dan Penyajian Hasil Penelitian

Pelaksanaan supervisi klinis di SMPN 3 Ciputat Tangerang Selatan dilakukan oleh kepala sekolah dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap rencana pengajaran yang telah dibuat oleh guru. Dalam menentukan lamanya observasi tidak ada peringatan dari kepala sekolah karena para guru yang akan di observasi sudah mengerti lamanya waktu untuk pembukaan, pemberian materi dan penutupan. Kepala sekolah tidak perlu mengikuti dan memperhatikan guru tersebut sampai akhir mengajar, melainkan mengambil poin-poin yang terpentingnya saja, Jika sudah selesai biasanya kepala sekolah langsung pergi meninggalkan kelas dan mempersilahkan guru tersebut untuk melanjutkan mengajar kembali. Kepala sekolah melakukan kontrak atau persetujuan dengan guru tentang apa saja yang akan diobservasi yaitu jika ada pelaksanaan supervisi klinis biasanya diumumkan atau sudah terjadwal jadi sifatnya instruksional apabila ada guru yang ingin jadwalnya disupervisi meminta untuk diundur atau dimajukan itu bisa. Jadi ada dua macam supervisi yang dilaksanakan di SMPN3 Tangerang Selatan yaitu supervisi kelas yang dijadwal satu dalam satu semester, dan supervisi temporer yang tidak terjadwal dan dapat dilihat melalui pemantauan dari luar kelas atau dilihat dari piket dan pelaksanaannya setiap hari. 1 Pelaksanaan supervisi klinis di SMPN3 Ciputat ini didukung sepenuhnya oleh semua guru-guru, hal ini dapat dilihat dari respon guru 1 Wawancara dengan Kepala SMPN3 Ciputat-Tangerang Selatan, Tanggal 25 Mei 2010 tentang kehadiran kepala sekolah ketika melakukan observasi yaitu guru sangat antusias dan berusaha mengajar sebaik mungkin. Biasanya dalam pelaksanaan supervisi klinis tidak sepenuhnya dilaksanakan oleh kepala sekolah akan tetapi terkadang digantikan oleh guru yang lain atau wakil kepala sekolah hal ini dikarenakan kepala sekolah berhalangan hadir ke sekolah atau karena ada tugas lain. Hasil observasi yang telah dilaksanakan di diskusikan bersama guru bahkan ada jaminan kerahasian setelah pelaksanaan kegiatan supervisi klinis oleh kepala sekolah. Terkadang kepala sekolah mengambil sampel hasil supervisi dari salah seorang guru yang dianggap lebih bagus untuk dijadikan acuan pembelajaran tanpa menyebutkan nama. Tak jarang kepala sekolah juga mengambil sampel hasil superrvisi salah seorang guru yang dianggap kurang bagus sebagai bahan pertimbangan tanpa menyebutkan nama. Kepala sekolah pun mengadakan refleksi setelah pelaksanaan pembelajaran dengan cara bertanya kepada guru setelah melakukan proses pembelajaran dan dimintai kesan-kesannya terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah mengetahui hasil dari pelaksanaan supervisi klinis kepala sekolah bersama guru mengidentifikasi target pembelajaran yang telah dicapai dengan yang belum dicapai dan memberikan penguatan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Selanjutnya kepala sekolah merencanakan dan memberikan latihan-latihan sekaligus menetapkan rencana selanjutnya serta menyarankan kepada guru-guru untuk mengikuti pelatihan- pelatihan yang ada di dalam lingkungan sekolah maupun yang ada di luar sekolah. Hubungan antara kepala sekolah dengan personil sekolah khususnya guru di SMPN3 Tangerang Selatan ini sangat baik. Hal ini ditunjukan dengan saling tegur sapa dalam keramahan. Bahkan jika ada guru atau personil yang sakit, maka kepala sekolah dan guru menjenguknya, mendoakan agar lekas sembuh dan dapat beraktifitas kembali.