Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

5. Bagaimana kepala sekolah menciptakan komunikasi dan pengarahan terhadap guru? 6. Bagaimana kepala sekolah mengevaluasi kinerja guru? 7. Upaya apa saja yang dilakukan kepala sekolah untuk meningkatkan disiplin guru dan pegawai? C.Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi diatas, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti sebagai berikut: 1. Supervisi klinis yang dimaksud disini adalah pelaksanaan supervise yang dilakukan oleh kepala sekolah yang ada pada suatu lembaga pendidikan, khususnya di SMPN 3 Ciputat. 2. Supervisi klinis, meliputi pada bidang-bidang supervise yaitu, Kualitas Proses Pembelajaran, Profesionalisme guru, Tanggung jawab Pengawas Sekolah dan Peningkatan Mutu Pendidikan. D.Perumusan Masalah Berdasarkan pembbatasan masalah, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan supervise klinis oleh kepala sekolah di SMPN 3 ciputat 2. Bagaimana Efektifitas supervise klinis oleh kepala sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja guru di SMPN 3 ciputat

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kinerja guru melalui pelaksanaan supervise klinis.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan bermanfaat: 1. Bagi penulis, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai pelaksanaan supervise. 2. Bagi sekolah, diharapkan akan menjadi bahan masukan nuntuk pelaksanaan supervise yang akan datang di sekolah. 3. Bagi ilmu pengetahuan, sebagai sumbangan data ilmiah mengenai pelaksanaan supervise klinis.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kinerja Guru

Banyak batasan yang diberikan oleh para ahli mengenai istilah kinerja, walaupun berbeda dalam perumusannya namun secara prinsip tampak sejalan mengenai proses pencapaian hasil. Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang”. 1 Dengan kata lain kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja atau performance menurut Mulyasa dapat diartikan sebagai “prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja”. 2 Berbagai batasan dari beberapa pakar tersebut menekankan kinerja sebagai proses untuk mencapai hasil tertentu. Dengan demikian tinggi rendahnya kinerja seseorang dalam bekerja dievaluasi dari perilaku yang 1 A. A. Anwar Prabu Manngkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, h. 67 2 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…., h. 136 diperlihatkan, serta kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka seorang guru dituntut agar dapat memiliki kinerja yang baik dan kinerja guru menurut Piet Sahertian dan Ida Aleida mengacu pada: 1 Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan 2 Kemampuan mengelola program belajar mengajar 3 Kemampuan mengelola kelas 4 Kemampuan menggunakan mediasumber belajar 5 Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan 6 Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar 7 Kemampuan menilai prestasi siswa untuk kependidikan dan pengajaran 8 Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan 9 Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 10 Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran. 3 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasilembaga. Kinerja guru berarti prestasi atau kontribusi yang diberikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar, baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang terukur dalam rangka pembinaan peserta didik dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan. Seorang guru sebagai tenaga pendidik utama dalam kegiatan pembelajaran atau yang secara langsung berinteraksi dengan siswa di kelas diharapkan memiliki kemampuan yang optimal dan profesional sebagai usaha pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian guru yang mempunyai kinerja tinggi akan dengan mudah mengarahkan dan membimbing siswanya mencapai tujuan. 3 Piet Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan dalam RangkaProgram Inservice Education,Jakarta: PT Rineka Cipta. h. 5