e Melakukan evaluasi apakah masalah tersebut sudah teratasi atau belum f Mulai dari awal bila perlu.
16
Dari peningkatan kinerja ini mempunyai hasil dalam peningkatan karena semuanya mempunyai kekurangan dan kelebihan hal itu harus sangat berguna
bagi para karyawan. Dari berbagai uraian teori tentang kinerja guru maka yang dimaksud
dengan kinerja guru dalam penelitian ini adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan guna
tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja. Kinerja guru dalam penelitian ini dapat diukur berdasarkan indikator merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dalam mengevaluasi pembelajaran, serta disiplin dalam menjalankan tugas.
B. Supervisi Klinis
1. Pengertian Supervisi Klinis
Kinerja dapat ditimbulkan dari pelaksana tugas seseorang. Kinerja guru merupakan penampilan, prestasi atau kontribusi guru yang diberikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Membicarakan kinerja mengajar guru tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor pendukung dan pemecah masalah yang
menyebabkan terlambatnya kegiatan belajar mengajar secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar. Salah
satu faktor yang diharapkan mampu membantu guru dalam mengatasi problem pembelajaran adalah kegiatan supervisi klinis.
Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada
mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi didalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara
memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut. Ibarat seorang dokter yang
16
A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Bandung: PT Refika Aditama 2007, h. 21-23
akan mengobati pasiennya, mula-mula dicari dahulu sebab-sebab dan jenis penyakitnya dengan jalan menanyakan kepada pasien, apa yang dirasakannya,
dibagian mana dan bagaimana terasanya, dan sebagainya. Setelah diketahui dengan jelas apa penyakitnya, kemudian sang dokter memberikan saran atau
pendapat bagaimana sebaiknya agar penyakit itu tidak semakin parah, dan pada waktu itu juga dokter mencoba memberikan resep obatnya. Tentu saja prosedur
supervisi klinis tidak persis sama dengan prosedur pengobatan yang dilakukan oleh dokter. Kemudian diterangkan dalam buku profesi keguruan mengenai
sasaran supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dan bukan perbaikan kepribadian guru.
Di dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah supervisor mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara guru
mengajar, dengan mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor dan guru yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan “diskusi balikan” disini adalah
diskusi yang dilakukan segera setelah guru selesai mengajar, dan bertujuan untuk memperoleh balikan tentang kebaikan maupun kelemahan yang terdapat
selama guru mengajar serta bagaimana usaha untuk memperbaikinya. Untuk lebih jelasnya marilah kita bicarakan lebih dahulu apa yang dimaksud dengan
supervisi klinis itu. Dari segi etimologi kata “supervisi” diambil dari kata ”super” yang
artinya memiliki kelebihaan tertentu, seperti kelebihan dalam pangkat, dan kualitas, sedangkan “visi” artinya melihat atau menguasai, dan secara
terminologi pengertian supervisi adalah “suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama”.
Sedangkan kata “klinis” perbaikan atau pembinaan, menurut kamus bahasa Indonesia “klinis” berarti pengamatan, pelayanan. Jadi bila dilihat dari
pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa supervisi klinis ialah suatu bentuk bahan bantuan professional yang diberikan secara sistematik kepada
guru yang bersangkutan dengan harapan dapat membina kemampuan yang ada dalam dirinya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya.