Peranan Supervisor Dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis

1. Mengetahui keadaankondisi guru dalam latar belakang kehidupan lingkungan dan sosial ekonominya, hal ini penting untuk tindakan kepemimpinannya. 2. Merangsang semangat kerja guru dengan berbagai cara 3. Mengusahakan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan guru. 4. Meningkatkan partisipasi guru dalam kehidupan sekolah. 5. Membina rasa kekurangan dilingkungan sekolah antar kepala sekolah, guru dan pegawai 6. Mempercepat hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya BP3 dan orang tua murid. Dalam kaitannya dengan peningkatan kerja tenaga kependidikan, dan kualitas sekolah, kepala sekolah profesional seperti disarankan Sellis harus memperhatikan hal-hal berikut: 26 1. Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu yang terpadu bagi lembaganya maupun bagi tenaga kependidikan dan peserta didik yang ada disekolah 2. Mempunyai komitmen yang jelas pada proses peningkatan kualitas 3. Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas 4. Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan kebijakan lembagasekolah 5. Menyakinkan terhadap para pelanggan peserta didik, orang tua, masyarakat bahwa terdapat “channel” cocok untuk menyampaikan harapan dan keinginannya 6. Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan 7. Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa dilandasi bukti yang kuat 8. Pemimpin melakukan inovasi terhadap sekolah 9. Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab yang jelas 26 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006 Cet. Ke VIII h. 86 10. Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap penghalang baik yang bersifat organisasional maupun budaya 11. Membangun tim kerja yang efektif 12. Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Menurut Muhammad Idrus peranan supervisor dalam kegiatan supervisi klinis antara lain: Dalam dunia pendidikan dikenal beberapa macam istilah supervisi, seperti supervisi administratif, supervisi edukatif, supervisi akademik, supervisi klinis, dan sebagainya. Bentuk kegiatan supervisi yang bermacam-macam itu menuntut peranan supervisor yang tidak kecil, artinya keberadaan supervisor dalam melakukan supervisi disekolah yang didalamnya terdapat guru, siswa dan tenaga administrasi lainnya menjadi sangat penting. Masalahnya adalah sejauh mana peranan itu dapat dilaksanakan oleh para supervisor pada saat yang bersangkutan melakukan supervisi disekolah terhadap guru. Untuk sekedar gambaran tentang peranan supervisor terutama dalam kegiatan supervisi klinis, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa peran penting yang dapat dijadikan bahan oleh para supervisor dalam melakukan supervisi terhadap guru peran dimaksud antara lain: a Sebagai mitra kerja Sebagaimana diketahui bahwa kegiatan supervisi di sekolah oleh supervisor pengawas adalah untuk membantu dan atau membina pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut agar berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Para pelaksana pendidikan di sekolah tidak lain adalah para guru. Sedangkan supervisor pengawas hanya sekedar membantu membina yang kehadiannya di sekolah juga bersifat supervisor, karena dibatasi oleh volume dan frekuensi yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu supervisor yang memiliki otoritas formal dalam melakukan tugas-tugas supervisi, seyogyanya tidak memperlakukan guru sebagai bawahan yang harus tunduk kepada atasannya “walaupun atasan itu salah”. Agar kegiatan supervisi berjalan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka peran penting yang harus ditampilkan oleh supervisor adalah peran kemitraan yaitu supervisor bermitra kerja kepada segenap para guru, karyawan beserta staf keseluruhan karena para gurulah yang paling mengetahui dan memahami kondisi sekolahnya. Supervisor tidak mungkin dapat bekerja sendiri tanpa bantuan guru, sementara guru juga membutuhkan dan pembinaan dari supervisor. Hubungan kerja yang dilakukan atas dasar saling membutuhkan dan saling pengertian diantara kedua belah pihak akan memudahkan setiap persoalan yang dihadapi, yang pada gilirannya akan menumbihkan rasa tanggung jawa dari kedua belah pihak untuk mensukseskan program-program yang telah disepakati bersama untuk kepentingan dan kebaikan bersama serta kemajuan bersama. Dalam kegiatan supervisi klinis, peranan supervisor bermitra kerja dengan kepala sekolah dan guru sangat penting artinya, karena dalam kegiatan ini sangat dituntut keterbukaan kedua belah pihak. Bila itu tidak dilakukan, maka sangat kecil kemungkinan supervisi klinis ini berhasil. b Sebagai pengawas Dalam kegiatan manajer, terdapat beberapa fungsi organik, yaitu fungsi yang tidak boleh lepas dari kegiatan manajemen tersebut dan salah satunya adalah pengawasan Controlling. Karena luasnya masalah pengawasan ini, maka para pakar merumuskannya dalam tiga kelompok besar yaitu pengawasan melekat waskat, pengawasan fungsional wasnal dan pengawasan masyarakat wasmas. Dalam dunia pendidikan ketiga jenis pengawasan ini secara umum telah berjalan dengan baik, akan tetapi masih ada hal-hal yang perlu ditingkatkan dan disempurnakan, misalnya pengawasan fungsional yang dibebankan kepada pengawas sekolah termasuk pengawas pendidikan terhadap kinerja guru. Pengawas supervisor yang secara fungsional diberi otoritas kewenangan, untuk melakukan pengawasan supervisi di sekolah adalah bukan pekerjaan ringan, karena harus memiliki kualifikasi-kualifikasi tertentu antara lain: 1 Memahami benar tentang pengertian, tujuan, fungsi, ruang lingkup, prinsip-prinsip pengawas dan sebagainya. Sehinggga tidak terjadi peristiwa-peristiwa klasik bahwa tugas pengawas adalah mencari kelemahan dan kesalahan orang lain yang diawasi untuk diberi hukuman bagi yang melakukan pelanggaran. Dalam manajemen modern, peran pengawas supervisor bukan untuk mencari-cari kelemahan atau kesalahan orang yang diawasi, akan tetapi lebih dititik beratkan pada unsur-unsur teknis dan material semata, yaitu apa yang tidak beres, komponen apa yang tidak berfungsi, apa penyebabnya dan seterusnya. Untuk selanjutnya diambil langkah- langkah bersama untuk memperbaiki, agar ada perbaikan dan peningkatan pada waktu-waktu yang akan datang 2 Memahami, menghayati dan mampu melakukan hal-hal yang dilakukan oleh aparat yang diawasi disupervisi yaitu guru dan siswa. Oleh karena itu pengawas sekolah harus berlatar belakang dan berpengalaman sebagai guru sekurang-kurangnya 6 tahun secara berturut-turut SK MENPAN NO. 1181996. Hal ini dimaksudkan agar pengawas sekolah tidak hanya mampu mengkritik atau menyalahkan tetapi juga harus terampil untuk memperbaiki kesalahan atau kekeliruan yang dilakukan gguru dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya rencana pengajaran, rumusan TPK tujuan Pembelajaran Khusus, langkah-langkah KBM, penggunaan sarana, penentuan pendekatan, metode, teknik belajar mengajar dan seterusnya. Jika peran ini sudah tertampilkan secara baik oleh para pengawas maka besar kemungkinan kehadiran pengawas di sekolah merupakan suatu yang ditunggu dan diharapkan oleh setiap guru. Sebaliknya pengawas yang datang hanya bermodalkan surat keputusan pejabat berwenang dan menggunakan power dalam melakukan tugas-tugas kepengawasan, janganlah berharap terlalu banyak dari hasil supervisi yang dilakukan itu, bahkan mungkin guru akan bersikap dingin kepadanya. 3 Mengetahui dan memahami benar tentang rencana dan tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting karena pengawasan harus dilakukan sebelum, selama, dan sesudah kegiatan berjalan. Kontinuitas pengawasan akan sangat besar manfaatnya bagi efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas guru manajemen sekolah yang rapi dan tertib akan sangat menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sebaliknya manajemen yang awut-awutan akan berdampak negatif terhadap pelaksanan kegiatan belajar mengajar dan seterusnya. Dalam kondisi-kondisi seperti ini sangat diperukan peran pengawas yang berpengalaman dan berwawasan luas. Artinya bagaimana ia berperan pada kondisi bagaimanapun keberadaan pengawas tetap menjadi sesuatu yang sangat penting dan turut mewarnai kondisi sekolah yang menjadi tanggung jawab pembinaannya. Hal ini dapat diperankan oleh pengawas yang betul-betul memahami rencana dan tujuan secara jelas, sehingga arah kepengawasan yang dilakukan terfokus pada kegiatan-kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan baik tujuan sekolah, tujuan pembelajaran dan seterusnya. c Sebagai pembina Disamping berperan sebagai mitra kerja, para pengawas juga merupakan tenaga-tenaga pembina yang profesional. Adapun persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang profesional adalah memahami, menghayati dan terampil dibidang tugasnya. Karena salah satu tugasnya adalah membina guru maka segala seluk beluk tugas pokok guru harus dikuasai oleh pengawas. Sebagaimana diketahui bahwa guru terdiri atas tugas profesi, tugas kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan. Yang termasuk dalam tugas profesi yaitu mendidik, mengajar, melatih, menilai mengevaluasi, kerja sama dan melapor. Kesemuanya itu merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Misalnya dalam pengajaran ada unsur pendidikan, dalam latihan ada unsur pengajaran dan seterusnya. Akan tetapi untuk sekedar menajamkan pemahaman kiranya perlu juga dipilah-pilih antara satu dengan yang lainnya itu, misalnya mendidik, yaitu memberi contoh sikap keteladanan dalam kehidupan sehari-hari sehingga apa-apa yang dilakukan menjadi pola sikap yang mendasar dalam kehidupan peserta didik. Dengan kata lain guru mendidik dalam rangka menumbuhkan aspek efektif sikap dan nilai yang baik dalam diri siswa. Mengajar yaitu mentransfer berbagai pengetahuan dari berbagai sumber, sehingga terjadi perubahan pada diri siswa dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan seterusnya. Dengan kata lain guru mengajar dalam rangka mengembangkan aspek kognitif pengetahuan peserta didik. Melatih yaitu memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk teknis tentang suatu yang harus dilakukan siswa. Memberi contoh cara melakukannya untuk kemudian ditirukan oleh setiap siswa secara berulang-ulang. Pelatihan ini dilakukan dalam rangka mengembangkan aspek psikomotorik dalam diri siswa. Menilai yaitu mengukur proses belajar dan keberhasilan belajar siswa. Pengukuran atau penilaian ini perlu untuk dasar program tindak lanjut baik berupa perbaikan maupun pengayaan dan seterusnya.disamping memahami tugas profesi guru, pengawas juga hendaknya memahami tugas kemanusiaan yang dilakukan guru yaitu sebagai pengganti orang tua di sekolah atau sebagai orang tua kedua. Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, oleh sebab itu dalam melakukan pembinaan dibidang tugas kemanusiaan ini pengawas betul-betul berwawasan luas dan memiliki kearifan-kearifan tertentu.. Tugas lain yang juga harus dipahami oleh pengawas adalah bahwa guru juga memikul tugas kemasyarakatan atau kebangsaan yaitu aktif terlibat dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Begitu besar dan banyaknya tugas-tugas yang harus dilakukan guru di sekolah yang hendaknya dipahami, dihayati, dan dikuasai pula oleh pengawas. Karena, jika tidak bagaimana mungkin seseorang dapat berperan sebagai pembina. Para pengawas mutlak menguasai tugas-tugas yang dilakukan guru secara rinci, bahkan harus lebih dari itu, karena pengawas adalah gurunya guru. Artinya wawasan dan kemampuan guru baik dari segi teoritis maupun hal-hal yang bersifat praktis. d Sebagai motivator Peran penting lain yang harus dilakukan pengawas adalah memberi dorongan atau motivasi kepada orang-orang yang di supervisi agar terus mengembangkan wawasan dan kemampuan profesional serta meningkatkan kreatifitas dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, sebagai guru. Disamping dorongan yang berkaitan dengan peningkatan diri, juga perlu dorongan untuk mengembangkan kerjasama yang baik dan harmonis dengan semua personil dilingkungan sekolah dan aparat terkait di luar sekolah. Keharmonisan hubungan kerjasama dengan antara sesama guru serta pengawas akan sangat membantu kelancaran tugas guru yang bersangkutan. Salah satu tugas pengawas dalam kegiatan supervisi klinis terhadap guru adalah memperbaiki atau setidak-tidaknya menetralisir keadaan apabila terjadi ketidak harmonisan hubungan antara kepala sekolah dengan guru atau antar sesama guru. Atau kemungkinan juga masalah peserta didik yang mempunyai kelainan-kelainan tertentu sulit dihadapi oleh guru yang bersangkutan. Pengawas dalam memberikan motivasi hendaknya memahami betul hal- hal yang dihadapi guru,sehingga motivasi yang diberikan tepat sasaran dan bermanfaat bagi kelancaran pelaksanaan pendidikan disekolah yang menjadi tanggung jawab pembinaannya. Jika semua peran yang telah disebutkan di atas itu benar-benar dilaksanakan dengan komprehensif oleh kepala sekolah sebagai supervisor klinis kepada seluruh guru maka hasilnya akan baik. Dari berbagai uraian teori tentang supervisi klinis maka yang dimaksud dengan pelaksanaan supervisi klinis dalam penelitian ini adalah proses membimbing guru yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor yang bertujuan untuk membantu perkembangan profesional guru khususnya dalam meningkatkan kinerja guru tersebut, pelaksanaan supervisi klinis tersebut dapat diukur berdasarkan aspek yaitu aspek intern orang tersebut dan aspek lingkungan. 27 27 Yusuf A. Hasan, Mohammad Idrus, Siswanto Masruri, Pedoman Pengawasan Untuk Madrasah dan Sekolah Umum, Jakarta: CV. Mekar Jaya h. 75 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan supervisi klinis guna meningkatkan kinerja guru di SMPN 3 Ciputat

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan Jl. Ir. H. Juanda Ciputat Tangerang Selatan. Adapun schedule kegiatan penelitian dapat di rinci sebagai berikut: No Bulan Kegiatan 1 Desember 2009 Melakukan observasi dengan menanyakan tentang pelaksanaan supervisi klinis dalam meningkatkan kinerja guru yang dilakukan oleh kepala sekolah di SMPN 3 Tangerang Selatan 2 Januari 2010 Memberikan surat izin penelitian kepada pihak sekolah. 3 April 2010 Mengadakan wawancara dengan kepala sekolah tentang pelaksanaan supervisi klinis guna meningkatkan kinerja guru 4 Mei 2010 Menyebarkan angket ke seluruh tenaga pendidik di SMPN 3 Tangerang Selatan

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian adalah seluruh guru SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang berjumlah 56 orang dan kepala sekolah. Mengingat keterbatasan jumlah populasi, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel penelitian sehingga penelitian ini menggunakan sampel jenuhsensus.

D. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok dengan tujuan menggambarkan dan mengungkapkan to describe and axplore dan kedua menggambarkan dan menjelaskan to describe and explain. Sedangkan kuantitatif adalah metode yang dilakukan dengan mengggunakan angka- angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Adapun definisi deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti. Jika kuantitatif, maka teknik pengumpulan datanya menggunakan angket, sedangkan teknik wawancara menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini juga penulis menggunakan penelitian pustaka yaitu mengumpulkan mengenai teori disiplin kerja guru serta menggunakan penelitian lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian.