adalah profil IWF dari hasil yang ditunjukkan terlihat ada peningkatan kinerja link sekitar 16 persen.
2.4.2 Perencanaan Link
Berdasarkan penelitian Kasai dan Popov, 1986 yang telah tertuang didalalam AISC 2005, persamaan dalam menentukan panjang elemen link dan syarat rotasi
inelastik dapat diambil sebagai berikut: 1. Link Pendek link geser murni. e
≤ 1,6MpVp, γ
p
Kelelehan pada link jenis ini diakibatkan oleh geser, sehingga terjadi kerusakan fracture pada badan.
= 0,08 radian.
2. Link PanjangLink lentur murni, e ≥ 2,6MpVp, γ
p
Kelelehan pada link jenis ini diakibatkan oleh momen lentur, sehingga terjaditekukdan torsi lateral pada sayap.
= 0,02 radian.
3. Link kombinasi geser dan lentur, 1,6MpVp e 2,6MpVp. Sudut rotasi inelastik γ
p
M diperoleh dengan melakukan interpolasi antara 0,08
dan 0,02 radian seperti terlihat pada Gambar 2.7. Kelelehannya terjadi tergantung dari beban yang mendominasi.
p
= Z
x
. F
y
V 2.4
p
= 0,6 . F
y
.A
w
A 5
w
= d
b
– 2.t
f
t
w
dengan, M 2.6
p
Z = Momen plastis yang berkerja yang menyebabkan plastifikasi
x
F = Modulus penampang plastis
y
= Tegangan leleh baja
Universitas Sumatera Utara
V
p
A = Gaya geser yang berkerja yang menyebabkan plastifikasi
w
d = Luas penampang badan web
b
t = Kedalaman profil balok beam
f
t = Ketebalan sayap flange
w
= Ketebalan badan web
Seperti yang telah diurai diawal perilaku link akan sangat dipengaruhi oleh gaya yang bekerja. Namun Yurisman dkk 2010 membagi link menjadi empat jenis
antara lain dapat terlihat dalam Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Kategori Link Berdasarkan Strength Ratio Yurisman, dkk 2010
Jenis link Panjang link
Link geser murni e 1,6 MpVp
Link dominan geser 1,6 MpVp e 2,6 MpVp
Link dominan lentur 2,6 MpVp e 5,0 MpVp
Lentur Murni e 5 MpVp
γ
p
= 0,176- 0,06.Vp.eMp
Link Length, e
e =2,6MpVp e =1,6MpVp
0,02
γ
p
rad
0,08
Gambar 2.7 Hubungan Panjang Link Dengan Sudut Rotasi
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan-ketentuan perencanaan elemen link berdasarkan AISC.2005 adalah sebagai berikut:
1. Perbandingan antara lebar dan tebal profil harus mengacu pada Table I-8-1 AISC Seismic Provision 2005 tentang pembatasan rasio lebar dan tebal untuk
elemen tertekan. 2. Berdasarkan riset yang dilakukan tentang localbuckling pada link oleh
Okazaki, Arce, Ryu, dan Engelhardt, 2004 dan Richard, Uang, Okazaki, Engelhardt, 2004. Rasio lebar dan tebal sayap pada link untuk panjang 1,6
M
p
V
p
3. Kuat geser nominal Vn dari elemen link harus lebih kecil dari kuat geser plastis Vp sebagai berikut:
atau kurang dapat diperlonggar dari 0.30 ���
�
menjadi 0.38 ���
�
. Batasan baru ini sesuai dengan table B4.1 didalam peraturan AISC Seismic
Provision 2005.
a. Untuk e ≤ 2,6MpVp maka nilai untuk Vn = Vp.
b. Untuk e 2,6MpVp maka nilai untuk Vn = 2Mpe. Dimana nilai Mp dan nilai Vp diperoleh dari persmaan 2.4 dan 2.5.
4. Sesuai ketentuan LRFD, maka kekuatan geser nominal Vn harus lebih besar dari atau sama kuatnya dengan kuat geser Ultimit Vu dimana kuat geser
nominal harus dikalikan dengan suatu factor reduksi
ø
v
Sehingga kita dapatkan formulasi:
:
Vu ≤
ø
v
.Vn 2.7
Universitas Sumatera Utara
dengan, Vu = Kuat geser ultimit
ø
v
Vn = Kuat gesr nominal =
Faktor reduksi LRFD
5. Efek dari gaya axial pada link diabaikan apabila gaya axial yang diijinkan tidak lebih besar 15 persen dari kekuatan leleh nominal pada link atau dapat
dibentuk persamaan berikut: Pu
≤ 0.15 . Py 2.8 Py = Fy.Ag 2.9
dengan, Pu = Gaya aksial yang dijinkan Py = Gaya aksial nominal
Fy = Kuat leleh baja Ag = Luas penampang
2.4.3 Pengaku Link Link Stiffener