36
2.4 Metode Analisis Potensi Perekonomian Wilayah
Seorang perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis potensi ekonomi wilayahnya. Hal ini terkait dengan kewajibannya
disatu sisi menentukan sektor – sektor riil yang perlu dikembangkan agar perekonomian daerah tumbuh cepat dan sisi lain mampu mengidentifikasi faktor-
faktor yang membuat potensi sektor tertentu rendah dan menetukan apakah prioritas untuk menanggulangi kelemahan tersebut. Setelah otonomi daerah,
masing-masing daerah sudah lebih bebas dalam menetapkan sektor komoditi yang diprioritaskan pengembangannya. Kemampuan pemerintah daerah untuk
melihat sektor yang memiliki unggulan kelemahannya diwilayahnya semakin penting. Sektor yang memiliki unggulan, memiliki prospek yang lebih baik untuk
dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang analisis yang digunakan untuk menentukan potensi perekonomian
suatu wilayah adalah keunggulan komparatif, Location Quotient LQ dan Analisis Shif-Share SS.Tarigan, 2005:79
2.4.1 Metode LQ Location Quotient
Sasaran pembangunan ekonomi wilayah jangka panjang adalah terjadinya pergeseran pada struktur ekonomi wilayah yang terjadi akibat kemajuan
pembangunan suatu wilayah. Tidak semua sektor dalam perekonomian memiliki
37 kemampuan tumbuh yang sama. Oleh karena itu, perencana pembangunan
wilayah biasanya akan memanfaatkan sektor-sektor basis yang dianggap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Salah satu indikator yang mampu menggambarkan keberadaan sektor basis adalah melalui indeks LQ Location Quentient yaitu suatu indikator
sederhana yang dapat menunjukan kekuatan atau besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah atasnya atau wilayah
referensinya. Daryanto,Arif, 2010:20. Metode ini berguna untuk menentukan sektor unggulan dan sektor non-unggulan dengan cara menghitung perbandingan
antara pendapatan di sektor i pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua sektor didaerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas terhadap
total semua sektor diadaerah atasnya. Daerah bawah dan daerah atas yang dimaksud adalah daerah administratif Glasson dalam Tarigan,2005:79 misalnya
penelitian ini analisis dilakukan pada Tingkat Kota, maka daerah bawahnya adalah Kota dan Daerah atasnya adalah Provinsi. Ada dua cara untuk mengukur
LQ dari suatu sektor dalam suatu perkonomian wilayah yakni melalui pendekatan nilai tambah atau PDRB Produk Domestik Regional Bruto dan tenaga kerja.
Dalam literatur ekonomi wilayah disebutkan bahwa suatu sektor yang memiliki angka LQ 1 maka sektor tersebut merupakan sektor basis yang
menjadi kekuatan daerah untuk mengekspor produknya ke luar daerah bersangkutan. Sebaliknya jika LQ 1 , maka sektor tersebut menjadi pengimpor.
38 Sedangkan LQ = 1, maka ada kecenderungan sektor tersebut bersifat tertutup
karena tidak melakukan transaksi ke dan dari luar daerahwilayah, namun kondisi seperti ini sulit ditemukan dalam sebuah perkonomian wilayah.
Daryanto, Arif, 2010: 21.
2.4.2 Metode S-S Shift Share