32 masyarakat yang pada akhirnya akan tercipta kesejahteraan masyarakat
Kusuma, 2009 : 19.
2.3.2 Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terdapat proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Adanya pertumbuhan ekonomi
merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi dengan sendirinya juga akan membawa perubahan mendasar dalam struktur
ekonomi. Perbedaan antara kedua adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya
lebih bersifat kuantitatif yaitu adanya kenaikan standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan- perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor
perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan dan teknik. Mankiw, 2000: 21.
Dalam teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan dengan permintaan
terhadap barang dan jasa di luar daerah. Proses produksi di suatu sektor yang menggunakan sumber daya produksi lokal termasuk tenaga kerja dan bahan baku
33 serta outputnya diekspor akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, peningkatan
pendapatan perkapita dan penciptaan peluang kerja di daerah tersebut. Richardson dalam Usya, 2005: 45
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke-18 dipelopori oleh Adam Smith yang berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi yang disebabkan karena faktor
kemajuan teknologi dan perkembangan jumlah penduduk. Doktrin atau semboyan aliran klasik adalah ”laisser faire laisser passer” atau persaingan bebas. Artinya
pemerintah tidak campur tangan dalam perdagangan dan perekonomian. Menurut Smith dalam Adisasmita 2005:23, untuk berlangsungnya perkembangan
ekonomi diperlukan adanya spesialisasi atas pembagian kerja agar produktivitas tenaga kerja akan meningkat. Teori klasik yang ditemukan Adam Smith dalam
Tarigan 2005:47 menyatakan bahwa salah satu faktor yang menetukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk. Penduduk yang
bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Lebih lanjut, spesialisasi akan
meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan keuntungan. Dengan demikian, proses pertumbuhan akan terus berlangsung
sampai seluruh sumber daya termanfaatkan. Sementara itu David Ricardo dalam Tarigan 2005:57 mengemukakan
pandangan yang bertentangan dengan Adam Smith. Menurutnya, perkembangan penduduk yang berjalan cepat pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat
34 pertumbuhan ekonomi ketaraf yang rendah. Pola pertumbuhan ekonomi berawal
dari jumlah penduduk rendah dan sumber daya alam relatif melimpah. Secara garis besar, berdasarkan teori pertumbuhan klasik, dapat
disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat tergantung pada empat faktor, yaitu jumlah penduduk, akumulasi kapital, luas lahan dan
teknologi Priyarsono, Sahara dan M.Firdaus dalam Kusuma, 2009:14. Tahap- tahap pertumbuhan ekonomi dan hubungan antara jumlah penduduk dengan
produksi total dalam teori klaisk dapat digambarkan sebagai berikut. Produksi Total
I II
III IV
Jumlah Penduduk
Gambar 1. Hubungan antara Jumlah Penduduk dengan Produksi Total
Pada gambar 1, kurva Y menggambarkan fungsi produksi hipotetis dari suatu masyarakat. Fungsinya produksi tersebut menggambarkan hubungan antara
jumlah penduduk dan total produksi dalam wilayah tersebut, dengan asumsi bahwa jumlah modal dan luas lahan yang digunakan adalah tetap, dan tidak ada
kemajuan teknologi. Berdasarkan fungsi produksi tersebut, proses pertumbuhan
35 ekonomi dapat dibagi menjadi empat tahap. Tahap I adalah tahap dimana produksi
batas bertambah besar apabila jumlah penduduk bertambah. Tahap II merupakan tahap dimana produksi batas mencapai nilai maksimal dan mulai menurun apabila
penduduk bertambah. Tahap III adalah tahap dimana produksi batas besarnya lebih rendah dari pada produksi per kapita. Batas antara tahap II dan III
merupakan tingkatan pertumbuhan dimana pendapatan atau produksi per kapita mencapai nilai maksimal. Batas antara III dan IV adalah tingkat pertumbuhan
dimana pendapatan atau produksi total wilayah mencapai tingkat maksimal. Pada tahap IV, produksi total mengalami penurunan dan semakin lama akan semakin
kecil. Pada tahap ini pendapatan per kapita menjadi jauh lebih rendah dari pada pendapatan per kapita maksimal yang dicapai pada batas tahap II dan III. Pada
akhirnya tingkat stationary state akan tercapai, yaitu pada saat produksi per perkapita hanya cukup untuk hidup atau subsistence level.
Menurut Adam Smith dalam Kadariah 1985:67, yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan output GDP total, dan pertumbuhan
penduduk. Smith melihat sistem produksi suatu negara terdiri dari 3 unsur pokok, yaitu 1 sumber-sumber alam yang tersedia faktor produksi tanah, 2 sumber-
sumber manusiawi jumlah penduduk. Jumlah penduduk meningkat apabila tingkat upah lebih tinggi dari pada tingkat upah subsistensi, yaitu tingkat upah
minimal untuk seseorang agar dapat mempertahankan hidupnya, 3 stok barang kapital yang ada.
36
2.4 Metode Analisis Potensi Perekonomian Wilayah