Pertumbuhan Dan Daya Saing Sektor-Sektor Unggulan Kota

65 Pengangkutan dan komunikasi

1.89 1.93

Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

3.03 2.87

Jasa-jasa 2.68 2.52 Sumber ;BPS Kota Tangerang Selatan 2008 Diolah Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan pendekatan Location Quotient LQ, sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan di kota tangerang selatan berdasarkan yang terunggul adalah, 1. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, 2. Sektor jasa-jasa, 3. Sektor bangunan, 4. Sektor pengangkutan dan komunikasi, 5. Sektor perdagangan, hotel dan restoran, 6. Sektor listrik, gas dan air bersih.

5.1.3 Pertumbuhan Dan Daya Saing Sektor-Sektor Unggulan Kota

Tangerang Selatan Berdasarkan Analisis Shift Share 5.1.3.1 Pertumbuhan Total PDRB Kota Tangerang Selatan Dan Provinsi Banten Persentase pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan pada periode 2007-2008 menunjukkan peningkatan kontribusi sebesar 7,24 persen Tabel 2. Pada tahun 2007 nilai riil PDRB Kota Tangerang Selatan atas harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp 4.39 triliun dan meningkat pada tahun 2008 menjadi Rp. 4,71 triliun, sehingga pada periode 2007-2008 terjadi peningkatan dengan pertumbuhan sekitar Rp.317 miliar atau 7,24 persen. Pada tabel 5 menunjukkan bahwa persentase pertumbuhan sektor perekonomian tertinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 14,66 persen. Pada tahun 2007 kontribusi yang diberikan terhadap PDRB 66 Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp. 1,14 triliun dan meningkat menjadi Rp.1.31 triliun pada tahun 2008, sehingga pada periode 2007-2008. Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Tangerang Selatan tumbuh sangat pesat karena bermunculannya pusat-pusat perbelanjaan baru dari awal tahun 2007 sampai tahun 2008 masih marak di wilayah Kota Tangerang Selatan. Sektor ini juga merupakan sektor dengan pertumbuhan tertinggi jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Sub sektor perdagangan besar dan eceran merupakan motor utama pada sektor tersebut, dimana kontribusi NTB-nya PDRB mencapai 16,08 persen pada tahun 2008. Dan sub sektor restoran mengalami pertumbuhan 12,29 persen dengan peranan sebesar 12,40 persen terhadap total PDRB. Tabel 5. Perubahan PDRB Kota Tangerang Selatan Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2007 dan 2008 juta rupiah Lapangan Usaha PDRB 2007 PDRB 2008 ∆ PDRB Persen Pertanian 44,001.03 43,892.23 -108.80 -0.25 Pertambangan dan penggalian 1,069.88 1,076.56 6.68 0.62 Industri pengolahan 933,461.05 935,085.02 1,623.97 0.17 Listrik, gas dan air bersih 184,743.51 194,447.48 9,703.97 5.25 Banggunan 319,450.27 326,480.24 7,029.97 2.20 Perdagangan, hotel dan restoran 1,146,690.37 1,314,808.14 168,117.77 14.66 Pengangkutan dan komunikasi 778,686.27 820,451.71 41,765.44 5.36 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 438,010.21 490,496.60 52,486.39 11.98 Jasa-jasa 545,877.46 583,018.15 37,140.69 6.80 Total PDRB 4,391,990.06 4,709,756.14 317,766.08 7.24 Sumber. BPS Kota Tangerang Selatan 2008 diolah 67 Persentase pertumbuhan sektor perekonomian terendah adalah sektor pertanian yang tumbuh sebesar -0,25 persen. Pada tahun 2007 kontribusi yang diberikan terhadap PDRB Kota Tangerang Selatan adalah sebesar Rp. 44 miliar dan menurun pada tahun 2008 menjadi Rp 43,8 miliar, serta penurunan PDRB sebesar -108,8 miliar. Pada tahun 2008 kontribusi sub sektor pertanian tidak ada yang mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007, semuanya turun meskipun tidak signifikan, kecuali sub sektor perikanan yang mempunyai peranan tetap seperti tahun sebelumnya yaitu 0,03 persen. Penurunan paling besar terdapat pada sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya yang kontribusinya turun menjadi 0,39 persen. Pertumbuhan sektor pertanian tahun 2008 sebesar -0,25 persen. Semua sub sektor mengalami pertumbuhan yang negatif, hanya sub sektor tanaman perkebunan yang mengalami pertumbuhan yang positif sebesar 0,24 persen. Hal ini menyebabkan keberadaaan sektor pertanian semakin lama menghilang di Kota Tangerang Selatan. Pada pertumbuhan PDRB di Provinsi Banten yang mengalami peningkatan sebesar Rp.3,78 triliun yaitu sebesar 5,81 persen pada periode 2007- 2008. Pada tahun 2007 nilaii riil PDRB Provinsi Banten atas harga konstan 2000 adalah sebesar Rp.65,04 triliun dan meningkat pada tahun 2008 menjadi Rp.68,83 triliun. 68 Tabel 6. Perubahan PDRB Provinsi Banten Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2007 dan 2008 juta rupiah Lapangan Usaha PDRB 2007 PDRB 2008 ∆ PDRB Persen Pertanian 5,242,350.50 5,408,861.73 166,511.23 3.17 Pertambangan dan penggalian 69,292.80 79,151.12 9,858.32 14.22 Industri pengolahan 31,496,751.70 32,225,075.20 728,323.50 2.31 Listrik, gas dan air bersih 2,629,581.30 2,833,527.01 203,945.71 7.755 Banggunan 1,880,273.90 2,010,388.56 130,114.66 6.91 Perdagangan, hotel dan restoran 12,800,800.90 14,202,996.50 1,402,195.60 10.95 Pengangkutan dan komunikasi 5,780,569.90 6,200,675.31 420,105.41 7.26 Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 2,138,061.80 2,489,875.78 351,813.98 16.45 Jasa-jasa 3,009,098.00 3,380,093.59 370,995.59 12.32 Total PDRB 65,046,775.80 68,830,644.80 3,783,869.00 5.81 Sumber. BPS Provinsi Banten Tahun 2008 diolah Sektor perekonomian yang laju pertumbuhannya terbesar adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 16,45 persen. Sektor ini memiliki PDRB senilai Rp. 2,13 triliun di tahun 2007 dan meningkat menjadi Rp.2,48 triliun pada tahun 2008. Sedangkan laju pertumbuhan perekonomian terendah terjadi pada sektor pertanian yaitu 3,17 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki perubahan PDRB terbesar yaitu sebesar Rp. 1,40 triliun . nilai ini diperoleh darii selisih antara PDRB sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2008 sebesar Rp. 14,20 triliun dengan PDRB sektor yang sama tahun 2008 sebesar Rp. 12,80 triliun. Perubahan PDRB terendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 69 Rp 9,58 miliar yang didapat dari selisih antara PDRB sektor tersebut pada tahun 2008 sebesar Rp. 79,15 miliar dengan PDRB sektor yang sama pada tahun 2007 sebesar Rp.69,29 miliar.

5.1.3.2 Rasio PDRB Total dan Sektoral Kota Tangerang Selatan Dan Provinsi Banten Tahun 2007-2008

Secara garis besar , dapat dilihat bahwa selama periode 2007-2008 kontribusi seluruh sektor perekonomian di Kota Tangerang Selatan maupun Provinsi Banten mengalami peningkatan. Setiap sektor memiliki Rasio yang berbeda-beda, baik pada PDRB Kota Tangerang Selatan maupun PDRB Provinsi Banten. Rasio tersebut tercermin dari nilai Ra, Ri, ri. Nilai Ra didapat dari perhitungan selisih antara jumlah PDRB Provinsi Banten tahun 2008 dengan jumlah PDRB Provinsi Banten Tahun 2007 dibagi dengan jumlah PDRB Provinsi Banten Tahun 2007. Antara tahun 2007-2008, nilai Ra adalah sebesar 0.05 tabel 4. Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten meningkat sebesar 0,05 Nilai Ri diperoleh dari hasil perhitungan selisih antara PDRB Provinsi Banten sektor i pada tahun 2008 dengan PDRB Provinsi Banten sektor i pada tahun 2007 dibagi dengan PDRB Provinsi Banten sektor i pada tahun 2007. Seluruh sektor perekonomian di Indonesia memiliki nilai Ri yang positif karena terjadi peningkatan kontribusi pada masing-masing sektor perekonomian. 70 Tabel 7. Rasio Kota Tangerang Selatan Dan Provinsi Banten Nilai Ra, Ri, dan ri Lapangan usaha Ra Ri ri Pertanian 0.05 0.03 0.002 Pertambangan dan Penggalian 0.05 0.14 0.006 Industri Pengolahan 0.05 0.02 0.001 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.05 0.07 0.05 Banggunan 0.05 0.06 0.02 Perdagangan, Hotel dan Restoran 0.05 0.1 0.14 Pengangkutan dan Komunikasi 0.05 0.07 0.05 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.05 0.16 0.11 Jasa-Jasa 0.05 0.12 0.06 Sumber. BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2007 dan 2008 diolah Nilai Ri paling besar terdapat pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 0,16. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan adalah yang terbesar di Provinsi Banten. Sedangkan nilai Ri terkecil terdapat pada sektor pertanian, yaitu sebesar 0,03 karena adanya konvensi lahan yang menjadi pusat perdagangan, pemukiman dan industri. Nilai ri di dapat dari perhitungan selisih antara PDRB sektor i di Kota Tangerang Selatan tahun 2008 dengan PDRB sektor i di Kota Tangerang Selatan tahun 2007 dibagi dengan PDRB sektor i di Kota Tangerang Selatan tahun 2007. Berdasarkan tabel 7, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan kontribusi sehingga semua sektor memiliki nilai ri yang positif. Nilai ri terbesar ditempati oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 71 sebesar 0,14 karena sektor ini sangat meningkat pesat ditiap tahunnya dan masih marak dan berkembang sampai sekarang. Diantaranya sub sektor perdagangan besar dan eceran merupakan motor utama pada sektor tersebut menyebabkan bermunculannya pusat-pusat perbelanjaan pada skala besar maupun skala kecil di Kota Tangerang Selatan.

5.1.3.3 Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2007-2008

Dalam pembangunan wilayah Kota Tangerang Selatan, dipengaruhi oleh faktor komponen pertumbuhan wilayah. Komponen tersebut terdiri dari komponen Pertumbuhan RegionalPR, Komponen Pertumbuhan Proposional PP dan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW. Jika ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut bernilai positif, maka laju pertumbuhan sektor- sektor perekonomian di Kota Tangerang Selatan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Komponen pertumbuhan regional merupakan hasil kali antara rasio PDRB Provinsi Banten dengan PDRB sektor i pada Kota Tangerang Selatan tahun 2007. Komponen ini dapat terjadi karena adanya perubahan kebijakan ekonomi ditingkat Provinsi. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh adanya perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor di Kota Tangerang Selatan. Jika ditinjau secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten tahun 2007-2008 telah mempengaruhi peningkatan PDRB Kota Tangerang Selatan sebesar Rp. 4,39 triliun 25 persen. 72 Tabel 8. Analisis shift share Menutut Lapangan Usaha di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional, Tahun 2007- 2008 lapangan usaha PRij PRij Persen Pertanian 2200.052 5 Pertambangan dan Penggalian 53.494 5 Industri Pengolahan 46673.05 5 Listrik, Gas dan Air bersih 9237.176 5 Banggunan 15972.51 5 Perdagangan, Hotel dan Restoran 57334.52 5 Pengangkutan dan Komunikasi 38934.31 5 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 21900.51 5 Jasa-Jasa 27293.87 5 Total 219599.5 5 Sumber.BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 diolah Berdasarkan Tabel 8, semua sektor ekonomi di Kota Tangerang Selatan mengalami peningkatan Kontribusi dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp.286,67 miliar. Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan nilai Pertumbuhan Regional PR sebesar Rp 267,47 juta. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembangunan Kota Tangerang Selatan sebagai Kota mandiri. Dari analisis sebelumnya sektor perdagangan, hotel dan restoran pun mejadi sektor yang terus berkembang dan pertumbuhannya meningkat. Komponen pertumbuhan proposional sebagai komponen pertumbuhan wilayah yang kedua. Komponen ini didapat dari hasil kali antara PDRB Kota 73 Tangerang Selatan sektor i Tahun 2007 dengan selisih antara Ri dan Ra. Hasilnya perhitungannya dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha Di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proposional, Tahun 2007-2008 Lapangan Usaha PPij PPij Persen Pertanian -880.021 -2 Pertambangan dan Penggalian 96.2892 -9 Industri Pengolahan -28.003.8 -3 Listrik, Gas dan Air bersih 3.694.87 2 Banggunan 3.194.503 1 Perdagangan, Hotel dan Restoran 57.334.52 5 Pengangkutan dan Komunikasi 15.573.73 2 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 48.181.12 11 Jasa-Jasa 38.211.42 7 Total 35.135.92 0.8 Sumber.BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 diolah Jika dilihat dari tabel 9, sektor unggulan dengan nilai PP positif PPij0 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 57,33 miliar 5 persen. Sektor ini merupakan sektor unggulan yang pertumbuhannya cepat. Sementara itu sektor unggulan lainnya memiliki nilai PP negatif adalah sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sektor pertanian memiliki nilai PP Rp.-880,02 miliar -2 persen, hal ini dikarenakan wilayah Kota Tangerang Selatan bukan menjadi leading sektor bagi pengembangan wilayah, terlihat semakin sempitnya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi daerah jasa, pemukiman dan perdagangan. Sektor industri pengolahan memiliki nilai PP sebesar Rp. -28 miliar -3 persen., hal ini disebabkan karena peran Kota Tangerang Selatan terhadap sektor industri tidak 74 memenuhi kapasitas sebagai industri pengolahan, sehingga wilayah Tangerang Selatan hanya sebagai ekportir dari wilayah lainnya. Kedua sektor non unggulan tersebut tergolong sektor yang pertumbuhannya lambat PPij 0. Semua sektor yang unggulan dan non unggulan memiliki nilai PP yang positif sehingga sektor- sektor tersebut memiliki pertumbuhan yang cepat. Untuk komponen pangsa wilayah, sektor yang memiliki nilai PPWij 0 tergolong sektor yang memiliki daya saing baik, sedangkan untuk sektor yang memilki nilai PPWij 0 maka sektor tersebut termasuk sektor yang mempunyai daya saing kurang baik . dalam tabel 7, sektor yang mempunyai nilai PPWij 0 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Lihat pada tabel 10. Tabel 10. Analisis Shift Share Menurut Lapangan Usaha Di Kota Tangerang Selatan Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2007-2008 lapangan usaha PPWij PPWij Persen Pertanian -1320.03 -3 Pertambangan dan Penggalian -149.783 -14 Industri Pengolahan -18669.2 -2 Listrik, Gas dan Air Bersih -3694.87 -2 Banggunan -12778 -4 Perdagangan, Hotel dan Restoran 45867.61 4 Pengangkutan dan Komunikasi -15573.7 -2 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan -21900.5 -5 Jasa-Jasa -32752.6 -6 Total 87839.8 2 Sumber. BPS Kota Tangerang Selatan Tahun 2008 diolah Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran secara ekonomi dapat bersaing dengan baik dengan sektor ekonomi yang sama di 75 Kabupaten Kotamadya lain di Profinsi Banten. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai laju pertumbuhan pangsa wilayahnya terbilang baik sebesar 4 persen dibandingkan dengan sektor-sektor unggulan maupun sektor non unggulan yang bernilai negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor – sektor yang nilai PPWij 0 memiliki daya saing kurang baik pada wilayah pembandingnya yaitu Propinsi Banten yang lebih luas.

5.1.4 Potensi Dan Prospek Sektor Pertanian di Kota Tangerang Selatan