40
Sumber : Priyarsono, sahar dan M. Firdaus 2007
Gambar 2 Model Analisis shift-share
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian dengan pendekatan Location Quentient LQ dan Analisis Shift- Share S-S sudah ada dilakukan sebelumnya, seperti penelitian yang telah
dilakukan oleh Usya 2005 dengan judul ”Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di Kabupaten Subang”. Menggunakan metode LQ
dan Analisis Shift - Share menyimpulkan bahwa di Kabupaten Subang terdapat 4 sektor basis, yaitu Sektor Pertanian, Sektor BangunanKontruksi, Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Sektor Jasa-Jasa. Selain itu, Usya menyimpulkan bahwa tidak terjadi perubahan struktur ekonomi di Kabupaten
Subang, ditandai dengan peranan sektor primer yang tetap mendominasi perekonomian Kabupaten Subang walaupun pertumbuhannya lambat.
Komponen Pertumbuhan Nasional
Wilayah ke-j Sektor ke- i
Wilayah ke-j Sektor ke- i
Komponen Pertumbuhan Proposional
Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah
Maju
Lambat
41 Adhitia Kusuma Negara 2009 dengan judul “Kontribusi Sektor-Sektor
Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Tangerang Periode 2003-2007” pada penelitian ini tujuan yang diambil yaitu 1 mengidentifikasi
sektor-sektor unggulan di Kabupaten Tangerang 2 menganalisis pertumbuhan dan daya saing sektor- sektor unggulan tersebut, serta 3 merumuskan kebijakan
pemerintah Kabupaten Tangerang dalam meningkatkan sektor-sektor yang dinilai strategis di Kabupaten Tangerang. Data yang digunakan adalah data PDRB
Kabupaten Tangerang periode 2003-2007 dan data PDRB Provinsi Banten 2003- 2007 menurut sektor –sektor ekonomi. Metode analisis yang digunakan adalah
pendekatan Location Quetion dan analisi Shift Share. Hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan location quetient menunjukan bahwa sektor-sektor
ekonomi yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Tangerang berdasarkan terunggul adalah sektor listrik, gas dan air bersih; sektor industri pengolahan;
sektor pertanian serta sektor jasa-jasa. Berdasarkan analisis shift share, sektor unggulan yang mengalami pertumbuhan yang cepat hanya sektor jasa-jasa
Ppij 0. Walaupun demikian , sektor jasa-jasa bukanlah sektor ekonomi yang pertumbuhannya paling cepat. Sektor-sektor yang mengalami pertumbuhan
tercepat justru terdapat pada sektor non unggulan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor non unggulan bangunan, serta sektor non unggulan
pengangkutan dan komunikasi. Dilihat dari daya saingnya, semua sektor ekonomi mempunyai daya saing yang baik PPWij 0. Namun, dari seluruh sektor
42 unggulan hanya sektor listrik, gas dan air bersih yang memiliki daya saing
tertinggi, Jika diurutkan sektor yang daya saingnya tertinggi yaitu: sektor unggulan listrik, gas dan air bersih, sektor non unggulan pengangkutan dan
komunikasi serta sektor non unggulan perdagangan, hotel dan restoran. Dari seluruh sektor-sektor unggulan di Kabupaten Tangerang , tidak
semua sektor unggulan mempunyai penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Sektor- sektor ekonomi yang menyerap tenaga kerja yang tinggi adalah sektor non
unggulan perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor unggulan industri dan sektor unggulan jasa-jasa. Oleh karena itu meningkatkan perekonomian
Kabupaten Tangerang, pemerintah memprioritaskan dan mengembangkan sektor jasa-jasa, karena selain sektor tersebut merupakan sektor unggulan yang
mempunyai pertumbuhan yang cepat dan berdaya saing tinggi, sektor tersebut menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
Cholif Prasetio Wicaksosno 2010 dalam skripsi yang berjudul “ Analisis Disparitas Pendapatan Antara KabupatenKota Dan Pertumbuhan Ekonomi Di
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2003-2007”. Pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah secara keseluruhan terus mengalami peningkatan pada tahun 2003 hingga
2007 pertumbuhan ekonomi Propinsi Jawa Tengah sekitar 5, sedangkan pertumbuhan ekonomi KabupatenKota di Propinsi Jawa Tengah masih banyak
yang berada di bawah 5. Perbedaan pertumbuhan ekonomi tiap daerah di Propinsi Jawa Tengah mengidentifikasikan adanya disparitas pendpatan.
43 Disparitas pendapatan antar daerah dapat meyebabkan permasalah
pembanguan dan ketidakstabilan perekonomian. Penelitiann ini bertujuan untuk menganalisis besarnya disparitas antar daerah dan pertumbuhan ekonomi
KabupatenKota, menganalisis sektor-sektor yang berpotensi dikembangkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi, mengklasifikasi daerah dan sektor-sektor
KabupatenKota di Propinsi Jawa Tengah berdasarkan laju pertumbuhan dan pendapatan perkapitanyakontribusinya. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis pertumbuhan ekonomi, Locatoin Quotient LQ, Shift Share SS, Tipologi Klassen, Indeks Williamson dan Indeks Theil.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian termasuk sektor yang berpotensi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi tiap KabupatenKota di Propinsi Jawa Tengah. Masih banyak daerah Propinsi Jawa Tengah yang tergolong dalam daerah relatif tertinggal, tercatat
sebanyak 14 kabupaten termasuk daerah relatif tertinggal. Disparitas pendapatan antar daerah di Propinsi Jawa Tengah tahun 2003-2007 tergolong tinggi 0,5
dan mengalami kecenderungan menurun. Sementara itu hipotesis ‘U’ kuznets yang menggambarkan hubungan antara pertumbuhan dengan ketimpangan tidak
berlaku di Propinsi Jawa Tengah. Berdasarkan temuan tersebut saran yang disampaikan untuk mengurangi disparitas pendapatan antar KabupatenKota
adalah menerapkan kebijakan pembagian yang memprioritaskan pada daerah- daerah yang relatif tertinggal.
44 Sondari 2007 dengan judul ”Analisis Sektor Unggulan Dan Kinerja
Ekonomi Provinsi Jawa Barat Periode 2001-2005” menggunakan metode analisis LQ dan hasilnya menyimpulkan bahwa selama kurun waktu 2001-2005, sektor
yang menjadi sektor basis dan merupakan sektor unggulan di Provinsi Jawa Barat yaitu Sektor Listrik, Gas Dan Air Bersih, Sektor Industri Pengolahan serta Sektor
Perdagangan, Hotel dan Restoran.
2.5 Kerangka Pemikiran